Ara sibuk melihat kondisi kakinya yang masih dibalut dengan perban dari tabib yang mengobatinya, dia sedang menunggu Chen Jie Rui merebuskan obat untuknya. Pria itu memaksa Ara untuk meminum obat sebelum pergi tidur karena pesan dari tabib tadi siang, Ara harus rutin meminum obatnya agar kakinya bisa sembuh dengan cepat.
Ara tidak bisa membayangkan sepahit apa obat yang dia minum itu nanti. Obat-obatan Tiongkok yang terkenal pahit membuat buku kuduknya merinding.
"Ini obat kamu!"
Ara menoleh saat mendengar kata-kata Chen Jie Rui yang ada di dekatnya sambil menyodorkan mangkuk berisi cairan hitam dengan bau yang sangat menyengat.
"Pahit tidak?" tanya Ara sambil menutup hidungnya dengan kedua jari tangannya.
"Tidak. ini tidak seperti yang kamu bayangkan. Ayo minum!"
Chen Jie Rui kembali menyodorkan mangkuk di tangannya ke depan Ara membuat Ara menjauhkan kepalanya dari mangkuk.
