"Wadooh yaank, sakit semua badanku ini." Pekik Radit. "Ya maaf, aku reflek lagian juga ngapain kamu main nyosor aja." Gerutu Azizah. Radit pun bangkit dari jatuhnya serta ngedumel tidak jelas, hal itu membuat Azizah gemash melihat tingkah laku Radit yang menurutnya lucu. "Yaudah maafin aku ya." Ucap Azizah, kemudian mencium pipi kiri Radit. "Nggk aku maafin, aku mintanya kan disini bukan disini." Kekeh Radit sambil menunjuk bibir kemudian pipinya. "Iiihh kok ngambekan sih, biasanya juga aku yang ngambekan." Gerutu Azizah. "Gantian, jangan Cuma mau menang sendiri." Omel Radit. "Yaudah, tapi bentar aja ya. Malu tau diliatin banyak orang." Ucap Azizah. Radit pun tak menjawab ucapan Azizah, ia masih kesal karena didorong dan mukanya masih ditekuk. Melihat itupun Azizah berniat mencium Radit sebentar, detik itupun Azizah menempelkan bibirnya dibibir Radit. Namun saat Azizah mengecup bibir Radit, sang empu malah menarik tengkuk leher Azizah seakan memperdalam ciuman mereka. Azizah yang sudah kehabisan nafas pun mencubit perut Radit, dan Radit yang sudah menyadari akan hal itupun menyudahi aksi mereka. "Udah jangan macem-macem, sekarang kita pulang ini udah sore." Ketus Azizah. "Iya deh." Jawab Radit. Mereka pun pulang bersama.
Skip>>
Sampai rumah Azizah, sang Ibu sedang menunggu kepulangan putrinya dengan raut wajah yang khawatir. "Dari mana aja sih nak, kok pulangnya telat gini kan nggk biasanya?" tanya sang Ibu dengan nada khawatir. "Maaf Bu, tadi Radit ngajak Azizah buat jalan-jalan sebentar." Balas Radit tak enak hati, sedangkan Azizah memilih untuk diam. "Tapi kan bisa ngabarin Ibu dulu, telfon apa sms gitu." Tanya Ibu Azizah. "Maaf Bu, kita berdua nggk ada yang bawa handphone." Terang Azizah sambil menunduk. "Yaudah kalian masuk dulu kita makan, kamu Azizah masuk kamar mandi terus ganti baju. Ibu dan Radit tunggu dimeja makan, ayo nak." Ucap sang Ibu seraya mempersilahkan Radit untuk masuk. Azizah pun menuruti ucapan sang Ibu, ia segera pergi kekamarnya untuk mandi dan mengganti bajunya. Setelah selesai mengganti bajunya, ia pun keluar kamar hendak menuju ruang makan.
Diruang makan pun sudah terlihat sang Ibu dan Radit yang sedang duduk serta bercanda gurau, melihat Azizah dating pun mereka terdiam. "Udah dateng juga, kita makan sekarang kasihan Radit udah kelaparan." Ucap sang Ibu. Azizah pun hanya mengangguk dan segera duduk disamping Radit. Mereka bertiga makan dengan tenang bagaikan keluarga yang harmonis, hingga suara pintu diketuk terdengar. Tokk…ttoookk..tookk… "Biar Ibu saja yang membukanya, kalian lanjut makannya aja." Ucap sang Ibu saat melihat Azizah ingin beranjak bangkit. Ibu Azizah pun pergi membukakan pintu, dan terkejut melihat sang suami ada didepan pintu. "Ya ampun Ayah, koku dah pulang bukannya masih 3 hari lagi ya. Mana nggk ngabarin Ibu juga, kenapa?" tanya sang istri. "Maafin mas sayank, lagian mas mau bikin kamu terkejut senang." ucap Ayahnya Azizah. "Yaudah mas masuk dulu didalam sedang ada tamu." ucap sang istri dan suaminya pun mengikutinya dari belakang.
Azizah pun yang melihat kedatangan Ayahnya langsung berdiri dan berlari memeluk Ayahnya. "Ayaaaahh." teriak Azizah saat memeluk sang Ayah, membuat Radit terkejut dan reflek berdiri. "Itu siapa nak?" tanya sang Ayah masih tetap memeluk putrinya. "Itu namanya Radit yah, temen deket aku." jelas Azizah. Radit pun berjalan menghadap Ayah Azizah seraya mencium tangannya. "Saya Radit om, teman dekat Azizah dan juga kebetulan kami satu kelas juga." jelas Radit memperkenalkan dirinya. "Ooh gitu." balas sang Ayah dingin. "Yaudah, sekarang mas kekamar aja dulu bersih-bersih terus makan." ucap sang istri. "Sebentar ya nak, Ayah kekamar dulu mau bersih-bersih terus makan bareng kalian." ucap sang Ayah pada putrinya. Azizah pun mengangguk melihat Ayahnya masuk kamar diikuti sang Ibu, kini tinggal Azizah dan Radit yang duduk dimeja makan. "Kayaknya Ayah kamu nggk suka sama aku deh, keliatan dingin gitu." ucap Radit. "Nggk papa, mungkin karena belum terlalu kenal sama kamu aja." ucap Azizah menenangkan Radit.
Beberapa menit berlalu akhirnya sang Ayah dan Ibu keluar kamar, sang Ayah pun duduk dikursi makannya disamping sang Ibu. "Ayo kita lanjut makannya." ucap sang Ayah dan semua pun kembali fokus pada makanannya masing-masing. Setelah selesai makan mereka pun menuju ruang tamu. "Oh ya, tadi nama kamu siapa?" tanya sang Ayah menatap Radit yang duduk disamping Azizah. "Radit om." jawab Radit tersenyum. Terlihat Ayah Azizah mengangguk-anggukkan kepalanya. "Eemmt..om sama Ibu saya pamit pulang, udah mau maghrib juga." pamit Radit seraya berdiri dari duduknya. Mencium tangan kedua orang tua Azizah bergantian. "Biar aku antar kedepan." ucap Azizah. "Nggk usah nak, biar Ayah aja yang ngantar dia. Kamu masuk kamar dulu belajar sambil nunggu adzan, Ibu juga beresin meja makan dulu." Azizah dan Ibunya mengangguk paham. "Ayo nak." ucap Ayah Azizah. Radit pun hanya mengikuti langkah Ayahnya Azizah keluar rumah. "Saya pulang dulu om." pamit Radit. "Bentar, kamu itu teman Azizah atau pacarnya?" tanya Ayahnya Azizah seraya menatap tajam kearah Radit. "Saya teman dekatnya Azizah om, tapi memang saya akui kalau saya menyukai Azizah." jelas Radit. Ayah Azizah pun mengangguk. "Yaudah kamu pulang dulu, kapan-kapan kita bicara lagi." ucap Ayahnya Azizah. "Iya om, kalau gitu saya pulang dulu.Assalamu'alaikum." pamit Radit. "Wa'alaikumussalam." balas Ayahnya Azizah.
Setelah melihat Radit telah menghilang, sang Ayah pun masuk kedalam rumah dan duduk diruang tengah. "Azizaah, kesini bentar nak." teriak Ayahnya. "Iyaa Yaaahh, Azizah datang." balas Azizah dari dalam kamarnya. "Kenapa yah?" tanya Azizah seraya duduk disamping sang ayah. "Kamu nggk kangen sama Ayah emangnya?" tanya sang Ayah. "Kangenlah masak nggk sih.." kekeh Azizah dan memeluk erat ayahnya itu. "Kamu suka sama anak cowok tadi nak?" tanya sang Ayah membuat Azizah melepaskan pelukannya. "Emang kenapa Yah.?" tanya Azizah heran. "Jawab aja pertanyaan Ayah." lanjut sang Ayah. "Iya,Azizah suka sama Radit." jawab Azizah jujur. "Emangnya kenapa Yah.?" sambung Azizah. "Nggk papa, Ayah cuma mau tau aja." jawab sang Ayah. Sedangkan Azizah hanya ber oh ria. "Apa tiap hari dia kesini buat antar jemput sekolah kamu?" tanya sang Ayah. "Iya, soalnya kan satu sekolah, satu kelas juga. Kan radak irit Yah..hehee." balas Azizah tertawa. "Yaudah Ayah cuma mau tanya itu, kamu balik ke kamar gih belajar yang rajin dulu jangan mikirin cowok dulu." nasihat sang Ayah seraya mengelus kepala anaknya. Azizah pun hanya mengangguk dan beranjak masuk kekamarnya. Azizah memilih membaca salah satu novel favoritnya. "Baca novel aja dulu deh, belajarnya nanti abis sholat maghrib aja." monolog Azizah sambil membuka novelnya.