Chereads / MY BADBOY BOYFRIEND / Chapter 23 - Bab 23. Toxic

Chapter 23 - Bab 23. Toxic

"Hissss, anak ini bener-bener." gerutu bu Alya kesal, kalau Manu bukan cucu dari pamannya Zara. Dia akan dikeluarkan dari sekolah ini sejak tahun lalu. Kelakuan beuhhh bener-benar membuat guru pusing. Pasukannya cukup banyak, ditambah kalau tawuran yang ada guru-guru menciut.

"Iya," jawab Manu singkat, kemudian menutup telfonnya dan kembali menatap kearah bu Alya.

"Sudah-sudah, saya capek. Sudah naik darah sayanya. Takut jantungan terus mati liat kalian di sini. Sudah sana keluar." ujar Bu alya, ia sudah pasrah. Yang ada dia marah-marah dengan anak-anak ini.

"Kalau kalian buat ulah lagi, awas ya. Hukumannya nggak ikut ujian." ancam Bu alya sangat tidak yakin. Semoga saja ancamannya berlaku.

Keano dan lainnya terkejut dengan ancaman itu, tapi Manu tetap santai. Kemudian berdiri dan keluar ruangan bk.

"Manu kalau dinasehatin diem, tapi nggak ada pedulinya sama sekali sama ucapanku. Bosen saya nyatat nama dia terus dibuku ini." gumam Bu alya sembari memegang kepalanya yang sudah terasa sangat pusing.

***

"Kena hukum?" tanya Nara, seraya meminum es teh, mereka berdua sedang berada dikantin.

"Nggak dong." jawab Manu.

"Apa kabar tuh kuping? Panas yah pasti, lagian keluyuran mulu. Bentar lagi ujian kenaikan kelas, nilai kamu harus bagus loh." ujar Nara.

"Iya, tau." jawab Manu.

"Iya, iya doang ... tapi kagak dilaksanain." celetuk Nara.

Saat mereka sedang asik meminum es, tiba-tiba Deby datang dan meminta bergabung dengan mereka di sana. Nara mengiyakan, tapi Manu menggeleng dan menarik Deby ke tempat lain.

"Nah pacar lo dateng ... Kalau lo ngasih jatah yang lama ya. Biar otaknya cepet waras." bisik Nara. Membuat Deby tersenyum.

"Bangsat, lo Nara!" Manu melepaskan biji kacang yang akan masuk ke dalam mulutnya. Gadis itu hanya menjulurkan lidahnya. (Meledek)

****

"Emh..."

"Cvgpcppfakahhsshnkwjwhhs." suara decapan yang menghiasi ruangan itu. Deby merangkul leher Manu dan membuat dada mereka menjadi sangat dekat. Betapa ...

"Aaaah ..." Deby tak sadar ia mendesah kuat ketika Manu beralih mencium leher dan bagian telinganya.

Manu menghisap dan memainkan lidahnya begitu agresif. Nara yang memejamkan mata, begitu menikmati apa yang Manu lakukan. Saat membuka baju Deby. Gadis itu membuka matanya. Dan terkejut, antara iya atau ... Tatapan Manu pun mengingatkan tentang dirinya dulu bersama teman kecil yang usil dan menjaganya.

Dan Deby pun mencium bibir Manu dengan lembut. Gadis itu menyerangnya, dan Manu melepaskan baju Deby sampai semuanya terbuka, mereka pun akajshsushsmshshdh. Ciuman mereka menjadi sama-sama ganas, saat Manu mengelus leher Deby. Gadis itu mengerang, ghairahnya semakin bangkit.

Tak ada yang bisa menghentikan mereka, Manu yang cukup paham dengan ekhem-ekhem langsung membisikkan sesuatu yang seksi "Apa aku boleh melakukan itu?" tanyanya sensual.

"Emmh, hek eh." jawab Deby, gadis itu memejamkan matanya. Sepertinya sudah sangat basah. Manu yang menginginkan juga, tidak mungkin membatalkan. Keinginan memiliki Deby adalah tujuan dirinya.

Manu puceeekkk.

"Stop ya cukup satu ronde dulu. Kamu kelihatan lelah." ujar Manu, kemudian Manu membersihkan cairan yang berada diperut Deby. Dia tidak akan berbuat gila dengan menghamili Deby. Tapi ekhem-ekhem sama aja ngerusak cewek.

Deby meraih selimut, ia menutupi tubuhnya dan Manu. Rasanya lelah, ada noda diseprei itu. Deby pun memiringkan posisinya, Manu langsung mendekap tubuh Deby. "Aku suka, aku suka." goda Manu, sembari tersenyum kecil di bibirnya.

Deby terlihat lelah pun terlelap, gadis itu sudah memberikan mahkotanya kepada Manu sahabat kecilnya. Dorongannya begitu kuat, tapi jangan sampai hamil saat masih sekolah saja. Deby harus kuliah dan berkerja meneruskan bisnis papanya.

"Aku mencintaimu."

"Aku akan menjaga kamu, aku nggak akan biarin orang-orang itu ngelukain kamu." ujar Manu, kemudian mengecup kening Deby. Lelaki itu mempererat dekapannya, akhirnya ikut terlelap juga.

_

Deby merasakan nyeri dibagian sensitivnya, alias diarea selangkangannya. Ia meraih bathrobe yang biasa Manu pakai, sebelum dia bangkit Deby mengelus pipi cowok itu dengan lembut. Kini dirinya adalah milik Manu.

"Dasar nakal, tapi kenapa aku suka." gumamnya, kemudian mengecup pelan bibir Manu.

****

Brukk, tak sengaja seseorang menabraknya. Ternyata Gevan, Manu yang tidak menyukai lelaki ini. Dia langsung kesal, tentu saja Gevan kan menyukai Nara. Mereka saingannnnnn. Manu melirik tajam kearaha Gevan, tanpa pikir panjang Manu memberikan tonjokkan kepada Gevan sampai tersungkur. Gevan mengalami luka disudut bibirnya, karna tak terima ia juga memberikan pembalasan kepada Manu.

Terjadilah saling menonjok, sampai semua murid ragu untuk memisahkan mereka. Keduanya sama-sama kuat genk mereka sudah bermusuhan. Ditambah lagi menyukai gadis yang sama.

Bughh

Bughh masih belum puas dengan pukulan, Manu berhasil menendang perut Gevan. Ketika Gavin dan Keano datang berlarian mendapat laporan dari siswa lain. Mereka berusaha memisahkan Manu, tapi Keano sempat mendapat tonjokkan.

"Ssh aw." desisnya, saat itu Manu kembali dihajar oleh Gevan. Gavin benar-benar kuwalahan memisahkan keduanya.

"Manu, Gevan STOP!!!"

"STOPP!!!!!!!!" pekik Nara yang datang, karna ia juga mendapat laporan dari murid lainnya. Ketika gadis yang mereka sukai datang, Gevan melerai cengkramannya yang saat ini berada diatas dada Manu.

"Kalian apa-apaan sih hah. Kayak anak kecil tau nggak? nggak malu diliatin banyak orang begini? " bentaknya.

"Bubar semuanya!!!!!!" ucap Nara, semuanya pun kembali ke kelas masing-masing.

"Apa sih yang bikin kalian berantem kayak gini? Harus banget ya pake otot, pake pukulan? Kapan kalian bisa akur hm? Kecewa aku sama kalian." ujarnya.

"Kalian berdua kenapa diam?" tanya Nara, mereka berdua benar-benar diam, tidak mengatakan satu kata pun.

"Pergi ke UKS urus luka kalian sendiri. Sekali lagi berantem kayak gini. Aku nggak maafin kalian berdua." ancamnya, kemudian meninggalkan tempat itu. Bukan kali pertama mereka berdua berkelahi, melainkan sudah sangat sering sekali.

Untung saja tidak ada guru yang melihat, jika ada mereka akan mendapat skors lagi dari Guru BK. Setelah Nara pergi dengan rasa kesalnya pada kedua lelaki yang ia kenal begitu dekat. Manu diam-diam mengikuti kemana Nara pergi. Sedangkan Gevan yang lukanya lebih parah, langsung menuju Uks bersama Gavin kembarannya.