"Udah nak, nggk usah dengerin Radit. Kalo Radit mah tiap hari udah makan puding terus." Ucap sang Bunda. "Nggk papa tante, aku udah mulai terbiasa sama sikap Radit." Balas Azizah. Radit pun hanya memilih diam menyimak percakapan keduanya dengan memasang wajah datar. "Mulai sekarang kamu panggil tante dengan panggilan Bunda aja ya." Ucap Bunda dengan senyum ramahnya. "I-iya Bunda." Jawab Azizah gugup. Tanpa mereka sadari Radit tersenyum tipis melihat keakraban keduanya, hatinya begitu senang melihat 2 bidadarinya bercanda gurau. "Yaudah sekarang kita makan dulu, pudingnya dimakan nanti kalo udah pada makan ya." Ujar sang Bunda. Mereka berdua pun mengangguk paham, lalu memulai makan dengan tenang tanpa ada yang bersuara. Setelah semuanya menyelesaikan makanannya masing-masing, akhirnya mereka bertiga menuju keruang tamu.
Diruang tamu, Azizah duduk disamping Bunda sedangkan Radit yang duduk diseberangnya. Sang Bunda menyuapi Azizah puding buatannya, Radit pun hanya memperhatikan gerak-gerik keduanya. "Berasa jadi anak pungut deh kalo kayak gini terus." Cibir Radit. Mendengar itupun sang Bunda menatap Radit dengan senyum meledek. "Bunda, aku udah kenyang sekarang gantian suapin Radit aja." Ucap Azizah. Melihat itupun Radit tersenyum senang karena sang Bunda akan menyuapinya. "Eh, tapi kan pudingnya tinggal sedikit jadi buat Bunda aja ya.?" Tanpa menunggu respon Radit, akhirnya sang Bunda langsung memakan habis sisa pudingnya. Melihat puding kesukaannya habis tak tersisa Radit memasang wajah cemberutnya. "Emmt, Bunda.? Ini udah sore Azizah pamit pulang dulu ya, soalnya Ayah pesan kalo sebelum maghrib harus udah dirumah." Pamit Azizah pada sang Bunda. "Ouh gitu nak.? Yaudah biar dianterin Radit, hati-hati ya dijalan. Dan kalo ada waktu, tolong mampir kesini." Ucap sang Bunda.
Skip>>
Diperjalan Azizah mencoba untuk membujuk Radit agar mau berbicara namun tak direspon, hingga akhirnya Azizah memilih untuk pura-pura sakit perut. "Aduuuhhh, Dit perut aku sakit banget nih." Rintih Azizah yang sontak membuat Radit harus rem mendadak. "Kamu kenapa.? Apanya yang saki.? Jangan diem aja donk ayo dijawab." Ucap Radit dengan nada khawatir. Melihat Radit sangat khawatir seperti itu, seolah hiburan untuk Azizah hingga Azizah tak bisa mengontrol dirinya dan tertawa lepas. "Hahaahhaaa, kamu gemeshin banget sih." Ucap Azizah mencubit kedua pipi Radit gemash. "Kamu boongin aku ya.?" Tanya Radit kesal. "Maaf ya, sekarang jangan ngambek lagi. Aku minta maaf ya, dimaafin kan.?" Tanya Azizah memelas. "Iya deh aku maafin." Singkat Radit. Azizah yang telah dimaafkan langsung memeluk erat Radit dan dibalas hangat oleh Radit. "Yaudah, kita pulang sekarang yuk.?" Ajak Radit seraya melepaskan pelukannya. "Ayo, udah mau maghrib juga." Jawab Azizah.
Sesampainya didepan rumah Azizah, mereka langsung masuk kedalam rumah seraya mengucap salam. "Assalamu'alaikum." Salam keduanya bersamaan memasuki rumah. "Wa'alaikumussalam." Jawab Ayahnya Azizah yang sedang bermain handphone diruang tamu. Mereka berdua menyalami tangan Ayahnya Azizah bergantian. "Gimana ketemu sama Ibunya Radit.? Lancer.?" Tanya sang Ayah penuh selidik. "Ayah tau nggk kalo Bundanya Radit itu baiikk banget." Ucap Azizah bersemangat. Melihat putrinya begitu bahagia, sang Ayah pun ikut merasa bahagia seolah dapat merasakan apa yang dirasa oleh putrinya itu. "Emmt, om saya mau pamit dulu ya. Udah mau maghrib, soalnya tadi pamit sama Bunda cuma buat anter Azizah pulang aja." Pamit Radit yang diangguki oleh sang Ayah. "Salam buat Ibu, Assalamu'alaikum." Salam Radit seraya mencium tangan Ayahnya Azizah.
Diperjalanan pulangnya tiba-tiba Radit dicegat oleh beberapa orang misterius bertopeng menggunakan baju serba hitam. Tanpa membuang waktu lama, mereka semua mengeroyok Radit tanpa ampun hingga Radit tersungkur ditanah. "Jauhi Azizah kalo loe mau hidup loe tenang." Ucap salah satu dar mereka. Setelah melihat Radit yang tak berdaya akhirnya mereka semua meninggalkan Radit sendirian dijalanan. Radit berusaha untuk berdiri, namun ia masih sedikit kesusahan karena tubuhnya yang terasa sakit akibat pukulan orang-prang misterius tadi. "Ah sial, gara-gara mereka gue jadi babak belur begini." Monolognya. Karena Radit sudah terluka parah hingga mustahil untuk dirinya mengendarai motor, maka Radit memutuskan untuk menelfon salah satu sahabatnya. "Geo.? Tolongin gue, gue abis dikeroyok dan luka parah tolong loe kesini gue sharelock." Ucap Radit lalu mengirim lokasinya kepada sahabatnya, Geo. Tak lama kemudian Geo beserta beberapa temannya yang lain pun datang. "Loe nggk papa Dit.?" Tanya Geo khawatir karena melihat Radit yang babak belur. "Kita bawa loe kerumah sakit aja ya, luka loe parah nih." Sahut Haikal panic karena Radit tak menjawab pertanyaan Geo. "Nggk usah, bawa gue pulang aja. Gue takut Bunda gue khawatir." Tolak Radit pada teman-temannya. "Satu lagi, jangan kasih tau Azizah." Sambung Radit dan semuanya pun mengangguk paham.
Skip>>
Sesampainya dirumah, sang Bunda terkejut karena melihat putra kesayangannya babak belur seperti itu. "Ya Allah kamu kenapa bisa gini nak.?" Tanya sang Bunda yang menangis melihat kondisi putranya. "Radit nggk papa kok Bun, Radit cuma butuh istirahat bentar aja dan Bunda nggk perlu khawatir." Ucap Radit menahan rasa sakit disekujur badannya. "Tolong hubungi dokter untuk kesini, saya akan bawa Radit kekamarnya. Setelah dokternya datang tolong antarkan kekamarnya Radit." Sang Bunda meminta tolong pada teman-temannya Radit. "Siap Bunda." Serempak semuanya.
Geo pun menghubungi dokter, dan tak lama kemudian dokter datang dan segera mengantarkannya kekamar Radit. Semua orang keluar kamar saat dokter meminta izin untuk memeriksa keadaan Radit, beberapa menit kemudian dokter keluar dengan ekspresi yang susah ditebak. "Gimana kondisi anak saya dok.? Tanya Bunda Radit khawatir. "Kondisi anak Ibu tidak terlalu parah, hanya ada luka luar saja cukup diobati dengan salep. Untuk saat ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan, ini saya buatkan resep obatnya, Ada beberapa vitamin untuk mengembalikan energinya." Jelas dokter panjang kali lebar. Semua pun mengangguk dan mengucapkan terima kasih, sang Bunda langsung menemui putranya sedangkan Geo mengantarkan dokter untuk keluar rumah. Setelah Geo kembali, Geo mengajak semua temannya untuk masuk menemui Radit. "Gimana ceritanya loe bisa dikeroyok sampek begini.?" Tanya Geo pada Radit. "Gue nggk kenal sama mereka semua, mereka cuma bilang kalo gue nggk boleh deket lagi sama Azizah, kalo nggk mereka akan tetep celakaiin gue." Terang Radit pada semuanya. "Tapi kamu kan udah cinta sama Azizah, dan Bunda juga udah terlanjur sayank sama dia." Sahut sang Bunda. "Pertanyaannya sekarang, mereka semua itu siapa dan kenapa ngincar loe." Tanya Geo. "Gue nggk tau, apa mungkin mereka orang suruhan.? Tapi suruhan siapa.?" Ucap Radit bingung. "Nggk usah dipikirin dulu, lebih baik loe istirahat aja. Besok kita balik kesini buat selidikin semua ini." Setelah mengucap itu Geo dan teman-temannya pamit pulang, dan Radit langsung beristirahat setelah meminum obat.