Chereads / Cinta Diawal Usia / Chapter 6 - 5. Ancaman Nela

Chapter 6 - 5. Ancaman Nela

Azizah pun yang mendengar itu ingin menjawab pertanyaan Ibunya, tapi nada dering dari handphone Azizah berbunyi pertanda ada telfon yang masuk. "Bentar Bu, ada telfon aku mau angkat dulu." Ucap Azizah. Ibunya pun mengangguk dan Azizah pergi ke kamarnya untuk menerima telfon yang ternyata dari Radit. Azizah mengangkatnya dan mengucap salam,, "Assalamu'alaikum, baru aja ketemu udah telfon aja. Kenapa?" ucap Azizah memulai perbincangan. "Yaa salah kamu sih, kenapa coba ngangenin." Ucap Radit membuat Azizah tertawa. "Balas salam itu wajib sayankku." Ucap Azizah. "Eh iya, maaf sayank. Wa'alaikumussalam." Balas Radit. "Nah kalo gitu kan jadi tambah gemesh." Ucap Azizah. "Gemeshnya siapa dulu donk?" goda Radit, tanpa ia sadari ucapannya membuat pipi Azizah merah merona karena menahan malu. "Kok diem aja sih.?" Sambung Radit karena tak kunjung mendapat jawaban Azizah. "Eh, iya. Gemeshnya aku donk." Jawab Azizah. "Azizaaah, makan dulu naak.!" Teriak sang Ibu dari depan kamar. "Iya Bu, Azizah keluar bentar lagi." Jawab Azizah. "Udah dulu yaa, kamu juga makan gih soalnya aku juga disuruh makan sama Ibu." Terang Azizah. "Emmt iya deh aku juga udah laper, Assalamu'alaikum." Pamit Radit. "Wa'alaikumussalam" balas Azizah. Dan via telfon pun terputus, setelah itupun Azizah langsung keluar kamar menuju ruang makan.

"Eh, baru aja Azizah mau bantuin nyiapin makanannya ternyata udah siap aja." Ucap Azizah cengengesan. "Udah duduk aja cepet makan nggk usah basa basi." Sindir Ibunya. Mereka berdua pun makan dengan tenang tanpa ada yang bersuara. Jika kalian menanyakan tentang keberadaan Ayah nya Azizah, beliau sedang bekerja diluar kota dan hanya pulang 2 bulan sekali.Selesai makan pun Azizah segera membantu Ibunya untuk mencuci peralatan makan mereka. Selesai membersihkan semuanya Azizah berpamitan pda Ibunya untuk kembali ke kamarnya dan diangguki oleh sang Ibu.

Didalam kamar pun Azizah sibuk membuka kembali materi yang dijelaskan oleh gurunya tadi di sekolah. Beberapa menit kemudian suara adzan maghrib pun berkumandang, dengan segera Azizah menutup semua bukunya dan pergi menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. Setelah itu Azizah mengambil dan mengenakan mukenanya, lalu sebagai kewajiban seorang muslim Azizah pun mendirikan sholat maghrib. Selesai melakukan kewajibannya Azizah pun duduk ditepi ranjangnya dan mengambil handphone nya, Azizah melihat ada pesan masuk dari nomor tidak dikenal.

Via Chat :

"Jauhi Radit mulai sekarang!" pesan dari seseorang.

"Maaf kamu siapa?" jawab Azizah.

"Percuma kamu tau, lebih baik kamu jauhi Radit atau kau dalam bahaya" balasnya lagi.

Read, Azizah hanya membaca pesan itu. Azizah mulai merasa khawatir akan ancaman itu, Azizah mencoba untuk menghubungi Radit tapi belum ada balasan karena nomor Radit tidak aktif. "Ah mungkin dia masih sibuk belajar, aku akan menghubunginya nanti saja." Monolog Azizah.

Sambil menunggu nomor Radit aktif kembali, Azizah memutuskan untuk membaca novel hingga adzan isya' berkumandang. "Ah cepat sekali waktu berjalan, sudah adzan isya' saja mungkin sebentar lagi nomornya akan aktif lebih baik sekarang aku sholat dulu." Monolognya lagi. Langsung saja Azizah mengambil wudhu dan segera mendirikan sholat. Selesai melaksanakan kewajibannya Azizah pun langsung mencoba untuk menghubungi Radit kembali, dan benar nomor Radit sudah aktif. "Assalamu'alaikum Dit, aku mau tanya apa kamu tau siapa pemilik nomor xxxx ?" tanya Azizah. "Wa'alaikumussalam, bentar aku cek kontak ku dulu." Radit pun langsung mengecek kontaknya. "Eh iya Zah, itu nomornya Nela emangnya kenapa?" tanya Radit. Degh, Azizah terkejut akan hal itu. "Dia ngirim aku chat, yang isinya aku harus jauhin kamu dan kalau aku nggk nurutin itu maka dia akan celakaiin aku. Aku takut kalo itu terjadi ke aku." Terang Azizah. "Tenang dulu, aku bingung kalo kamu jelasin lewat telfon gini. Aku ke rumahmu sekarang ya.?" Tawar Radit. "Nggk usah deh sekarang udah malem, besok aja kalo gitu." Jawab Azizah lesu. "Udah jangan sedih besok bicarain sama aku ya" hibur Radit. "iya, yaudah aku mau tidur udah ngantuk juga." Jawab Azizah cuek. "Eh kok ngambek sih, jangan gitu donk." Bujuk Radit. "Assalamu'alaikum." Salam Azizah. "Eh kok ngambek beneran.?" Tanya Radit. Setelah itu Azizah pun mematikan sambungan telfonnya dengan Radit, ia kesal karena disaat genting seperti ini Radit masih bisa tenang seperti itu.

Akhirnya Azizah memutuskan untuk keluar kamar karena ini sudah waktunya makan malam. "Bu, Ibu sedang masak apa untuk makan malam.?" Tanya Azizah pada sang Ibu. "Tumis kangkun nak, emang kenapa.?" Tanya Ibunya. "Nggk papa, sini aku bantuin." Tawar Azizah. "Nggk usah nak mending kamu duduk aja ini juga udah hampir selesai." Jelas sang Ibu. "Yaudah aku duduk aja." Azizah pun langsung menuju keruang makan dan duduk sendirian disana.

Beberapa menit Azizah menunggu masakan sang Ibu, akhirnya sudah terhidang sempurna dimeja makan. "Uuuhhh harum banget bau masakannya, udah pasti enak nih." Ucap Azizah."Udah deh nggk usah muji-muji, Ibu tau kalau kamu udah kelaparan. Makan yang banyak biar gemukan." Sindir sang Ibu. Keduanya pun makan seperti biasa, tenang dan khidmat. Selesai makanpun Azizah membantu Ibunya untuk membersihkan semua peralatan makanan mereka, setelah itupun Azizah pamit pada Ibunya dan segera masuk kekamarnya.

Didalam kamarnya Azizah pun memikirkan tentang ancaman itu. "Ah udah deh aku ngantuk mau tidur lagian mau main hp udah pasti cuma ada spam chatnya Radit bujukin aku buat maafin dia, udah deh akum au tidur aja pusing ni pala buat mikir melulu." Ucap Azizah menggerutu sendiri. Dan beberapa menit kemudian Azizah pun sudah tertidur pulas. Rembulan berganti mentari, gelap berganti terang. "Euugh." Suara khas orang bangun tidur. "Ya ampun, ini udah terang berarti aku ketinggalan sholat shubuh donk. Haduhkesiangan pasti gara-gara mikirin ancaman tadi malam, udah deh aku mau mandi aja keburu Radit jemput." Omel Azizah pada dirinya sendiri. Langsung saja Azizah mengambil handuknya lalu segera melaksanakan ritual mandinya. Setelah selesai dengan ritual mandinya, Azizah pun mengenakan seragam sekolahnya dan setelah selesai bersiap Azizah pun langsung keluar kamar dan menuju ruang makan dimana semua masakan Ibunya sudah matang dan tertata rapi. Tanpa basa basi mereka berdua makan seperti biasanya, dan seperti biasa Radit menjemput Azizah untuk berangkat bersama.

Tok..tok..took.. suara pintu diketuk. Karena Azizah belum selesai dengan makanannya maka Ibunya yang membukakan pintu. "Assalamu'alaikum Bu." Salam Radit setelah melihat pintu dibuka oleh Ibunya Azizah dan Radit langsung saja mencium tangan Ibunya Azizah. "Wa'alaikumussalam, masuk dulu nak sarapan bareng Azizah juga masih sarapan." Tawar sang Ibu. Tawaran itupun diangguki oleh Radit, dan mereka berdua pun masuk kedalam. "Bu aku udah selesai sarapannya, Radit nggk usah diajak sarapan pastinya dia udah sarapan tadi dirumahnya." Ucap Aziah. "Emmt iya Bu, Azizah bener. Kita pamit langsung berangkat saja ya Bu." Ucap Radit. Setelah itupun Azizah dan Radit berpamitan pada sang Ibu untuk berangkat ke sekolah.