Chereads / Perjaka yang Disembunyikan / Chapter 17 - Ancaman Tergila

Chapter 17 - Ancaman Tergila

Semula hanya penghindaran yang dilakukan oleh Sarah, begitu pun Nandra. Nandra sangat takut kalau-kalau Sarah mengucapkan kata perpisahan dengannya.

Ancaman Hyun Gi kembali terjadi, saat mereka bertemu ke sekian kalinya untuk membicarakan rapat di projek lapangan mereka. Namun, yang terjadi, Hyun Gi bisa mengelabui semua orang dan membawa Sarah bersamanya.

"Lepaskan aku!" teriak Sarah mencoba membuka pintu mobil namun tetap tidak bisa.

"Tidak." Jawaban Hyun Gi begitu bernada datar.

"Tidak?! Maumu apa hah?! Tidak mungkin karena perasaan! Mana ada pria muda menyukai aku yang sudah tua?!" Sarah merasa buntu dengan pernyataan Hyun Gi.

Pria itu semakin tersenyum dan menatap Sarah dengan sensual dan bergairah. Tubuh Sarah yang berbalut busana pas dengan lekuk tubuhnya semakin memancing matanya untuk terus memperhatikan bagian yang menyembul. Dimulai dari dada yang setengah terbuka karena blouse tersebut sangat berani dipakai Sarah.

"Kau yakin?"

Hyun Gi mengutak-atik ponselnya dan memperlihatkannya pada Sarah sampai perempuan itu terbelalak dan mulutnya tercekat seketika.

Dia yang sedang dalam pengaruh obat mencumbu Hyun Gi dengan liarnya.

"Gue punya nomor Nandra."

Sarah semakin menarik garis lurus bibirnya dan merapatkan mulutnya, genggaman tangannya mengencang seketika. Sialan!

"Gue punya cadangan kalau lo bertingkah, Sayang .…"

Entah kenapa kali ini suara Hyun Gi teramat sangat menjijikkan baginya, Sarah geram seketika.

"Ah … atau? Gue kirim ini bukan ke suami lo tapi .…" wajah Hyun Gi mendekat di samping wajah Sarah dan berbisik rendah, "keluarga lo."

Gemuruh di dada Sarah semakin mengencang, ada rasa marah yang ingin dikeluarkannya saat itu juga.

"Sialan!!!!" teriaknya seketika, matanya menatap tajam sampai memerah dengan urat-urat leher yang menonjol, wajahnya kian berang, berani memandang Hyun Gi yang tertawa terbahak-bahak.

"Gue tunggu nanti malem Sayang," bisik Hyun Gi sambil menyerahkan kertas note kecil

Setelahnya mereka keluar dari dalam mobil, sementara Sarah masih mematung di samping mobil Hyun Gi, wajahnya pias dan pucat, ada gedoran di dadanya meminta menghabisi pria jahannam itu! Setan yang berbalut wajah tampan.

Haruskah ia membunuhnya nanti? Sekarang?

Sarah menarik napasnya perlahan, ia harus bersikap normal di hadapan yang lainnya, sementara dia juga menahan marahnya yang luar biasa. Bagaimana pemuda itu benar-benar picik. Ia meremas sepotong kertas dan memasukkannya ke dalam dompetnya.

Bermain kucing-kucingan dengan Nandra saja sudah berat, sekarang ditambah dosa lagi, dosa jahannam baginya yang bahkan bukanlah wanita baik!

Mereka menjadi saling diam-diaman saat rapat kali ini, bagaimana Sarah mengecek keadaan lapangan, stand-stand yang didirikan bersamaan dengan aula untuk fan meeting. Semua harus sesuai dengan planning yang sudah susah-susah ia buat.

***

Nandra masih termenung di hadapan teman akrabnya, temannya yang bekerja sebagai chef kebetulan sedang senggang sampai Nandra bertaruh mendatanginya.

Juna masih memandangi Nandra yang masih tak mau angkat bicara, ia hanya makan dan makan tanpa dijeda sedikit pun.

"Apa lo sefrustrasi itu hah?!" bentak Juna, sudah tak habis pikir dengan Nandra.

"Ya …," jawab Nandra dengan lemah.

"Dra, lo harus ngomong baik-baik sama Sarah, lo gak bisa selamanya menghindar!" desak Juna.

Pria bertubuh atletis dengan rambut panjang terikat itu mencoba memberikan saran bagi Nandra, meski ada rasa sakit yang menusuk dalam hatinya.

"Gimana bisa gue ngomongin soal keimpotenan gue, sementara dia mendambakan anak Jun," desah Nandra.

Seketika Juna terdiam, ia memandang Nandra dengan penuh rasa shock.

"Lo ... Im--poten?" Juna membeo.

"Ya."

Juna sekarang ikut terdiam dan ikut melahap makanan yang ada di meja mereka. Ia tak bisa seketika memberi solusi lagi, kenapa dulu dia tak mempertahankan Sarah di perjodohannya?!

"Gue rasanya sakit saat istri gue nyebut nama Rega terus-terusan .…"

Rega?!

Juna mengangkat kepalanya, nama pria yang sangat tidak asing di telinganya, Reganya Sarah.

Nandra melihat ponselnya saat ada yang mengiriminya sebua alamat dan bertuliskan note 'wanna play?'

BRAKKK!!! Nandra menggebrak meja sampai semua pengunjung melihat ke arah mereka. Juna merasa begitu jengkel sekaligus malu, namun melihat ekspresi Nandra yang mengeras, itu bertanda buruk.

"Dra! Lo mau ke mana Nand?!!!" Juna berusaha mengejar Nandra yang keluar dari restorannya.

"Nandra!!!"

Nandra masih terus berjalan menuju mobilnya, Juna segera ikut masuk ketika Nandra sudah siap melajukan mobilnya entah kemana.

"Nandra, lo nggak bisa tiba-tiba kek gini, ada apa sih Gan?!" desak Juna yang masih tak paham soal kemarahan Nandra kali ini.

"GIMANA GUE BISA CERITA! SEMENTARA ISTRI GUE TIDUR SAMA COWOK SEUMURAN ADEK GUE?!!!" teriak Nandra sejadi-jadinya.

"Mak-sud lo???"

Nandra masih melajukan mobilnya seperti kesetanan, menuju tempat yang dikirim oleh nomor yang tak dikenal.

Juna masih belum paham.

***

Nandra dengan bringas memasuki hotel yang dituju tepat dari alamat yang dikirimkan.

"Nandra! Lo gak bisa kek gini Gan! Ini tempat umum!!!" teriak Juna setengah menahan diri, ia mencoba menghalangi Nandra yang kesetanan.

"Ma-af … maaf .…" Juna mewakilkan Nandra meminta maaf kepada pengunjung yang terganggu.

Sarah menggenggam tasnya sekuat tenaga, ia tak habis pikir dengan pemuda urakan itu.

Ting! Tong!

"Dateng juga, masuk Sayang." Ucapan yang terlontar dari mulut pria kurang ajar begitu menjijikkan di telinga Sarah.

Perempuan itu segera masuk dan terus berdiri menatap nyalang Hyun Gi yang sedang asyik menuangkan wine.

DUK! DUK! DUK!

"Sarah! Di mana kamu?!!"

Semua pengunjng hotel terganggu dengan Nandra yang mengetuk pintu membabi buta, memanggil nama Sarah namun tidak ada satu pun yang berhasil ditemukan sosoknya seperti Sarah.

"Nandra! Ikut gue!" Juna mengerahkan seluruh tenaganya menyeret Nandra keluar dari hotel tersebut.

"Sarah!!! DI MANA KAMU?!!" teriak Nandra semakin kesetanan meski tubuhnya sudah diseret Juna.

"Apa yang terjadi Dra?" tanya Juna dengan lemah, tenaganya sudha terkuras akibat Nandra.

"Gue dikirimi foto Sarah Jun! Sarah ga mungkin tidur sama cowok lain! Beberapa hari, ah nggak beberapa minggu ini dia menghindari gue, bahkan dia kadang-kadang nangis tengah malem Jun!" papar Nandra dengan wajah frustasinya.

"Apa lo yakin?" tanya Juna memastikan.

"Kalau gitu, lo mesti laporan ke pihak berwajib, bukan dateng ke hotel kayak gini Nandra … lo maunya gimana? Cerai? Apa lo yakin itu bukan kemauan Sarah?" cecar Juna melihat Nandra yang menahan amarah.

"Gue yakin, seyakin-yakinnya, kalau emang Sarah selingkuh dia enggak mungkin nangis tengah malem!"