aku berhenti sejenak disebuah konter hp dan mengisi pulsa untuk persediaan dijalan
" bang kalau ke Cepu naik angkot apa ya kata ku pada pemilik konter
" langsung kecepu tak ada mas yang ada mas naik bis dulu ke ngawi "kata Abang konter
"Slawi ,Slawi "kata salah kenek yang menurunkan penumpang persis didepanku
karena salah dengar antara Slawi dan Ngawi aku kira Sama saja, aku langsung menaiki bis tersebut setelah penumpang itu turun, didalam bis penuh sesak dengan Penumpang sehingga aku tak dapat tempat duduk.
dengan berpegang tiang besi yang ada dalam bis aku menahan badan ku agar tak jatuh akibat dorongan penumpang lain.
"mas turun dimana "kata kernet.
"kecepu berapa ongkos nya" kata ku.
"kami tak kecepu ,mas harus beli tiket dulu diterminal brebes" kata kernet bus jurusan Slawi.
jam sebelas siang aku diturunkan diterminal yang Brebes yang sepi hanya ada masjid dan beberapa loket penjualan tiket ke jawa dan Bali yang buka.lokasinya di pintu keluar masuk jalan layang yang lebar membuat mobil bus menarik dan menurunkan penumpang di bahu jalan.
kemudian aku mencari loket bus tiket bus.
"mas tiket bus ke Cepu ada gak kataku pada penjual tiket yang sedang asyik baca koran.
"kalau yang langsung kecepu tidak adek harus ke solo dulu itu pun mobil adanya malam hari" kata penjual tiket kemudian melipat korannya lalu mengambil buku tiket dalam laci meja.
"berapa harga tiketnya "kataku.
"seratus lima puluh ribu rupiah" kata petugas tiket.
"bisa kurang lagi ga mas duit saya tak ada lagi "kataku.
setelah mendapat kan karcis kemudian aku menunggu sampai mobil tiba malam hari.
rasanya waktu lama berlalu ketika menunggu setelah solat ashar,aku lebih memilih tiduran diteras.sesekali aku datang lagi pada petugas tiket.ketika sudah selesai solat magrib aku tak diperbolehkan lagi jauh jauh dari loket tiket.
"dek mobil nya sudah datang" kata penjual tiket .
kemudian aku mengemasi barang bawaan ku dan memeriksa lagi kalau kalau ada yang ketinggalan.kemudia aku mengikuti petugas tiket keluar kejalan raya menunggu bis yang mau ke solo.
"bagaimana mas jadi di discon tiketnya" kataku.
kemudian mas penjual tiket mengambil duit dua puluh ribu dari kantong celananya.
"ini duit pribadi , saya berikan padamu" kata petugas karcis.
"terima kasih ya mas" kataku pergi kewarung membeli dua roti dan minuman gelasan pakai duit terakhir yang aku tahan tak di pakai buat kebutuhan yang sangat penting.
"mau roti mas 'kataku menawarkan makanan yang aku beli.
"silahkan buat kamu Saja "kata penjual karcis.
tak lama mobil yang kami tumpangi sudah sampai ada beberapa orang yang naik bersamaan dengan ku.
lama juga perjalanan menuju terminal solo berangkat magrib dari terminal Brebes subuh bus yang aku tumpangi baru sampai diterminal solo.
suasana terminal solo waktu itu tak seperti terminal pada umumnya.entah karena masih gelap atau memang dalam perbaikan karena ada pagar seng yang membatasi lapangan terminal solo . kemudian kami melewati terowongan yang langsung ketempat mobil yang menuggu penumpang.
baru saja aku sampai didalam terminal beberapa orang sudah menarik aku ketempat yang gelap.
"mau kemana" kata preman terminal.
"mau kecepu "kataku.
'naik mobil ini saja dek" kata preman itu.
" berapa ongkos nya " kataku.
"delapan belas "kata preman terminal.
kemudian aku memberikan duit yang dua puluh ribu tadi pada preman yang menarik ku ketempat gelap.
"kembali dua ribu "kata ku.
"mana ada kembalian nya ini Saja masih kurang"
"harga tiketnya seratus delapan puluh" kata preman terminal.
uang segitu saya tak punya ini duit terakhir saya sini kembalikan duitnya " kataku mengambil lagi duit yang masih dipegang sama preman terminal .
" berikan saja duitnya seperti nya memang tampangnya orang tak punya duit "kata teman preman terminal.
kemudian duit ku dikembalikan.kemudian ada seorang pria mencolek aku dari belakang.
"naik bis ini Saja mas ongkos nya hanya lapan belas ribuan" kata pemuda itu.
kemudian aku menaiki bus yang dimaksud kalau dilihat lihat memang busnya seperti bus DAMRI yang dikota Bandung jauh dekat ongkos ya sembilan ribu rupiah.
aku duduk di bangku paling belakang suasana masih gelap ketika bis yang aku tumpangi bergerak meninggalkan terminal solo melewati jalan dalam kota jalur dua yang masih sepi kendaraan.
kemudian aku terjaga ketika kernet berdiri disampingku.
"ongkos "kata kernet.
kemudian aku memberikan selembar duit dua puluh ribu yang dikembalikan preman terminal.
jam tujuh aku sampai dikota Cepu dan diturunkan dibundaran pinggiran kota .
"hallo bi aku sudah sampai dibundaran" kata ku setelah turun dari bis
tak lama di sebrang jalan dalam sebuah sedan keluaran lapan puluhan .
"Jon Jon" kata bibi memagilku setelah aku melihat nya aku langsung saja menyebrang dan menghampirinya.
kemudian aku bersalaman dengan kedua nya dan naik kedalam mobil membawa aku ketoko aksesoris nya yang ada didepan pasar cepu
kemudian Uda Del laki bibiku memanggil tukang kopi yang ada sebrang jalan.
tak lama pesanan kami kopi dan gorengan datang.
"disini orang bikin kopi langsung dimasak dengan gula tak diseduh seperti orang bikin kopi dikampung" kata om adel sambil Makan gorengan kemudian aku mengikuti nya.
setelah minum beberapa teguk kopi
om adel memajang kembali dagaanya beruba tas, dompet ,ikat pinggang dan sebagainya.
setelah selesai memajang dagangan nya om adel kembali ketempat duduknya
"ande tak menyangka kita bisa bertemu juga sudah sekian tahun kita tak jumpa" kata ande Eli
"memang nya kenapa" kataku .
"kamu lupa sekarang kita lagi dialam dibunian" kata ande Eli.
"oh iya "kataku.
"bagaimana keadaan orang dikampung 'kata om adel.
"saya sudah hampir setahun belum pulang.sekalinya pulang aku diajak sama ratu sopiah kesini"kata ku.
ada untung nya juga kamu diajak kesini sama ratu sopiah kamu bisa bebas keluar masuk alam gaib bebas sesukamu sedang kan kami sampai ke sini dan tak bisa kembali lagi kecuali ada yang memanggil kami"kata Om adel.
"Bukan nya Tambah bebas kalau sudah jadi arwah bisa pergi kentayangan kemana saja"kata ku.
"kami meninggal karena kecelakaan mobil ini ketika pulang dari pesta ,om kamu dalam keadaan mabuk menyalip tak pakai perhitungan tanpa disadari dengan arah berlawanan datang mobil lain dan tau tau kami berempat sudah disini"
kalau ingin bebas roming kami harus genap dulu satu abad meninggal nya baru bisa kemana yang kita mau.
kemudian ande Eli masuk kewarung membuka kulkas , sudah lama aku ingin masak kaki sapi ini" kata Ade Eli.
om adel mengumpulkan kayu bekas peti buah dibelakang toko nya.aku pun turut membantu menyalakan api untuk membakar kaki sapi itu.
ternyata dibelakang toko sangat lega,ada bekas gudang workshop kereta api lahannya sangat luas yang dipergunakan sama om adel untuk menyimpan sedan mautnya.
"kalau mau ke mck kemana om" kataku.
kamar mandi yang ada disampingnya toko hanya bisa buat mandi saja karena
airnya berminyak oleh karena itu kamar mandi nya selalu dikunci sama pemilik kios .
kami biasa pergi kepasar atau ke Musala yang ada digang itu"Kata om adel.