Kembar buru-buru mengambil semua belanjaan yang mereka butuhkan lalu membayarnya dan kembali ke mobil.
"Cepet banget?" tanya Aiden yang masih fokus dengan laptopnya.
"Kalau bisa cepet kenapa harus lama, Tuan," jawab Kael lalu melajukan mobil dan sebisa mungkin menyembunyikan kekagetanya untuk kesekian kali di hari ini.
Saat sampai di rumah, mereka membantu Aiden turun, Rael mendorong kursi roda Aiden ke dalam rumah sedangkan Kael menurunkan belanjaan dan membawanya ke dapur.
Rael kembali ke dapur setelah mengantar Aiden ke kamar, mereka membereskan belanjaan sambil ngobrol.
"Kak, lo dapet apa tadi Kak?" Tanya Rael sambil menyusun buah.
"Ini sedikit aneh, Dek."
"Aneh gimana?"
"Tadi gue bosen di dalam mobil jadi gue keluar terus duduk di kursi deket parkiran itu, tapi pandangan gue jadi berubah."
"Pandangan lo berubah?" Kael mengangguk. "Sejak kapan pandangan lo bisa berubah saat menyentuh sesuatu?"
"Nah itu yang gue bingung, yang gue lihat aneh juga."
"Yula, kenapa Kak Kael bisa kaya gitu?"
"Itu gue yang bikin, soalnya ada hantu yang mau ngomong tapi dia gak bisa ngomong, mau gak mau gue bikin Nael lihat apa yang mau diomongin sama tu hantu."
"Lain kali ngomong dulu ngapa, bikin gue bingung aja," ucap Kael dan Yula hanya nyengir.
"Terus lo lihat apa, Kak?"
"Awalnya gue lihat orang pacaran di rumah gitu, pacaran sewajarnya orang pacaran, tapi pandangan gue langsung berubah ke depan rumah sakit dan disana gue melihat 2 hantu anak kecil yang tadi sempet gue temuin lagi dimarahin bapaknya."
"Pandangan gue berubah lagi kembali ke orang pacaran itu tapi sekarang pacarannya agak lebih berani dan pakaian mereka juga udah ganti, kayaknya itu kejadian di hari yang berbeda," jelas Nael.
"Yang gue dapet lebih aneh lagi Kak."
"Lo dapet apa?"
"Pertama, pas kakiĀ gue gak sengaja nyentuh sepatu dokternya Aiden pas dia lagi jelasin hasil pemeriksaan Aiden. Gue lihat ada 2 anak kecil yang lagi diperiksa tapi tatapan mereka kaya ketakutan gitu, yang bikin gue kaget itu, mereka berdua ternyata anaknya pak Jovan yang tadi kita temui pas baru sampai di sini," jelas Rael.
"Lo tau juga ngak? Cowok di pandangan gue itu ya si pak Jovan semua, yang sama anak kecil dan yang lagi pacaran itu sama, pak Jovan semua," jelas Nael.
"Kayaknya dari pandangan gue dan lo sama apa yang kita denger di supermarket bisa kita tarik kesimpulan deh."
"Iya bener, Dek. Pak Jovan kerumah sakit sama 2 anaknya ketemu dokter, karena anaknya ini menampakkan expresi ketakutan jadi pas pulang dimarahi. Nah yang gue lihat lagi pacaran itu pak Jovan sama istrinya sekarang, karena kalau gue inget-inget mukanya sama kaya cewek yang sama pak Jovan tadi."
"Tapi apa hubungannya sama kematian 2 anak kecil itu dan hantu cewek yang gue temui?"
"Gue punya opini tapi mending kita simpan dulu opini kita masing-masing. Lo ada dapet apa lagi?"
"Pas gue salaman sama dokter, pandangan gue berpindah lagi. Gue ada di ruangan yang sangat gelap, disana ada cewek yang diikat kaki dan tangannya, terus ada cowok yang datang membawa cambuk. Cowok itu menyiksa si cewek dengan berbagai cara, dari yang dicambuk, dipukul, ditampar bahkan ditendang. Cewek itu merintih kesakitan tapi si cowok malah ketawa."
"Cowoknya siapa?"
" Nah itu masalahnya, pas tu cowok hampir noleh, gue disadarin sama Aiden duluan, jadi gue gak tau tuh cowok siapa."
"Sayang banget lo gak bisa lihat siapa tu cowok."
"Ntar malem jadi hacker yuk kak," ajak Rael.
"Mau nyari tau tentang apa emangnya?"
"Gue tadi udah masang flashdisk di laptop dan komputer dokter itu, gue rasa ada yang gak beres sama tu dokter."
"Kok lo bisa kepikiran naro flashdisk di laptop segala?"
"Yura yang nyuruh, gue nurut aja,"
"Yaudah deh. Udah lama juga gak jadi hacker."
"Lebih lama gak jadi snipernya kali kak, sampai kangen asli gue pengen nembak sesuatu."
"Iya ya udah lama kita gak jadi sniper ya?"
"Kemampuan kalian akan berguna di kasus ini," ucap Yula.
"Wih, seru tu pasti? Jadi gak sabar."
*****
"Mereka pada ngomongin apa sih? Serius amat?" Tanya Aiden yang sedang memantau kembar dari cctv.
"Mereka sebenarnya beneran gak saling kenal apa gimana? Kok kayaknya akrab banget, mencurigakan."
Aiden sebenarnya sudah curiga dari awal tentang kembar tapi dia mencoba berfikir positif.
*****
"Lepasin gue," pinta seorang cewek yang sekarang tengah terikat di kursi.
" Jangan harap gue bakal lepasin lo, biarin Salwa ngerasain jadi lo lebih lama lagi," ucap cowok itu sambil mengeluskan pisau di wajah cewek itu.
"Gue gak akan deketin mas Jovan gue janji, gue bakal pergi dari hidup mas Jovan asal lo lepasin gue," mohon cewek itu.
"Gak ada jaminan kalau lo gak akan ingkar janji."
"Lo boleh yang pilih negaranya dimana, bahkan lo boleh ikut nganterin gue pas gue mau pergi biar lo yakin kalau gue ada ditempat jang jauh." Cewek itu terus memohon agar dia dilepaskan.
"Ok gue akan buang lo ke tempat jauh, setelah gue nikmatin tubuh lo."
*****
Malam harinya setelah kembar menyelesaikan pekerjaan mereka. Mereka sedang berada di kamar Rael dengan 2 laptop didepan mereka.
"Dek, lo laptop, gue komputernya ok?"
"Ok Kak, laksanakan." Mereka berdua sibuk membajak laptop si dokter dan Kael bahkan sekarang bisa membobol server keamanan rumah sakit karena komputer itu menghubungkan semua komputer yang ada di rumah sakit itu.
Saat mereka sedang asyik menjadi hacker, email dari kepolisian masuk membuat mereka harus menyudahi kerjaan mereka dan membuka email itu.
"Saya sudah mencari data tentang pembunuhan 3 tahun dan 5 bulan lalu. Mereka masih ada hubungan keluarga dengan keluarga Aiden." Isi email pertama
"Pembunuhan 3 tahun lalu sepasang kekasih yang baru pulang kerja bersama. Untuk cara pembunuhannya kaya gimana kita gak tau, tapi ada yang bilang kalau mereka dibunuh dengan ditikam beberapa kali sampai meninggal, tapi jasad mereka tak ditemukan dimanapun sampai akhirnya kasus itu ditutup karena tak ada petunjuk sama sekali." Isi email kedua.
"Kasus 5 bulan lalu itu keluarganya pak Jovan, paman dari Aiden. Istri, pembantu dan kedua anak mereka terbunuh dan meninggal ditempat, tapi pak Jovan selamat karena dia sedang di kantor saat kejadian berlangsung." Isi email ketiga.
"Untuk hasil DNA, keluarnya 3 hari lagi." Isi email keempat.
"Tolong Bapak kirim semua data tentang mereka ke saya!" Pinta Kael dalam balasannya.
"Pak, pernah ada laporan cewek hilang gak pak?" Tanya Rael.
"5 bulan lalu ada tapi sudah ketemu 3 bulan lalu dan sekarang dia sudah menikah sama pak Jovan," balas pak Miwa.
"Baik Pak, terima kasih."
"Kita harus selidiki pak Jovan sama istrinya juga de."
"Tapi caranya gimana, Kak?"
"Gue punya ide," ucap Kael lalu membisikkan sesuatu.
"Bagus, gue setuju," jawab Rael.
******
BERSAMBUNG