Raut mata Rezna kini berbinar-binar melihat ke kasihnya datang ke cafe.
"Eh, Hana. Lu datang juga ke sini?" tanya Daniel dengan tangan memegang pipu.
Rezna bingung dan menatap ke arah Hana dan Daniel, "Kamu kenal Hana, Beb?" tanya Rezna dengan menatap Daniel dengan penasaran.
"Ah, iya aku kenal beb. Dia-"
"Aku kenal Daniel waktu masa sekolah dasar di kelas tiga, waktu itu kita satu kelas. Rez," ucap Hana dengan nada datar.
Rezna kini menatap Hana dengan tidak percaya, Syla mengetuk jari di atas meja dengan wajahnya melihat ke arah jendela.
"Oh, Hana kok lu ngga cerita tentang masa kecil gitu kek kita? Padahal gue sudah cerita tentang apapun sama lu, lah lu ngga cerita tentang lu atau apa gitu?" tanya Rezna dengan wajah penasaran.
Hana memikirkan untuk menghindari pertanyaan yang membosankan itu, Hana meneguk segelas choco yang di pesannya.
"Hmmm," gumam Hana. Rezna melihat teman di depannya dengan memegang tangannya, dan seketika raut wajah berubah menjadi seekor harimau yang menangkap mangsanya dengan cepat.
Suara pintu bel cafe berbunyi banyak pelanggan berlalu lalang ke dalam dan keluar cafe, suara hentakan langkah kaki berbunyi mendekat ke arah tempat kursi Hana dan teman-temannya.
"Halo, selamat siang," ucap Seseorang yang berdiri di samping meja.
Syla menengok ke arah sumber suara yang di dengarnya.
"Juan, dan kau siapa?" tanya Syla melihat ke arah cowok yang di panggilnya dengan wajah berkaca-kaca, dan melirik ke satu cowok di samping cowok yang di sebutkan Syla.
Juan melihat wanita yang duduk sendiri dengan pakaian dan aksesoris yang di kenakan wanita itu.
"Hana, ya?" tanya Seorang pria yang selalu melihat ke arah wanita yang sedang melihat ke arah jendela.
Hana langsung menengok panggilan seseorang yang memanggil namanya, dan memberikan tersenyum kecil.
"Oh Hana, kau ngapain ke sini? Lah biasanya lu ngga mau ke tempat beginian, wah-wah mencurigakan sekali!" kata Pria berambut berwarna Kecoklatan.
Hana menatap pria yang sedang berbicara kepadanya, dan pria itu sedikit terkejut dengan tatapan dari seorang wanita.
"Hay kenalkan namaku Syla, wanita di sampingku Rezna dan kekasih di sebelahnya bernama Daniel, dan depanku Hana. Mari duduk," kata Syla mencairkan suasana.
Juan duduk di samping wanita yang sedang melamun, namun lengannya di tahan oleh wanita yang mengundang dirinya. Pria berambut berwarna kecoklatan duduk di samping wanita yang di sapanya.
"Daniel sudah lama, ya?" ucap Pria di samping wanita yang terus-menerus menopang dagu.
"Eh, Crish. Gue kira siapa? Iya sudah lama kita ngga kumpul, haha. Omong-omong, mana wanita yang lu bilang?" tanya Daniel, menatap pria di samping wanita yang sedang menopang dagu.
Semua orang di sekitar Hana menatap ke arah pria yang sedang mengalikan pembicaraan.
"Haha, oh ya. Hana sekarang tubuh lu langsing (alias kurusan) memang lu ngga pernah makan di rumah apa?" ejek Chris yang terus-menerus menatap wanita di sampingnya.
Rezna dan Syla tampak kesal yang di katakan pria di samping wanita, Hana menyadari tatapan yang begitu kuat dari orang di depannya.
"Haha, apaan dah Chris? Oh ya, kemarin lu bilang ama gue di chat katanya lu minta tolong ke gue ada keperluan sesuatu, yuk kita pergi sekarang!" kata Hana bangkit dari kursi, mengambil tas dan menarik tangan Chris.
"Eh, ergh." Chris tampak ragu dan menatap ke arah Hana, Hana memberikan kode mata ke Chris.
"Eh, iya. Ayo Han kita pergi nanti ke buruan itu sudah sold out." jawab Chris, bangkit dari kursi.
Juan buru-buru menahan tangan wanita yang bernama Hana, dan ia sgera bangkit dari kursi tapi di tahan oleh wanita di sampingnya. Hana berusaha melepaskan tangan Juan dengan susah payah.
"Juan lepaskan tanganmu dari Hana!" kata Chris, membantu Hana melepaskan genggaman tangan pria di depannya.
Juan menyingkirkan tangan wanita di sampingnya, dan berkata "Hana, kamu benar-benar akan pergi sama dia (Chris)? Padahal aku bisa mengantarmu ke manapun yang kamu sukai, jawab aku. Han" tanya Juan. Hana tidak menjawab pertanyaan pria yang tidak ingin ia temui.
"Ergh, mm. Kita pergi dulu ya, selamat menikmati makan siang kalian. Bye semua." kata Chris menarik lengan Hana.
Hana dan Chris berjalan meninggalkan cafe yang tadi di kunjungi mereka, berjalan kaki di tengah-tengah kerumunan masyarkat. Kami berbincang-bincang kecil dengan menikmati waktu berdua di bawah sinar matahari yang cukup terik.
"Hana bagaimana kabarmu akhir-akhir ini? Omong-omong, aku dengar dari Juan sikapmu ada yang aneh gitu?" tanya Chris dengan berhenti di lampu merah, menunggu lampu jalan kaki menyala berwarna hijau.
"Aneh gimana? Biasa aja tuh, oh ya. Gue dengar dari teman lu katanya lu sudah menikah?" balas Hana, mengikuti orang-orang yang tadi di sekitar nya menyebrang jalan.
Chris ikut menyebrang jalan, semua orang bolak-balik ke suatu tempat ke tempat lain. Chris dan Hana melanjutkan perjalanan mereka ke suatu tempat yang tidak jauh dari cafe yamh tadi di kunjunginnya.
"Iya, gue sudah menikah dan istri gue teman kita waktu masa sekolah dulu, Han. Gue sebenarnya terpaksa menikah sebelum target waktu gue bicarakan ama lu dulu, yah bokap gue (Ayahnya) itu keras kepala dan karena perusahaan bokap hampir gulung tikar (bangkrut) terpaksa gue menikah deh," jelas Chris.
Hana mengetahui kebiasaan buruk teman kecil di sampingnya, memasukkan ke dua tangan ke dalam saku dan di balik raut wajah pasti ada sesuatu yang di sembunyikannya. Hana berhenti dan melihat ke arah sebrang jalan sebuah kedai kecil yang menarik minat Hana untuk ke sana.
"Hng, Hana? Kemana dia pergi lagi?" Chris mencari sekelilingnya.
"Aduh, kebiasaan selalu berhenti tiba-tiba tuh,"
Chris berjalan ke belakang dan berhenti di samping wanita yang sedang serius melihat kedai kecil tanpa pelanggan satupun di sana.
"Ada apa Han?" tanya Chris ikut melihat ke arah kedai kecil itu.
Hana menyadari Chris di sampingnya dan berjalan meninggalkan pria yang sedang melihat kedai kecil di sebrang jalan.
"Aku bisa melihat kalung bermata biru, dan sebuah cincin di kedai kecil itu, mungkinkah itu barang yang selama ini aku cari. Ah tidak mungkin? Tapi aku merasa ada kekuatan gelap di sana, haruskah aku harus memastikan hal tersebut!" guman Hana mengigit jari telunjuknya.
Chris berlari menghampiri wanita yang tadi bersamanya dengan berlari menuju wanita bernama "Hana" itu.
"Hana?" panggilnya dengan nada lantang.
Hana mulai berhenti di samping tiang lampu merah, dan berjalan ke sebrang jalan menuju kedai yang tadi di lihatnya. Seketika ingin berjalan kedai itu, tiba-tiba kedai itu hilang bersamaan barang-barang yang akan di jual. Hana geram dan berlari menuju kedai itu dengan melihat sekeliling sekitar kedai itu buka.
"Sial aku terlambat lagi, padahal sedikit lagi aku mendapatkan itu," gumam Hana kesal. Dia berbalik badan, namun ia bertabrakan dengan seseorang di depannya.
"Aduh, maaf-maafkan saya. Saya tidak sengaja menabrak Anda, Tuan atau Nyonya," kata Hana menundukkan kepala.
"Kamu Hana, kan?" tanya Seseorang yang berdiri di depan Hana.
Hana mengusap kepala yang terbentur badan seseorang di depannya. Ia mengangkat kepala melihat seseorang berbicara kepadanya.
"Hgn, siapa, ya? Eh, ergh, ich. Aku kok lupa, Anda siapa ya?" tanya Hana.
Seseorang itu melihat sekitar dan menarik lengan wanita di depannya dengan wajah kebingungan.
"Eh, saya mau di bawa kemana?" tanya Hana berontak.
Pria itu semakin kuat memegang tangan wanita di depannya, Hana semakin berontak dengan berbagai cara. Namun kekuatannya berbeda jauh dengan pria yang sedang menarik tangannya, Pria itu langsung mengendong tubuh kecil Hana dan membawanya ke suatu tempat.
.
.
.
Happy Reading~
Bersambung ...
Follow me instagram: @rkyoz9