Di sebuah desa terpencil di pinggiran hutan tinggalah sepasang suami istri yang sudah cukup renta tapi belum juga dikaruniai keturunan. Tiap malam sang istri selalu berdoa agar Tuhan mengirim keajaiban pada mereka untuk bisa memiliki keturunan meski sekarang usia mereka sudah tidak muda lagi untuk menjadi orang tua, tapi wanita itu yakin jika suatu saat Tuhan pasti akan mengabulkan doanya.
Sampai pada suatu malam pasangan suami istri itu sedang berdoa di bawah temaram cahaya bulan di ladangnya. Langit nampak terang kemerahan saat itu, tidak seperti biasanya, mereka tetap berdoa benar-benar yakin Tuhan akan berbelas kasih untuk membuat keajaiban.
Tak begitu lama sebuah cahaya berpendar kehijauan seperti meluncur jatuh dari atas langit dan menimbulkan gelegar yang cukup keras bagai ledakan di tengah ladang mentimun mereka.
Sepasang suami istri itu masih terduduk di tanah setengah berjongkok karena tiba-tiba kaki mereka terasa lemas untuk berdiri saat tiba-tiba menyaksikan sosok mahluk besar berwarna hijau sedang berjalan menghampiri mereka. Sang istri coba mencengkram lengan suaminya yang masih membeku, mereka yakin mahluk itu tidak akan segan untuk memakan mereka. Mahluk itu terlihat lebih tinggi dari pohon kelapa, berambut gimbal dengan taring-taring tajam yang mencuat dari kedua sisi mulut lebarnya. Matanya berwarna merah besar seperti bolam senter yang bisa menyala dalam kegelapan. Benar-benar seperti mahluk dalam dongeng yang sering di kisahkan suka memakan manusia.
Tubuh suami-istri tersebut masih bergetar ketika sang raksasa semakin mendekati mereka. Mereka yang sudah cukup renta itu sepertinya juga sudah pasrah jika di akhir hidupnya harus menjadi makanan malam bagi sang raksasa mengerikan, karena kaki mereka sudah terasa lumpuh hingga tidak bisa berlari.
Awalnya mereka sama sekali tidak memperhatikan apa yang sedang di bawa oleh raksasa bertubuh hijau tersebut. Hingga raksasa itu mulai bicara, "Aku tidak akan memakan tubuh manusia kurus seperti kalian !"
Barulah sang istri yang pertama kali berani mendongak dan melihat ada mahluk kecil yang masih kemerahan menggeliat di cengkraman jari-jari besar sang raksasa. Bayi itu hanya bisa menangis hingga suaranya tersengal dan hampir habis.
"Tolong jangan makan bayi itu, makanlah tubuh kami saja, " pinta sang istri dengan bibir bergetar dan diikuti suaminya yang ikut bersujud dan memohon.
"Tolong makan kami saja dan kau juga boleh memakan semua mentimun di ladang kami jika belum kenyang, tapi tolong jangan makan bayi itu," mohon suami-istri itu seolah mereka memiliki pilihan saja, karena jika mau sebenarnya sang raksasa bisa saja memakan mereka semua saat itu juga.
Gumpalan liur menjijikkan menjulur jatuh ketanah tepat di depan mata mereka, sepertinya raksasa itu memang sangat lapar, dengan lidah terjulur mengerikan. Sang raksasa merunduk untuk menyentuh mereka dengan jari-jari besarnya.
"Lihat aku! " perintah sang raksasa dengan suara seraknya yang bergema.
Meski sangat ketakutan pasanga suami istri itu harus memberanikan diri untuk menatap sepasang mata merah besar yang seolah menyala itu dengan tubuh mereka yang bergetar.
"Apa kalian takut? " tanya sang raksasa dengan lidah merahnya yang menjulur di antara kedua taring giginya yang runcing dan panjang.
Karena ketakutan mereka yang luar biasa pasangan suami istri itu sepertinya memang hanya bisa mengangguk, dengan keringat dingin membasahi seluruh tubub mereka yang semakin menggigil.
Raksasa itu hanya melihatnya beberapa saat kemudian tiba-tiba meletakkan bayi yang masih kemerahan itu di depan mereka, di atas tanah kering dan sisa jerami ilalang. Bayi itu masih menangis dengan suaranya yang mulai serak dan terputus-putus. Sungguh kasian, bayi yang dibiarkan tanpa pakaian itu sepertinya juga kedinginan dan kehausan.
"Aku tidak akan memakan kalian atau bayi ini sekarang, asal kalian mau berjanji untuk membesarkannya dan mengembalikannya padaku pada saat yang kutentukan."
Kedua suami istri itu langsung bersujud, memberikan janjinya tanpa syarat kepada sang raksasa.
Pasangan suami istri itu tidak berani meminta apa-apa lagi setelah keberuntungan luar biasa yang mereka dapat malam itu. Seorang bayi yang sudah lama mereka impikan kali ini benar-benar berada dalam gendongan mereka.
Sang raksasa langsung pergi melesat ke dalam hutan, setelah membuat mereka berjanji, janji yang tidak tahu apa akan mampu mereka tepati.
Saat itu mereka belum sepenuhnya sadar jika menyerahkan kembali putri yang sudah mereka besarkan tentunya tidak akan menjadi hal yang mudah. Saat itu mereka masih sangat bahagia karena bisa memiliki bayi, sesuatu yang mereka anggap selama ini hanya mimpi. Mereka hampir tak peduli jika bayi yang mereka dapatkan berasal dari raksasa mengerikan, bahkan mereka sudah berjanji akan mengembalikannya untuk menjadi santapannya saat kelak bayi tersebut sudah dewasa.
*****