***
"Dari mana lo nar, lama banget gue tungguin." tanya Adel.
Nara terlihat berkeringat dan bibirnya tidak berhenti tersenyum. Sampai kedua sahabatnya bingung, saat Adel bertanya saja Nara tidak menjawab. Ia fokus kepada sapu tangannya.
"Woy, congekk!!!" senggol Adel, sampai Nara menghantam kedinding.
"Et apa sih del." protes Nara.
"Dih, jadi lo nggak denger pertanyaan gue tadi?" ujar Adel
"Kayaknya lagi bahagia dia del." sahut Arina yang berada dibelakang merek berdua.
"Tau nih, keliatan dari mata, bibir idung bersinar semua anjay." ucap Adel.
"Sok tau lu pada. Karna gue lagiii emmhhh." saat Nara mendongak, Adel dan Arina dikejutkan dengan sesuatu yang mengganjal. Alias langsung traveling otaknya.
Adel dan Arina saling menatap kemudian tertawa ngakak. Mereka satu pemikiran dong, meski murid paling pinter dan cerdas ehhh otak Adel paling jenius tentang hal ini.
"Jangan-jangan luuuu hayooo."
"Pasti abis naena ya kan? Parah lu nar, gue kira lu cewek non agresiff." sahut Arina.
"Anjay lu mikir apaan woy, nggak ada gue kayak gitu."elaknya, tapi rautnya sangat tidak bisa dipercaya oleh mereka.
"Aish, gue tadi ketemu sama guru killer, sumpah ganteng parah njir!" ungkap Nara. Tentu saja guru itu sangat membuatnya semangat sekolah.
Adel mencubit pipi chabby Nara, kemudian memeriksa jidat yang ia kira sedang panas.
"Aaihh, apaan sih lu pada. Ya ampun." kesal Nara menepis tangan Adel dari jidatnya.
"Yee sewot nyai badas nih." cibir Adel.
Triiiiiiiing!!!! bel pulang berbunyi, semua murid yang ribut tadi menjadi semakin ribut ketika bel pulang bunyi. Mereka langsung keluar kelas untuk pulang. Saat Nara keluar kelas, terlihat sudah ada Manu yang menunggunya disana.
Adel dan Arina pun beralasan pulang lebih dulu, karna mendapat kode dari Raja tengil.
"Tumben nungguin." ucap Nara.
"Masa nggak boleh,"
"Nanti pacarmu marah."
"Pacar gue itu lu ."
"Dasar tengil."
Nara mencubit lengan lelaki itu sampai terkejut, karna cubitannya seperti semut merah menggigit. "Aw, rasanya anjing bangeeeeet." ucap Manu.
"Oddading kali ah." tukas Nara.
"Hahaha." tawa Manu, kemudian merangkul pundak Nara seraya menuju mobil kerennya. Gadis itu ikut tertawa dengan kelakar Manu, yang tentunya Oddading sedang viral😂.
"Kalian pacaran?" tanya Deby baru saja muncul dihadapan mereka setelah Manu mengatakan hal paling nyeleneh barusan. Tentu saja Deby mendengarnya, bukankah itu hal kurang ajar.
"Jangan dengerin omongan dia barusan, buaya darat. Sorry aja gue mau ama dia. Buat elu aja bebs. Gue balik yak," ujar Nara. Deby membalas senyuman manis, semua yang dikatakan Nara memang benar. Manu buaya darat yang sangat menyebalkan alias terlalu bangsat jadi manusia.
"Balik nggak? Atau main dulu?" tanya Manu. Sialan tidak tahu tempat orang satu ini.
"Udah deh. Kita pulang cari makan gitu." tolak Deby. Namun tak berarti semua itu, dengan kasar Manu memaksanya karena sudah tidak tahan apalagi tadi tidak fokus memikirkan hal anu kepada Nara.
***
Ketika mereka sedang menuju mobil, ada seseorang yang menatap tidak suka ke arah mereka berdua. Seseorang itu mengepalkan tangannya kuat, sepertinya akan merencanakan sesuatu. Lalu pergi begitu saja dari tempat persembunyiannya.
Di dalam perjalanan Nara mendengarkan lagu kesukaannya. Meski bukan fangirl tapi Nara sangat suka suara Park chanyeol apalagi saat bagian Rapp. Manu yang mendengarnya ia teringat mama nya yang banyak sekali poster-poster yang ada dikotak besar. Ya, Zara dulu adalah fangirl garis keras.
"Suka banget dengerin lagu korea, kayak calon mertua lu." ucap Manu
"Iya, tante Zara suka kan sama kpop. Gue liat banyak poster idol. Dan beberapa LS dilaci nya waktu itu." ujar Manu.
"Cocok nih hehe."
"Gue cuma suka park chanyeol, dia ganteng, suaranya bagus banget. Rapper uwuw." ujar Nara.
"Nanti kalau, sudah lulus kita ke korea deh nonton konser di sana."
"Serius, tapi pengen ketemu chanyeol ajahhh. Pengen jadi istrinya juga."
Seketika Manu mengerem mobilnya, sampai Nara terkejut. Mendengar ucapan itu Manu mulai was-was, "Enak aja mau jadi istrinya Park chanyeol. Gue udah kaya, gue bisa beli rumah mewah seharga 100 Millyar Nara, oke, kita pindah ke apartement yang lebih mewah deh. Gimana?" ujar Manu.
"Hahahahah, kamu apa-apaan sih Manu? Takut kalah saing sama idola gue. Nggak, nggak cuma bercanda aja. Lagian kan gue sama park chanyeol beda jauh umurnya." tukas Nara
"Gue nggak suka kamu bilang gitu lagi, gue keturunan Sultan opa siwon suju. Kaya 7 turunan."
"Iya, iya, iya beda umur nggak masalah yang penting jodoh hahaha." ledeknya lagi, sampai Manu menghentikan mobilnya. Dan menyerbu bibir Nara yang tidak mau diam meledeknya. Aosnuebagakdhh.
"Sinting haha." umpat Nara.
Mereka menuju ke suatu tempat setelah balik tadi, dia mengantarkan Nara ke sebuah toko buku. Kalau saja tadi Nara tidak mengancamnya, Manu juga tidak bergerak dari tempat tidur saat bermain game. Sempat ada Deby tapi gadis itu memilih pulang karena lelah apalagi Manu cuek dan sibuk dengan game-nya.
***
"Dah stop, gue mau mampir ke toko buku dulu. Lu di sini aja ya." ujar Nara kemudian mendapat anggukan dari Manu, dan gadis itu pun langsung keluar mobil. Baru saja Nara keluar dari mobil, tiba-tiba Nara terhantam motor yang melaju kencang kearahnya. Sampai kepala Nara terbentur trotoar jalan.
Manu yang mendengar suaru jeritan dari orang, langsung keluar mobil ketika melihat gadis terkapar lemas dan tubuhnya sudah bersimbah darah. Manu benar-benar seperti kehilangan separuh nyawanya. Tubuhnya lemas dan ambruk didepan Nara.
"Naraaaaaaaaaa." teriaknya, dengan rasa cemas, sedih, hancur langsung membopong tubuh Nara. Dan dibantu oleh beberapa orang yang berada disekitar jalan itu. Kemudian membawanya kerumah sakit terdekat. Manu tak sanggup membawa mobilnya, ia meminta bantuan untuk orang yang membantunya tadi untuk menyetir.
Naraaaaaaaaaa." teriaknya, dengan rasa cemas, sedih, hancur langsung membopong tubuh Nara. Dan dibantu oleh beberapa orang yang berada disekitar jalan itu. Kemudian membawanya kerumah sakit terdekat. Manu tak sanggup membawa mobilnya, ia meminta bantuan untuk orang yang membantunya tadi untuk menyetir.
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai dirumah sakit. Dengan cepat Manu membawa Nara dan petugas disana langsung merespon Manu.
"Bawa calon gue ke ruang VVIP, oke." perintah Manu, kemudian mengikuti suster itu membawa pacarnya.
Manu berlari mengikuti arah brankar melaju dengan cepat akibat dorongan petugas. Darah lumayan cukup banyak keluar dari kepala Nara. Untuk saat ini, Manu hanya menenangkan pikirannya. Mencoba untuk tidak berpikir ke hal yang nanti bisa di pikirkan. Mobil itu....arrggghhh Manu akan segera menemukannya.
Ketika sampai di UGD, Manu tidak diperbolehkan masuk oleh dokter. Cowok itu hanya mengintipnya dari celah pintu yang sedikit terbuka. Namun tertutup kembali dengan rapat. Takut kehilangan sudah pasti, sebisa mungkin ia tidak boleh egois. Manu menghubungi keluarganya, keluarga Nara. Semua orang terkejut mendengar kabar itu.
T B C
Next?
Spam komen dong😍