Kael dan Rael sekarang sudah berada di depan rumah Aiden, orang yang akan mereka selidiki sekaligus korban pembantaian yang terjadi dirumahnya.
"Yang nyambut banyak ya Kak?"
"Bukan maen ini, kayaknya ini bukan rumah manusia tapi rumah hantu beneran deh."
Ya, banyak hantu yang menyambut kedatangan kembar dan andai kembar tak memiliki penjaga sudah pasti nasibnya akan sama dengan 2 detektif sebelumnya. Untungnya penjaganya itu lebih kejam dari pada semua hantu yang ada di rumah itu.
"Ini mana belnya si Kak?" Rael mencoba mencari tombol tapi tak ada dan akhirnya mereka memutuskan untuk mengetok pagarnya.
Seseorang berlari dari dalam rumah menuju gerbang. "Kalian yang akan kerja di sini?" tanya pria paruh baya dengan jas hitam membuatnya semakin menawan.
"Iya Pak," jawab Kael singkat dengan senyum di bibirnya.
Orang itu membukakan pintu dan menyuruh kembar masuk. Pria itu membawa kembar ke ruang tamu untuk sedikit berbincang dulu.
"Perkenalkan, nama saya Jovan, saya paman dari Aiden, pemilik rumah ini," jelas Jovan dan diangguki oleh kembar.
Pria itu menjelaskan pekerjaan kembar di sana yang ternyata Rael bukan hanya akan jadi perawat Aiden tapi dia juga akan menjadi asisten rumah tangga.
Sementara Kael bukan hanya jadi sopir tapi juga jadi satpam dan tukang kebun. Mereka juga harus tinggal di rumah itu untuk menemani Aiden karna Aiden di sana hanya tinggal sendiri.
"Apa kalian paham?" tanya Jovan.
"Kami paham kok Pak," jawab kembar kompak dan itu membuat Jovan sedikit kaget.
"Kaya anak kembar aja ngomongnya barengan," ucap Jovan. Kembar hanya nyengir karna dia takut jika pihak kepolisian juga ingin menutupi identitas mereka yang kembar.
"Kalian bisa bekerja dari sekarang, untuk Rael kamu masak buat makan siang Aiden dulu ya!"
"Baik Pak." Setelah itu Jovan langsung pergi meninggalkan kembar di rumah itu.
"Tu orang langsung pergi gitu aja, gak takut kita mau berbuat jahat apa ya?" tanya Nael.
"Dia takut sama yang di sini," jawab Yura.
"Dia bisa lihat kalian?"
"Gak bisa, tapi dia sering diganggu katanya," jawab Yula.
"Kalian mending kerja sekarang, gue rasa ada sesuatu di dapur dan kebun," titah Yura."
"Yaudah yok, siapa tau bisa dapetin bukti apa gitu."
"Gue heran tiap dapet kasus pasti slalu yang korbannya udah gak ada di TKP," kesal Rael.
"Nasib kita itumah, Dek."
"Adek juga pengen sekali-sekali dapet kasus yang korbannya masih di TKP gitu." Selama 5 tahun mereka bertugas memang kasus yang mereka tangani tak pernah melihat korban ataupun melihat TKP saat korban ditemukan, dengan kata lain yang mereka selidiki lebih rumit karna tak ada tanda apapun.
"Yaudah ntar kalau kasus ini udah selesai siapa tau kita dapet kasus yang kita bisa selidiki korbannya secara langsung." Kael menarik bibir Rael yang dimajukan karna dia kesal.
"Udah yok ah kerja." Dengan hati yang masih kesal, Rael berjalan ke dapur dan mencari bahan untuk dia memasak.
"Masak apaan ya? Adanya Cuma ayam sama kangkung doang." Rael mengambil 1 ekor ayam yang sudah dipotong dan 2 ikat kangkung.
Rael mulai dengan mengambil pisau tapi pandangannya langsung berubah.
Pandangan Rael membawanya pada kejadian beberapa bulan yang lalu.
Rael berada di sebuah rumah yang tidak dia ketahui, Rael melihat seseorang berpakaian serba hitam berjalan masuk ke rumah itu lalu membantai siapapun yang dia temui.
Pertama masuk dia membacok pembantu di rumah itu yang membukakan pintu.
Karna teriakan dari pembantu itu, penghuni rumah akhirnya keluar dan itu menjadi sebuah situasi yang menguntungkan bagi pelaku. Dengan cepat, pelaku membacok ibu dan anak yang keluar dan terakhir dia membacok anak bungsu keluarga itu.
"Beres." Ucap orang itu lalu pergi dan meninggalkan keempat orang yang dia bunuh begitu saja.
Pandangan Rael berubah dan dia melepaskan pisau yang dia pegang tadi.
"Barusan penglihatan apa? Kenapa pas gue pegang pisau itu langsung berubah penglihatan gue? Jangan-jangan pisau itu adalah pisau yang sama dengan pisau yang digunakan orang itu," gumam Rael.
"Bentar, tapi yang orang itu pakai pisaunya lebih gede, apa pisau itu ada di tempat itu juga?" Rael masih terus bertanya-tanya tentang kenapa dengan pisau itu.
"Hey."
"Astaga, ngagetin aja sih." Di sebelah Rael sekarang sudah ada hantu wanita yang mukanya penuh darah dan lehernya hampir putus.
"Kenapa?" tanya Rael pada hantu itu.
"Bantu aku."
"Bantu apaan? Gue lagi kerja di sini, lo kalau mau minta tolong lain kali aja," jawab Rael sambil mulai memetiki kangkung sambil menunggu ayamnya cair.
"Ungkap kematian gue, maka lo akan tau siapa pelaku pembantaian dirumah ini," ucap hantu itu lalu menghilang.
"Lah kok ilang? Katanya mau minta tolong tapi malah ilang."
"Rael," panggil Yura yang baru datang dari ruangan sebelah.
"Ada apa? dapet info?" Yura dan Yula disini bukan hanya menjaga kembar tapi juga ikut membantu kembar.
"Iya dapet, katanya pelakunya pernah melakukan pembunuhan 3 tahun lalu dengan menyuruh orang yang berbeda," jelas Yura.
"Bentar, maksudnya pelakunya ini punya bos dan bosnya itu dulu pernah bunuh orang 3 tahun lalu gitu?" tanya Rael memastikan.
"Iya bener."
"Pelakunya siapa?"
"Dia gak mau kasih tau tapi katanya korbannya cowok sama cewek yang lagi pacaran, dan yang cowok itu si hantu yang gue temui."
"Ok gue sekarang bingung, tadi gue megang pisau terus pandangan gue berubah, gue lihat pembantaian 1 keluarga tanpa suami, jadi yang dibantai cuma istrinya, kedua anaknya dan pembantunya. Barusan ada hantu yang bilang kalau gue harus ungkap kematian hantu itu maka gue akan tau siapa pelaku pembantaian di sini.
"Apa 3 kasus ini pelakunya sama? Otaknya sama dan kalian harus ngungkap 3 kasus itu dulu biar bisa tau siapa pelakunya?" tanya Yura menjabarkan.
"Duh kok jadi berat, masa mau selesaiin 1 kasus harus nyelesaiin 3 kasus dulu si?"
Kejadian serupa terjadi pada Kael juga.
"Heh, kalau mau main jangan di sini, gue mau kerja," pinta Kael pada 2 hantu anak kecil yang sedari tadi berlarian didepan Kael yang sedang membersihkan rumput di taman.
"Kalau kalian mau ngomong, ngomong sekarang, kalau ngak, PERGI," pekik Yula dan kedua hantu itu langsung diam ditempat.
"Tolong kita," ucap 2 hantu itu bersamaan sambil menunduk.
"Tolong apa?"
"Tangkap pembunuh kita biar kita tenang," jelas hantu yang lebih besar.
"Bukannya gue gak mau, tapi gue juga lagi nanganin kasus di rumah ini."
"Kalian akan tau pelaku pembunuhan di sini kalau sudah nemuin pembunuh kita," ucap hantu itu lalu menghilang.
"Yula tau sesuatu?"
"Yula tau tapi kalau Yula kasih tau sama aja bohong gak akan ada bukti dan gak akan ada yang percaya. Pak Damon dan pak Miwa mungkin bakal percaya tapi apa publik bakal percaya hanya dengan keterangan kita berdua?"
"Iya juga si, jadi menurut Yula kita harus cari tau tentang pembunuhan anak itu?"
"Mau gak mau, gak ada cara lainkan?"
"Eh lo ngapa nyender? Badan lo itu tembus pandang jadi gak akan bisa nyender di punggung gue," omel Kael pada hantu cewek yang lagi nyender dibadannya.
"Tolong dong, gue capek di sini terus, gue mau balik ke alam gue," ucap hantu itu.
"Emang kenapa lo gak bisa balik ke alam lo?"
"Mayat gue belum ditemukan, padahal gue udah meninggal 3 tahun lalu," jelas si Hantu.
"Tiga tahun? Badan lo udah jadi tulang itu."
"Setidaknya masih bisa dikubur dengan layak. Gue bakal bantuin kasus lo kalau lo mau bantuin gue."
"Yula," panggil Kael seolah bertanya pendapat Yula.
"Kita akan bantu tapi kita gak janji bakal cepet ketemu ya," jawab Yula.
"Terima kasih." Hantu itu lalu menghilang
"Baru kali ini mau nyelidikin 1 kasus harus ngungkap 2 kasus lain dulu," ucap Kael.
********************************
BERSAMBUNG
Ada yang tau sesuatu di sini?
Pena kasih clue di bab ini, siapa yang bisa menebak silahkan komen ya.
PAPAY, SALAM PENA.