Chereads / Twins Detective / Chapter 6 - SELVA

Chapter 6 - SELVA

Di ruangan yang cukup gelap ada seorang perempuan yang sedang berusaha melepaskan dirinya dari ikatan yang membuatnya bersatu dengan kursi kecil yang sudah 3 bulan diduduki olehnya.

"Gue harus bisa keluar dari sini sebelum dia bisa menikmati badan gue," gumam Selva.

Sakit di tangannya tak jadi masalah karena bagi selva yang penting dia bisa keluar di saat sekarang Alfes yang menyekapnya sedang keluar.

Usaha memang tidak menghianati hasil, setelah sekian lama berusaha, Selva bisa melepaskan ikatan di tangannya.

Selva lanjut membuka ikatan di kakinya dan setelah ikatan kakinya lepas, Selva buru-buru untuk pergi.

Selfa mengendap-endap keluar dari ruangan itu karena dia takut jika Alfes sudah pulang.

********

"Punya bos gini amat sih kak, udah malem segala nyuruh beli rujak," kesal Rael.

"Udah kaya orang ngidam saja yang diminta rujak lagi, jam segini nyari rujak di mana?" tanya Kael.

"Entahlah Kak, kesel gue."

"Kalian akan mendapatkan salah satu yang kalian cari, jadi sudahi kekesalan kalian," ucap Yura.

"Maksudnya?"

"Ikutin aja, Kak Yura bener kok, kalian akan mendapatkan apa yang kalian cari di depan," ucap Yula.

"Ni hantu 2 sama aja kalau ngasih petunjuk pasti selalu bikin penasaran."

"Udah deh biarin, ngambek malah ribet," ucap Kael.

Mereka terus berjalan sambil mencari dimana adanya penjual rujak.

"Kak itu siapa yang lari-lari?" tanya Rael sambil menunjuk ke arah depan.

Kael meminggirkan mobilnya dan keluar diikuti oleh Rael dan twins.

"To-long," ucap seorang cewek yang tadi sempat lari-lari.

"Kak, itu ada yang ngejar. Ayo bawa masuk dulu." Rael dan Kael membawa cewek itu masuk mobil lalu membawanya menjauh dari seorang cowok yang sedang mengejarnya.

"Kakak tenang ya, Kakak aman," ucap Riel sambil merangkul cewek itu.

"Twins, dia siapa? Kenapa mukanya mirip banget?" tanya Kael dalam hati.

"Kalian bawa ke kantor polisi dulu, kalian akan tau dia siapa di sana, tapi Rael suruh selalu ada disampingnya karena ada ketakutan yang sangat besar pada diri cewek itu," jawab Yula.

"Iya sih kelihatan banget kalau dia sangat ketakutan," jawab Kael dalam hati sambil melihat sekilas ke belakang di mana Selva sedang memeluk erat Rael. Rael hanya bisa menenangkan Selva sebisanya saja.

Setelah sampai di kantor polisi, mereka dihadapkan dengan masalah pertama.

"Kak, ayo gpp kita masuk," ajak Rael yang tetap saja ditolak oleh Selva, dia sangat ketakutan.

"Gak akan ada yang nyalahin Kakak, di dalam orang nya baik semua, nanti Kakak di dalem ngobrolnya sama 2 polisi yang sangat baik di sana." Sebisa mungkin Rael berusaha untuk membujuk Selva, sementara Kael sedang menjelaskan bagaimana cara mereka bertemu dengan Selva.

Setelah berbagai bujukan yang ditolak akhirnya Selva mau juga untuk di ajak masuk.

Mereka kembali berkumpul di ruang interogasi, ruangan kesukaan mereka.

Selva duduk di sebelah Rael sambil menggenggam tangan Rael sangat erat.

"Mbak, tenang saja. Kita berdua gak akan memaksa Mbak buat cerita tapi kita jamin kalau Mbak aman disini dan kita orang yang bisa Mbak percayai jika mbak ingin cerita, ucap Pak Damon yang sangat tahu jika Selva sekarang sangat ketakutan.

"Mereka orang baik dan saya jamin mereka bisa bantu, Kakak," bujuk Rael.

"Saya Selva, cewek yang diculik 5 bulan lalu." Kembar dan kedua polisi saling pandang sambil masih fokus mendengarkan penjelasan Selva.

"Saya disekap di gedung kosong dekat hutan sama pacar kembaran saya." Mereka berempat mulai tahu tentang apa yang sebelumnya menjadi pertanyaan untuk mereka.

"Kenapa pacar kembaran Kamu sampai menculik kamu?" tanya Kael.

"Kembaran saya dan pacar nya sudah bersekongkol, kembaran saya menyamar menjadi saya karena saya memiliki pacar yang cukup kaya dan itu semua mereka lakukan demi harta," telas Selva.

Kembar kini saling pandang dan mereka kini sudah tau tentang permasalahan Selva.

"Apa kembaran kamu namanya Salwa?"

"Kok kamu tau?"

"Kita pernah ketemu sama orang yang mirip sama kamu dan dia memperkenalkan dirinya sebagai Salwa," jawab Rael ngasal.

"Bukankah harusnya dia mengaku sebagai Selva, kenapa dia bilang kalau dia Salwa?" tanya Selva bingung.

Otak kembar mendadak tidak bisa berpikir sedangkan kedua polisi di depannya juga tak bisa membantu karena data ini belum kembar kasih tau pada 2 polisi di depannya.

"Untuk itu kita gak tau Kak."

"Ayo dong percaya," batin Rael.

"Mungkin dia keceplosan. Apa kalian bisa menolong saya?"

"Kita akan usahakan untuk menangkap pelaku dan menghukumnya sesuai hukum yang berlaku," jawab Pak Damon.

"Tidak perlu, Pak. Biarkan mereka berkeliaran bebas, saya hanya minta kalian sembunyikan saya sejauh mungkin!" Pinta Selva.

"Kak, apa yang kembaran Kakak sama pacarnya lakukan sama Kakak itu sudah masuk tindakam kriminal, kalau lihat dari badan Kakak juga sepertinya Kakak mengalami penyiksaan, mereka pantas untuk di hukum," ucap Rael.

"Kamu tenang saja, kamu akan aman, hukum harus berlanjut," ucap Pak Miwa.

"Percayakan semuanya sama polisi di sini, kamu pasti aman," ucap Kael.

Dengan ketakutan yang masih terlihat jelas di mata Selva dia memberanikan diri untuk mempercayai 4 orang yang tidak dia kenal sama sekali.

"Baik, kita akan mengusut kasus ini dan untuk sementara kamu bisa tinggal di kontrakan yang ada di belakang kantor polisi agar jika ada apapun memudahkan kamu untuk melapor ke kita," ucap Pak Damon.

"Baik, terima kasih Pak."

"Mereka baik kok, Kak. Kakak tenang aja," ucap Rael.

"Rael, anterin dia ke belakang ya, ini kuncinya!" Titah Pak Damon sambil menaruh kunci.

Rael mengambil kunci lalu menggandeng Selva dan pergi menuju kontrakan.

"Kael, apa ada yang kalian ketahui selain yang sudah kalian laporkan sama Kita?" tanya Pak Miwa.

Kael menceritakan semuanya tentang Jovan dan istrinya termasuk penglihatannya dan Rael tentang dokter, cowok dan cewek yang disekap.

"Ok, satu pertanyaan kita sudah terjawab, kita tinggal fokus sama penyelidikan kita tentang siapa pelaku pembunuhan di rumah Aiden.

Setelah selesai mengantar Selva, Rael kembali ke ruang interogasi lalu pulang karena jam yang sudah menunjukkan pukul 23:00.

Setelah sampai di rumah, kembar langsung berjalan menuju kamar Aiden untuk memberitahu kalau mereka tak mendapatkan rujak pesanan Aiden.

"PERGI, JANGAN-JANGAN, teriak Aiden.

Kembar yang panik berusaha mendengarkan terlebih dulu apa yang terjadi karna mereka mendengar ada suara orang lain di dalam kamar.

"Gimana rasanya hidup sendiri? Ini juga yang gue rasakan dan ini semua karna keluarga lo," ucapnya.

"Gue gak salah apapun, siapa lo sebenarnya?"

"Masih nanya aja siapa gue? BODOH," ucap orang itu lalu memukuli Aiden.

Kembar yang mendengar kalau Aiden dipukul langsung mendobrak pintu kamar Aiden.

"WOY," teriak Kael, orang itu yang kaget langsung kabur lewat jendela, Kael mencoba mengejar sedangkan Rael membantu Aiden.

"Tuan, gpp?" tanya Rael setelah membantu Aiden untuk duduk.

Badan Aiden bergetar hebat, Rael langsung menarik Aiden yang sangat ketakutan ke dalam pelukannya sambil menenangkannya.

"Tuan tenang ya, Kael lagi ngejar dia. Tuan aman sekarang. Aiden hanya diam sambil mengeratkan pelukannya pada Rael.

"Siapa sebenarnya orang itu, kenapa Aiden sangat ketakutan kaya gini?" tanya Rael dalam hati.

********(((((((()))))))))*********

BERSAMBUNG