Taroz adalah julukan untuk planet perak yang sudah ditempati bangsa Tar sejak beribu generasi, di mana langitnya berwarna jingga dan airnya berkilau seperti silver cair yang berpendar kebiruan. Planet Taroz memiliki banyak pantai dan tebing-tebing berbatu terjal. Banyak tebing-tebing terjal dipahat menjadi istana dengan pilar-pilar yang kokoh, menjulang di puncak-puncak gunung tertinggi bak menara pencakar langit yang sebagian puncaknya tertutup awan.
Sebagai bangsa petarung yang tak terkalahkan, bangsa Tar memang memiliki kecerdasan untuk membuat benteng-benteng di puncak gunung batu untuk menghalau para musuh-musuh mereka yaitu para bangsa Ras.
Bangsa Ras adalah julukan bagi para raksasa buas penghuni lembah dan rawa yang tak segan menyantap daging dari mahluk hidup apa saja yang ditemuinya. Mereka adalah bangsa paling tak beradap di seluruh tanah Tar.
Selain terkenal sebagai bangsa petarung yang tak terkalahkan karena panglimanya yang hebat, bangsa Tar juga memilik seorang raja yang terkenal sangat bijaksana. Sayangnya Raja Holar belum juga dikarunia seorang putra sebagai penerus tahtanya kelak. Karena itu perselisihan terselubung mulai terjadi di dalam istana, antara pendukung Kal Zoraz dan Raja Holar.
'Kal' adalah sebutan bagi seorang panglima tempur yang memang selalu dimiliki secara turun temurun oleh bangsa Tar. Sebagai Dewa Pelidung bagi bangsa mereka dari para raksasa. Selama ini tidak pernah ada yang tahu siapa yang akan menjadi seorang 'Kal' selanjutnya, karena biasanya mereka memang sudah menerima keistimewaan itu sejak lahir.
Kal Zoraz adalah seorang hunter yang dulunya lahir di tanah peternakan. Hunter adalah pekerjaan kelas menengah bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari mencari binatang buruan di hutan. Setratanya lebih tinggi dari petani dan satu tingkat di bawah peternak. Tapi biasanya para hunter lebih menyombongkan diri karena di anggap lebih punya nyali untuk masuk ke dalam hutan. Hutan di tanah Tar adalah tempat yang masih paling banyak dihuni oleh bangsa raksasa dan juga monster yang dapat menelan seekor rusa dan anak gajah tanpa perlu dikunyah.
Sejak kecil Kal Zoras sudah menunjukkan banyak keistimewaan yang mereka semua tahu sebagai keistimewaan seorang 'Kal'. Saat berusia dua belas tahun dia pernah menyeret tubuh tartula raksasa sepanjang dua puluh meter yang sudah tanpa kepala dari dalam hutan. Tartula adalah hewan sejenis lipan dengan banyak kaki dan bisa, taringnya sangat beracun karena itu tartula adalah salah satu monster yang paling ditakuti di dalam hutan. Dia juga pernah menggelindingkan kepala seekor chiripha di tengah arena kompetisi perburuan para Hunter.
Tidak akan ada yang memilih memenggal kepala chiripha. Biasanya para hunter akan memilih kepala citah atau singa hutan bukannya mahluk terbang bercakar baja yang juga bisa menyemburkan api. Tapi saat itu Kal Zoras benar-benar melempar kepala seekor chiripha jantan ketengah arena.
Semua mata tertuju padanya, bukan hanya karena kegagahan fisiknya tapi lebih karena baju jirannya yang hangus tapi tubuhnya tetap utuh nyaris tak tersentuh api dan sempurna. Serempak semua kepala bersujud dan sejak hari itu Raja Holar mengangkatnya sebagai seorang Kal dengan gelar 'Pemenggal Kepala Monster'.
Belum pernah ada dalam sejarah tanah Tar selama ribuan tahun bahwa ada seorang Kal yang pernah sangat ditakuti seperti Kal Zoras.
Kal Zoraz juga sangat ditakuti oleh para bangsa raksasa yang terkenal paling biadap. Bersama pasukannya sang panglima telah memburu bangsa raksasa sampai ke goa-goa persembunyiannya di kaki-kaki gunung, bahkan sampai ke dasar lembah dan rawa.
Dengan kehebatan dan popularitas nama besarnya Kal Zoraz mulai merasa bahwa dirinya memang lebih layak untuk menjadi pemimpin bangsa Tar. Kesombongan membuat sang panglima berani menentang titah rajanya. Apalagi dia juga mendapatkan dukungan terselubung dari para hakim di sekitar raja dan para tentara tempurnya untuk mengambil alih tahta seluruh tanah Tar. Begitulah akhirnya konflik sengit di dalam istana mulai semakin sering terjadi dan terang-terangan antara dua kubu pendukung Kal Zoras dan Raja Holar.
*****