Chereads / Kesempatan Hidup Kedua Peri Keras Kepala / Chapter 34 - Bagaimana Bisa Menumbuhkan Ambisi Orang Lain dan Menghancurkan Martabat Kita?

Chapter 34 - Bagaimana Bisa Menumbuhkan Ambisi Orang Lain dan Menghancurkan Martabat Kita?

Wali kelas 3-10 Li Hua dan Zhou Liping, mereka berdua adalah lulusan dari Universitas Normal Yuncheng. Setelah lulus, keduanya sama-sama bekerja di Issa Noble College.

Zhou Liping bisa menjadi wali kelas 3-1 dan menjadi wali kelas terbaik di kelas tiga, sedangkan Li Hua hanya mendapat kesempatan untuk mengajar di kelas terburuk, yaitu kelas 3-10.

Li Hua juga menjadi salah satu guru yang tertinggal dari Zhou Liping dalam evaluasi guru-guru terbaik tahun lalu. Di depan Li Hua, Zhou Liping merasa sangat bangga dan seolah hanya dirinya yang memiliki kedudukan paling tinggi.

"Guru Li, aku dengar Wen Ruan dan Ye Wanwan di kelas kami masih bersaudara. Bahkan Ye Wanwan yang menjadi juara paralel keenam, tidak berani berbicara dengan sembarangan. Wen Ruan yang ada di kelasmu itu benar-benar sangat percaya diri, memang seharusnya kamu yang mengajarinya."

"Tapi, terlalu percaya diri itu kadang juga bisa menjadi tidak tahu diri. Guru Li, sekarang kamu dan Wen Ruan telah menjadi bahan ejekan. Sebaiknya kamu berbicara dengan Wen Ruan secara pribadi. Jangan sampai ketika sudah pengumuman nanti, bahkan untuk mendapatkan peringkat enam dari bawah saja tidak bisa diraihnya!"

Li Hua sangat marah saat mendengar Zhou Liping berkata seperti itu tentang Wen Ruan. Kemudian Li Hua pun pergi ke kelas dan memanggil Wen Ruan ke sebuah bukit kecil yang ada di belakang lapangan.

Li Hua berkacak pinggang dan melampiaskan amarahnya karena Zhou Liping menghina Wen Ruan, "Selama ini kamu masih ingin meraih juara tiga besar paralel kan? Apakah kamu meminta Nenekmu menghabiskan uang untuk menyuap orang-orang dari Biro Pendidikan agar memberimu kertas ujian terlebih dahulu? Benar begitu?"

Wen Ruan menatap Li Hua yang penuh marah, kemudian ia pun menunjukkan senyuman lembut di wajahnya yang putih, "Aku tidak bisa membeli jawaban. Tapi Guru Li, jika kamu membutuhkan obat untuk mengatur hormon menopause, aku bisa memberikannya untukmu secara gratis."

Ketika Li Hua mendengar Wen Ruan berkata seperti itu kepadanya, tenggorokannya terasa tercekat dan sulit untuk bicara. Jarinya pun menunjuk ke Wen Ruan dan berkata dengan gagap, "Ka… Kamu... Kamu..."

"Guru Li, tenanglah. Memangnya, apa ini masalah besar sampai membuatmu marah seperti ini?"

Li Hua bernapas dengan berat, dan terlihat dengan jelas dadanya tampak naik turun. Penyihir kecil yang membuat masalah sepanjang hari masih berusaha untuk membujukku?

"Cepat unggah di forum, katakan bahwa kamu tidak akan sesumbar seperti itu! Pasti kamu tidak bisa melakukannya!" Wen Ruan mengedipkan matanya yang berair dan mengerutkan bibirnya yang berwarna merah muda, "Tapi aku benar-benar mengatakannya!"

Li Hua sangat marah pada Wen Ruan, "Kamu ingin aku sebagai wali kelasmu kehilangan muka? Sekarang bukan hanya kamu, tetapi juga aku telah menjadi lelucon di seluruh sekolah!"

"Apakah kamu pikir kamu bisa menjadi seperti Huo Jingxiu dan Ye Wanwan meskipun kamu keluar masuk kelas yang sama sepanjang hari? Mereka adalah siswa terbaik, sedangkan kamu adalah murid rendah moral dan tidak berprestasi. Kamu harus memahami perbedaan ini. Orang-orang menghargai pengetahuan diri. Jangan membuang mukamu ke tanah dan diinjak-injak oleh orang lain!"

Tidak peduli seberapa marahnya Li Hua, Wen Ruan tetap terlihat tenang dan anggun. Ia tidak harus memaksa orang lain untuk percaya padanya atau berjuang membela diri sampai wajahnya memerah dan leher tebal seperti sebelumnya. 

Wen Ruan menyilangkan tangannya yang putih itu di depan Li Hua, tatapan matanya tampak murni dan jernih. Ia terlihat tidak marah ataupun kesal. Ketika kemarahan Li Hua meredah, Wen Ruan tersenyum polos dan manis sambil berkata, "Guru Li, bagaimana kamu bisa menumbuhkan ambisi orang lain. Jika kamu sendiri tidak bisa menghilangkan gengsi? Guru Zhou, wali kelas 3-1 dapat mengajar siswa berprestasi. Kenapa kamu hanya bisa mengajar murid sampah seperti kami?"

Bulu mata Wen Ruan yang lentik dan tebal itu berkedip-kedip seperti kipas yang berputar. Matanya yang murni dan polos itu menatap Li Hua, "Apakah kamu pikir kamu jauh lebih buruk daripada guru Zhou?"

Li Hua tercengang, kemudian dengan penuh amarah ia berkata, "Bagaimana mungkin? Aku yakin pada diriku sendiri, aku tidak mungkin lebih buruk dari dia!"

"Nah, itu benar, kan? Jadi, kamu harus percaya dengan kemampuanmu sendiri."

Ketika bel berbunyi, Wen Ruan menunjuk ke guru dan berkata, "Guru Li, aku pergi ke kelas!"

Li Hua melambaikan tangannya, "Cepat pergi!"

Ketika Wen Ruan pergi, Li Hua mengerutkan keningnya sambil menghela napas panjang. Apa yang terjadi? Aku malah diberi nasihat oleh si Wen Ruan itu? Batin Li Hua.

Nilai ujian Li Hua tidak bagus, itu berarti pengajaran yang aku lakukan tidak lebih baik dari Zhou Liping?

Logika macam apa ini?

 ...

Setelah itu Li Hua pergi dengan ekspresi wajahnya yang tampak cemberut, tawa yang lama tertahan kini mulai pecah di balik semak-semak yang tinggi.