Chereads / Perjaka yang Disembunyikan / Chapter 15 - Bibir yang Saling Bertemu

Chapter 15 - Bibir yang Saling Bertemu

Sejenak itu memang rasanya tak biasa. Sejenak itu memang sesaat, namun sejenak itu bisa menimbulkan efek berkepanjangan di dalam benak. Seperti Sarah yang masih terhenyak. Ada yang melesak masuk ke dalam dadanya saat Hyun Gi memberikan keberanian yang berbeda.

"Gimana lo bisa dapetin luka ini?" tanya Hyun Gi dengan parau.

"Karena gue nyebut nama Rega," jawab Sarah dengan lirih, ia memandangi pantulan dirinya dan juga Hyun Gi di cermin panjang yang berada di depannya, dia menyadari soal menyebut nama sang mantan yang telah tiada.

DEG! Jantung Hyun Gi merasa berhenti saat itu juga, tangannya menggantung tak melakukan apapun, pandangannya terangkat menatap wajah sendu Sarah yang matanya memandang penuh kekosongan.

Ada yang disembunyikan Hyun Gi sedalam-dalamnya, ada yang dikuburnya sejauh-jauhnya, Sarah tak mungkin tahu, namun derita gadis itu, Hyun Gi sangat tahu.

"Seharusnya lo lawan saat begini, tangan cantik lo jadi luka begini," bisik Hyun Gi dengan lirih.

Sarah mengalihkan pandangannya pada Hyun Gi, ia seolah melihat bayangan rega di pemuda itu, dadanya menghangat namun matanya memanas sampai-sampai air matanya sudah terproduksi dan meluncur bersama isakan kecil yang lolos.

Hyun Gi masih diam saja tak berminat menghibur, Sarah sedang mengingat manisnya kenangan bersama Rega namun pasti akan ada memori pahit yang ikut bertandang di sana.

Bagaimana Hyun Gi hari ini teramat mirip dengan Rega. Hyun Gi menyelesaikannya dengan halusnya, dibalutnya pergelangan kurus itu dengan kain kasa agar tak terkena percikan air atau apapun. Ia melihat rok yang tersingkap menampilkan paha yang seharusnya putih mulus itu, namun yang ada adalah memar biru seolah tercengkram hebat.

"Auhh!" Sarah memekik saat tiba-tiba jari Hyun Gi mencolek pahanya.

"Kok memar ya?" tanya Sarah dengan polosnya.

Hyun Gi semakin geram melihatnya, mulutnya semakin merapat menahan gejolak amarahnya. Sebenarnya apa yang dilakukan Nandra pada perempuan ini.

"Apa lo semenderita ini sama dia?" Pertanyaan itu tentu tak dijawabi oleh Sarah.

Tahu apa Hyun Gi soal kehidupannya, ia saja lupa apa yang telah terjadi semalam.

SREEETTT!!! "E-eh-eh!!! Lo apain rok gue?!!!" hardik Sarah, suaranya mulai meninggi ketika mendapati roknya digunting memanjang begitu.

Sarah melayangkan tangannya, namun dengan sigap Hyun Gi menampiknya.

"Lo, kasar amat sih main tampar-tampar aja, lo teriak aja biar orang tau di sini ada gue." Hyun Gi terkekeh pelan.

Sarah kikuk dibuatnya, suara kekehan renyah milik Hyun Gi menghipnotisnya untuk tak melontarkan kalimat sumpah serapahnya.

Mata Hyun Gi menyipit saat tertawa, sejenak wajah Hyun Gi tak terlihat seperti iblis saat ini.

"Gue mau ngobatin paha lo, kulit mulus lo jadi tercemar begini sih," sesal Hyun Gi.

"Lo ga bisa main gunting rok gue lah!" gerutu Sarah masih tak terima.

Ia seolah bertransformasi menjadi gadis muda di hadapan Hyun Gi, bibirnya mengerucut sebal sementara tubuhnya kaku ketika jari-jari Hyun Gi berlarian di pahanya.

Hanya mengobati, tapi kenapa rasanya seperti ada percikan-percikan listrik yang mengejutkannya?

Hyun Gi merasa kasihan dengan Sarah yang hidup terbelenggu tanpa disadari oleh perempuan itu, ia sungguh tak tega membiarkan gadis itu jatuh pada kubangan ketenangan namun penuh ilusi kebohongan belaka.

Tidak ada gairah dan semangat hidup yang terpancar di mata wanita itu, hanya ada rasa kesepian dan rasa kehampaan yang dapat terlihat jelas oleh Hyun Gi.

"Udah." Hyun Gi mengangkat kepalanya.

Pandangan mereka dipertemukan, pandangan tak biasa dari Hyun Gi menyeret Sarah untuk terus memandangi satu sama lain, jari-jari Sarah tak terkontrol untuk melarikannya ke wajah Adonis milik Hyun Gi. Ia baru memperhatikannya sekarang.

Hyun Gi menggeram pelan, saat jari lentik itu memancing hasratnya melaju kencang. Ia tak tahan dengan pandangan sendu yang ada di dalam iris coklat itu, bibir tipis yang berhias warna muda malah membuatnya semakin terlihat menggoda untuk dicicipi.

"Katakan lo ga tertarik sama gue," desak Hyun Gi.

Namun, bibir Sarah terkunci rapat, pikirannya berkata bahwa ia harus menghentikannya namun hatinya seolah mendorongnya untuk terus melakukannya, sedangkan alarm peringatan sudah bunyi di otaknya.

Kenapa tak bisa?!

Hyun Gi memejamkan matanya saat telunjuk Sarah berlari menurun ke lehernya, adam applenya sudah bergerak naik turun merasakan kenikmatan hanya dengan sentuhan kecil.

Grep! Tangan Hyun Gi mencekal jari-jari lentik Sarah dengan lembut agar tidak semakin turun dan menggodanya.

Tatapan mereka kembali beradu, namun mata Hyun Gi menggelap dan berubah pekat.

Glek! Sarah menelan ludahnya kasar, ia ingin kabur namun tubuhnya terpaku saat tangan Hyun Gi menarik rahangnya dan .…

Bibir mereka perlahan saling mendekat. Sarah malah memejamkan matanya dengan letupan-letupan yang ada di dadanya, tangannya bergelayut lemah ikut menggenggam tangan besar Hyun Gi.

Hyun Gi dengan segera menggigit, mencecap dan melumat bibir seksi Sarah. Mereka saling beradu dan saling mengeksplor rongga mulut satu sama lain, napas mereka menerpa bebass ementara pikiran Sarah sedang berperang dengan hatinya

Ini salah! Namun, ia malah semakin memanas dan menginginkannya.

Lidah liat Hyun Gi menerobos masuk, suara decapan menghiasi toilet itu, tak peduli apa yang terjadi, namun mereka beradu bibir dengan liarnya.

Hyun Gi merasakan euphoria yang luar biasa membuncah saat dirinya disambut lembut oleh Sarah, tubuh mereka tanpa sadar sudah merapat, tangan Hyun Gi meraba punggung Sarah yang tertutup kemeja satin yang halus.

Sarah terlena sangat jauh, sampai ia menarik tubuh Hyun Gi agar terus mendekat, dada mereka beradu semakin membakar hasrat Hyun Gi.

"We must stop," bisik Hyun Gi menghentikan pagutannya.

Setelahnya, Sarah membuka matanya yang masih memandang sendu, ada tatapan kecewa pada Hyun Gi yang berhenti. Napasnya saja masih bersahutan dengan kencang, dadanya kembang kempis dengan paru-paru yang meminta oksigen secara lebih.

Hyun Gi masih menatap penuh kasih pada Sarah yang mulai menjaga jarak. Ia melihat rona merah di wajah Sarah dan bibir yang membengkak akibat ulahnya. Ada rasa bahagia yang terselip di hatinya, mengingat Sarah menerima perlakuannya.

Hyun Gi melepas jaketnya dan menyelipkannya di pinggang perempuan itu menutupi paha yang terekspos. Tanpa banyak bicara ia merapikan penampilan Sarah, surai halus yang berantakan karena ulah mereka berdua membuat Hyun Gi terkekeh kembali, senyuman yang terkembang membuat euphoria tersendiri di mata Sarah.

"Gue enggak yakin lo ga tertarik sama gue darl," bisiknya seerotis mungkin, ia meniup pelan telinga Sarah sampai perempuan itu merinding seketika.

Matanya memicing menahan kesal saat Hyun Gi menertawainya. Ia saja bingung, namun ia segera turun dari wastafel yang didudukinya. Bahkan ia tak tahu, kapan dirinya diangkat oleh Hyun Gi sampai terduduk di sana?

Setelahnya Sarah keluar tanpa sepatah kata meninggalkan Hyun Gi yang masih merasa geli dengan Sarah yang salah tingkah dan kikuk karena ulahnya. Ia merasa senang saat Sarah mulai menerimanya di satu sisi.

Namun, pandangannya meredup mengingat hal yang seharusnya tak diingat.

Ia keluar setelah dirasa aman dan tidak ada karyawan yang lewat.

Staff perempuan yang ikut rapat merasa heran dengan Sarah yang mengenakan jaket Hyun Gi. Mereka hapal kain itu milik Hyun Gi sang klien.

Ada pertanyaan demi pertanyaan yang bercokol di hati mereka, terutama para perempuan. Saat Sarah keluar dan Hyun Gi menyusul keluar juga, saat Sarah kembali, Hyun Gipun kembali. Ada apa sebenarnya?