Chereads / Perjaka yang Disembunyikan / Chapter 13 - Rough in The Bed

Chapter 13 - Rough in The Bed

WARNING! Panas!!! 18 ke bawah minggir!!!

Sarah dipapah Nandra yang menatapnya cemas sedari tadi, bagaimana istrinya itu bisa semabuk itu?

"A-aku benci! Benci Rega datang ke mimpiku! Benci! Benci! Benci!" racaunya sambil berontak terus menerus.

"Ahhh!!! Lepasinnn ihh!!!" teriak Sarah mencoba berjalan sendiri.

Pandangannya yang kabur dengan melihat benda di depannya terbagi dua termasuk Nandra, langkah kakinya saja bahkan sempoyongan bukan main.

"Eh… Nandra, hihi… kok kamu ada dua? Kembar yaaa…" Sarah tertawa-tawa sendiri.

"Ayo masuk sayang." Nandra mendorong Sarah masuk ke mobil, ia segera memanuver mobil Sarah menuju tempat tinggal mereka.

Sarah meracau dengan tak jelasnya, sumpah serapah kepada seorang bernama Rega dan memuji Nandra, tapi suaminya bereaksi sebaliknya. Tangannya mencengkram erat kemudinya dan terus menahan gejolak kekesalannya. Apakah ada yang disembunyikan Sarah darinya?

Sarah digendong Nandra menuju kamar mereka, perempuan itu sudah tak sadarkan diri sampai akhirnya Nandra melucuti pakaian Sarah, berawal hanya ingin mengganti pakaian istrinya saja berakhir tergoda.

Nandra merasa panas menatap kemolekan istrinya yang bertubuh polos tanpa helai pakaian yang menutupinya, dadanya berdebar kencang bersamaan gairahnya yang semakin meradang bukan main.

Jantungnya memompa darahnya lebih ekstra, menghasilkan libidonya yang meninggi.

Perlahan napas hangat Nandra menerpa wajah Sarah, ditambah dengan wajahnya yang semakin dekat jaraknya dengan wajah Sarah yang terpejam namun mulutnya meracau. Bibirnya menempel pas di bibir istrinya, perlahan ia membuka mulutnya dan menggigit bibir sang istri pelan secara bergantian sampai napasnya berubah memburu.

Pagutan demi pagutan berubah semakin cepat temponya sampai tangannya bergerilya bebas di kulit halus Sarah. Rasanya amat halus sampai-sampai menghantarkan setruman arus listrik padanya. Ia menegang di bawah sana, meminta dituntaskan dengan segera.

Gundukan gunung kembar yang menantang untuk disentuh itu terasa begitu lembut, wajah Nandra tenggelam di sana, hidungnya mengendus dan bibirnya mencium meninggalkan jejak pengabdian cinta untuk Sarah.

"Ahhh…" Sarah melenguh tanpa sadar.

Ia merasa ada rasa geli yang menjalar di tubuhnya. Decitan kasur karena pergerakan liar Nandra terdengar bersamaan lenguhan demi lenguhan yang lolos dari mulut cantik sang istri tercinta. Nandra semakin terbakar sudah hasratnya. Katakana saja ia gila atau apa? Secara nyatanya ia amat memuja Sarah.

Kaki jenjang Sarah sudah bergerak tak tentu dengan liarnya selama lidah Nandra menjilat seluruh lapisan kulit Sarah dan meninggalkan salivanya membuat tubuh yang sedang meremang itu semakin seksi dipandanginya.

Bibir Nandra mengecupi setiap inci kulit Sarah dan ia terus menciumi bibir Sarah yang menggoda tanpa henti dan semakin lama semakin beringas.

Perasaannya semakin memburu dan menggebu-gebu sementara tongkat kesaktian sudah meminta jatahnya sendiri untuk dituntaskan. Kewanitaan Sarah yang sudah siap untuk dimasuki tentulah sebuah keinginannya juga.

Nandra mengangkat kaki Sarah sampai tertekuk, pemandangan di sana begitu erotiiis…

Gundukan empuk dengan dua labia yang merekah berwarna merah muda yang basah karena lendir-lendir hasratnya siap menyambutnya.

Nandra perlahan mengarahkan miliknya ke lubang kenikmatan milik Sarah, wanita itu sampai mendongak dan merapatkan pejaman matanya, mulutnya setengah terbuka mendesah seksi dnegan suara seraknya.

"Argghhh…" Nandra menahan erangannya saat miliknya perlahan memasuki milik sang istri yang begitu siap untuknya.

Dadanya kembang kempis dengan napas memburu, terasa nikmat, menjepit dan mengurut miliknya yang liat dan keras itu. Urat-urat di sana mengurutnya sampai ke yang terdalam, miliknya sudah tertelan sepenuhnya.

Gunung kembar Sarah bergoyang lantaran tusukan demi tusukan liar yang diberikannya di liang nikmat milik istrinya sampai istrinya meracau dengan kepala menggeleng ke kiri dan ke kanan.

"Ahhh… yaa… di sana…hhh" Sarah mendesah tak karuan karenanya.

Dalam pikiran Sarah, yang melakukannya adalah Rega, Rega si pria yang hadir dalam mimpi buruknya itu.

Tangan Nandra yang bebas memainkan dan memilin puncak gunung kembar Sarah yang sekal dan mengkal bak buah ranum siap dipetik. Ia terus bermain kuda-kudaan semakin cepat temponya dan semakin keras tusukannya.

Kaki jenjang Sarah sudah melingkar di pinggangnya, seolah menandakan meminta lebih.

Bibir mereka berpagutan dengan liarnya, Nandra merasa terbang ke atas awan saat itu juga, siapa yang tak merasa puas dan tuntas kalau begini.

Otaknya merasa gila dan tak bisa dikendalikan, bagaimana ia merasa melayang bersamaan dengan dopamine yang membuatnya semakin puas dengan Sarah. Tubuh polos istrinya yang berbaring di bawahnya teramat seksi dengan pencahayaan yang terbias melalui peluh yang bercucuran menampilkan tubuh yang mengkilat indah. Warna kulit putih menggoda dan juga bentuk tubuh yang aduhai memang asset termahal bagi Nandra.

Sarah yang semakin meracau saat akan mencapai puncaknya, menarik tengkuk Nandra dna menyambar bibir Nandra.

"Ahhh… faster… Re…gah…"

DEG!!! Seketika pergerakan liar itu terhenti saat telinga Nandra menangkap nama Rega kembali.

"Kurang ajar!" desisnya menahan amarah yang tumbuh di hatinya.

Berani-beraninya Sarah menyebut nama pria lain saat bersamanya, teramat sangat tidak pantas.

Nafsu yang menggebu berubah menjadi keberingasan amarahnya.

Nandra mengikat tangan Sarah dengan dasi di atas kepalanya, lalu ia membalik kasar tubuh Sarah sampai posisi menungging dan kewanitaannya terbuka terpampang jelas di wajahnya.

Plak!!! "Akh!!!" Sarah memekik nyeri saat bokonh miliknya ditampar sampai terasa nyeri dan menyengat.

"Aku tak pernah mau kau samakan dengan pria lain!" bentak Nandra.

Berkali-kali Nandra menamparnya sampai bokong milik Sarah memerah sempurna.

Nandra dengan kasar memasuki Sarah yang belum siap, terasa kesat dan tak licin. Sarah meraung seketika menahan sakitnya. Nandra benar-benar diselimuti amarahnya. Ia memompa tanpa ampun meski Sarah berteriak kesakitan ditambah dengan tangannya terikat kencang begitu nyeri.

Sarah setengah sadar sudah menangis.

"Berhentihh… to-long…hhh…" ia meminta penuh kesakitan di pusatnya, namun Nandra tetap tak berhenti.

Nandra semakin cepat temponya, perasaannya semakin sesak dan ia penuh keinginan untuk menyemburkan cairan semen miliknya. Tubuh Sarah bergoyang dengan gunung kembar yang menggantung, Nandra tak peduli soal perasaan Sarah saat ini, yang ia inginkan adalah ia segera menuntaskannya saat itu juga.

"Hahhh… kau jahanam!" bentak Nandra sambil menghentakkan miliknya dengan keras dan dalam sampai miliknya menegang dan berdenyut menyemburkan cairannya.

Tubuhnya merasa melayang, pikirannya blank dan matanya terpejam, perasaannya seperti kembang api yang meledak-ledak saat mencapai puncaknya.

Nandra ambruk seketika, ia melepaskan dasi yang mengikat tangan Sarah dan ia jatuh tertidur pulas sementara Sarah masih menangis terisak menahan nyeri miliknya sampai jatuh tertidur.