Dan benar saja, beberapa menit Azizah masuk kamar terdengar suara motor Radit memasuki halaman rumahnya. Sang Ibu pun langsung meuju ke pintu depan untuk menemui Radit, terlihat Radit sedang melepaskan helmnya. Radit mencium tangan Ibu Azizah dan mengucap salam. "Assalamu'alaikum Bu, selamat pagi." salam Radit ramah. "Wa'alaikumussalam nak, pagi juga yuk masuk." balas Ibu Azizah mempersilahkan Radit untuk masuk. "Bentar ya, kamu duduk disini dulu, Ibu panggilin Azizah." ucap Ibunya Azizah dan setelah itu melenggang pergi menuju kamar Azizah. Radit pun duduk sendirian diruang tamu, dan tak lama kemuadian Ayah Azizah keluar kamar dan mendapati Radit yang tengah duduk sendirian. "Dari tadi kamu disini.?" tanya Ayahnya Azizah. "Eh, nggk om baru aja sampek." balas Radit serta mencium tangan Ayah Azizah. Mereka berdua pun duduk bersama diruang tamu. "Kamu dekat dengan anak saya sejak kapan.? tanya Ayahnya Azizah. "Udah dari awal masuk sekolah om." jawab Radit jujur. Tak lama kemudian Azizah keluar kamar dengan Ibunya untuk menemui Radit diruang tamu. "Sarapan dulu yuk." tawar sang Ibu. "Aku nggk deh tante, aku makan dikantin aja nanti. Azizah aja yang sarapan dirumah." jawab Radit lembut. "Udah ayo ikut makan aja sekalian, nggk papa kan Yah..?" tanya Azizah menatap sang Ayah dan diangguki oleh Ayahnya.
Azizah pun menarik tangan Radit untuk berdiri dan mengajaknya duduk dikursi makan disampingnya. "Oh ya Bu, tolong siapin kotak makan Azizah ya. Azizah mau bawa bekal aja, biar nanti waktu istirahat bisa aku buat belajar juga." ucapa Azizah. "Iya, nak. Tapi Ibu banyakin ya, biar Radit juga bisa makan bareng kamu." jawab sang Ibu. Mereka berempat pun makan dengan tenang tanpa ada yang bersuara sama sekali. Setelah selesai dengan sarapannya, Azizah dan Radit pun berpamitan untuk berangkat sekolah. Mereka mencium tangan kedua orang tua Azizah secara bergantian lalu mengucap salam dan berangkat.
Cuaca hari ini sangat cerah, mereka berdua tertawa disepanjang perjalanan karena canda gurauan yang dikatakan Radit. Hingga tak terasa bahwa mereka telah sampai diparkiran sekolahnya, mereka tetap tertawa meski sudah berada diarea sekolah. "Udah deh, perut aku sakit karena kamu." ucap Azizah mencoba untuk menghentikan tawanya. "Iya deh, sekarang kekelas yuk. Udah mepet bel masuk nih, gara-gara aku bawa motornya lambat banget hehee." ucap Radit yang hanya diangguki oleh Azizah. Mereka pun berjalan menuju kelasnya dan langsung duduk saat telah sampai. Radit yang duduk dibelakan Azizah pun menyentuh pundak Azizah agar sang empu menoleh kebelakang. "Seneng nggk nanti bisa ketemu sama Bunda?" tanya Radit. "Seneng sih, tapi radak takut." jawab Azizah. "Nggk isah takut sayank, Bunda aku baik kok nggk gigit juga." goda Radit. "Jelaslah nggk gigit, yang tukang gigit mah kamu." jawab Azizah sinis membuat Radit tertawa. Dan tak terasa bel masuk pun berbunyi, menandakan pelajaran akan segera dimulai.
Guru yang mengajar pun telah masuk kelas, dan memulai pelajaran. Semua murid fokus untuk memperhatikan materi yang disampaikan oleh sang guru. Waktu berjalan dengan cepat, bel istirahat berbunyi membuat semua murid berhamburan keluar keluar kelas. Sedangkan Radit dan Azizah memilih untuk pergi ketaman belakang sekolah untuk memakan bekal yang sudah disiapkan oleh sang Ibu. Azizah menyuapi Radit layaknya seorang Ibu menyuapi anaknya, Radit pun senang karena memiliki Azizah yang begitu mengerti dan perhatian padanya. "Ini masakan kamu kan.?" tanya Radit menatap Azizah. "Kok kamu tau, nggk enak ya? aduuh maaf ya." jawab Azizah deng nada sedih. "Kata siapa nggk enak, ini mah enak banget. Masakan restaurant termahal pun kalah sama masakan kamu." ucap Radit mengelus pipi Azizah. Mendengar ucapan Radit akhirnya Azizah tersenyum lebar. "Kamu mah bisa aja." ucap Azizah. Radit pun hanya tersenyum melihat wanita yang ia sayangi tersrnyum bahagia. Dan tak terasa bel masuk berbunyi. "Untung makannya udah selesai, sekarang bel bunyi. Kita masuk kelas yuk, terus pulang sekolah ke rumahku." ajak Radit yang diangguki oleh Azizah. Mereka pun masuk kelas dan mengikuti pelajaran dengan tenang sampai bel pulang berbunyi.
Skip>>
Sampai diparkiran akhirnya mereka langsung pergi meninggalkan parkiran agar segera sampai dirumah Radit. Sesampainya dirumah Radit telah terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum didepan pintu masuk. "Assalamu'alaikum." salam keduanya kompak. "Wa'alaikumussalam." jawab sang Bunda. Radit pun mencium tangan Bundanya begitu juga dengan Azizah. "Jadi ini yang namanya Azizah ya.?" tanya sang Bunda. "Iya tante, saya Azizah." jawab Azizah ramah. "Gimana Bun.? cantik kan kayak yang Radit bilang semalem.?" bangga Radit. "Iya.. cantik banget, sopan lagi." balas sang Bunda yang membuat Azizah tersipu malu. " Yaudah kita masuk, Bunda udah masakin banyak makanan buat kamu." ucap sang Bunda menatap Azizah dan tak menghiraukan Radit yang ada disampingnya. "Terus aku disuruh jaga depan pintu gitu.? nggk diajak masuk juga niih.?" ucap Radit ngambek pada sang Bunda. "Eh lupa kalo kamu ada disini, ya kamu masuk juga donk sayank." jawab sang Bunda menggoda. Radit yang ngambek pun langsung masuk kerumah meninggalkan 2 wanitanya diluar pintu masuk. Sang Bunda pun menuntun Azizah untuk masuk kedalam rumahnya untuk makan bersama. Dan ternyata Radit malah sudah sibuk dengan makanan yang ada dihadapannya, Radit makan dengan tenang tanpa menghiraukan keduanya. "Ya ampun nak, kamu ini gimana. Ada tamu kok malah duluan makan." ucap sang Bunda dan tak dihiraukan oleh sang putra. "Azizah kamu duduk disamping Radit ya, Bunda mau ambilin puding buat kamu." ucap Bundanya Radit. "Nggk usah repot-repot tante, ini udah berlebihan." ucap Azizah tak enak hati. "Nggk repot kok, udah kamu duduk aja. Tante tinggal kedapur sebentar." pamit sang Bunda melenggang pergi masuk dapur.
Azizah pun duduk disamping Radit, karena melihat Radit yang masih ngambek akhirnya Azizah membujuknya. "Jangan ngambek donk, maaf ya kalo tadi aku nyuekin kamu." ucap Azizah memelas namun tetap tak direspon oleh Radit. "Kamu mau apa, bilang aja tapi jangan ngambek ya." ucap Azizah sambil menggenggam tangan Radit. "Kiss dulu baru aku maafin." jawab Radit cueg. Akhirnya Azizah pun mencium bibir Radit sebentar dan langsung duduk kembali. "Udah kan? jangan ngambek ya." ucap Azizah. "Iyaa.. udah aku maafin." balas Radit tersenyum. Sang Bunda pun kembali kemeja makan dan duduk disamping Radit juga, dengan membawa puding kesukaan Radit. "Waahh, puding kesukaan aku nih." ucap Radit bersemangat hendak mengambil alih puding tersebut tapi ditahan oleh sang Bunda. "Ini bukan buat kamu, tapi buat Azizah." ucap sang Bunda yang membuat Radit kembali cemberut. "Nggk papa Bunda, puding nya buat Radit aja nggk papa kok." ucap Azizah dengan senyumannya.