Sarah menjerit kencang melihat dirinya berada di kamar terkutuk kembali. Ia melihat tubuhnya sudah polos di balik selimut tebal dan pakaiannya berserakan di lantai. Tubuhnya terasa pegal dan lengket.
Pikirannya sudah melayang jauh mengimajinasikan apa yang telah terjadi, Hyun Gi masih berbaring di samping Sarah dengan tengkurap, ia terlalu lelah mengeluarkan energinya semalam.
"APA YANG KAU LAKUKAN PADAKU?!" bentak Sarah sejadi-jadinya mendapati tubuh Hyun Gi yang juga sama kondisinya dengan dia.
Dada Sarah naik turun merasakan emosinya yang membara, amarahnya terpancing sudah.
Hyun Gi mengernyit, ia membuka matanya pelan dan membalikkan tubuhnya lalu duduk sambil tidur ayam.
BUK! Sarah memukul Hyun Gi dengan bantal sekuat tenaga.
"Kita baru tidur dan lo udah seganas ini sama gue," erang Hyun Gi merasa terganggu.
"LO YANG HARUSNYA MENJELASKAN!" Teriak Sarah kembali.
Pikirannya blank dan kalut, sementara Hyun Gi sudah tak berminat untuk memejamkan matanya.
Ia memandang lurus pada Sarah yang polos di hadapannya dengan emosi yang membuat wajahnya memerah dan seksi.
"Kalau lo ingin kita mengulangi kejadian sebelumnya gue enggak keberatan," bisik Hyun Gi sambil mengancam.
Sarah menggeram menahan amarahnya di jam satu dinihari, dadanya terasa sesak dan perih bersamaan dengan kenyataan ia melakukannya kedua kalinya. Tangis marahnya sudah pecah bersamaan tangannya menjambak kencang rambutnya.
Hyun Gi menggeram marah.
"LO ENGGAK SEKALIAN BUNUH DIRI HAH?!" Bentak Hyun Gi sambil menarik kencang tangan Sarah sampai wanita itu tersungkur di hadapannya.
Sarah menatap penuh kebencian terhadap Hyun Gi, matanya berkilat terselimuti marah tiada tara. Bibirnya mengatup rapat dan napasnya sangat keras terdengar. Ia mengutuk pria muda itu.
"Udah gue peringatkan, keinginan gue bakal terwujud gimana pun juga termasuk meniduri elo," seru Hyun Gi menatap penuh minat tubuh Sarah.
PLAKKK! Tamparan kedua didapatkannya dari telapak tangan perempuan cantik itu membekas di pipinya yang mulus sampai wajahnya berpaling kencang. Terasa perih dan panas di permukaan kulitnya, ia semakin terkekeh menyeringai mendapatkan hal ini kembali.
Sarah terperanjat saat Hyun Gi mencengkeram pergelangan Sarah sekuat tenaga sampai Sarah meringis kesakitan.
"Lepasin!" desis Sarah masih tak mau menurunkan pandangannya yang menajam.
"Lo udah nampar gue dua kali, enggak semudah itu lepasin," tampik Hyun Gi.
"Akh!" Sarah merintih saat Hyun Gi semakin mengeratkan cekalannya.
"Lepasss!" pekik Sarah.
Hyun Gi akhirnya melepaskannya sampai Sarah terhuyung ke belakang karena dia mencoba menarik tangannya.
"Lo tahu sayang? Ga seharusnya lo nolak gue …," bisik Hyun Gi penuh penekanan sampai tengkuk Sarah merinding seketika.
Ia mencoba menegarkan hatinya menatap berang pemuda urakan itu.
Bibirnya merapat lurus menahan emosi, "apa lo enggak berotak sampai mau memacari wanita bersuami?"
"Sensasi. Ini bukan soal otak, ini soal ambisi, sensasi dan hati." Hyun Gi bangun mengenakan pakaiannya.
"Udah malem lo teriak satpam bisa datang, be calm, kita bakal ngomong," tandas Hyun Gi sambil menuju kamar mandi.
Sarah masih kalut, emosinya tak terkontrol, bekas cekalan Hyun Gi terlihat kentara memerah di pergelangan tangannya. Ia tak berani melihat ponselnya, ia merasa menjadi perempuan paling kurang ajar dan berharga diri rendah sampai tanpa sadar berada di rumah pemuda yang tak dikenalnya itu.
Sarah hanya bisa berjalan lunglai mengenakan pakaiannya kembali, perempuan itu tertegun saat melihat cermin yang memantulkan dirinya dan menampilkan kiss mark di lehernya.
PRAKKK!! Dilemparnya ponsel yang baru digenggamnya membuat cermin itu retak tak lagi menampilkan wajahnya yang sudah tak berbentuk dan kusut masai.
Ia merasa sakit, sakit harus merahasiakan hal berdosa dari Nandra. Dadanya teramat sesak dengan penyesalan dan berandai-andai. Sarah mengubur wajahnya di telapak tangannya dengan tangisannya yang pecah, penuh erangan rasa sesal. Tubuhnya duduk meringkuk di lantai yang dingin.
Hyun Gi keluar dengan rambut basah dan tubuhnya sudah berbalut baju nyaman dan bersih.
"Mandi dulu." Hyun Gi melempar handuk dan tepat menutupi kepala Sarah.
Sarah tak bangun juga dan tak merespon sedikit pun. Hyun Gi segera menggendong Sarah dan menceburkannya di bathtub berisi air hangat.
"Lo mandi atau gue serang di sini?" ancam Hyun Gi.
Namun, wanita itu mengabaikannya.
Hyun Gi merasa kesal dengan cepat melepas pakaian Sarah lalu mengguyurnya, menyabuninya dan mengelapnya dengan handuk.
Tubuh polosnya terbungkus handuk digendong kembali dan didudukkan di kasur.
Hyun Gi memakaikan kaus dan celana agar Sarah tak kedinginan.
Setelahnya pria muda itu membawakan segelas air dan sandwich. Sarah merasa menjadi boneka hidup sekarang memikirkan kegilaan yang dialaminya.
"Lo bukan kehilangan nyawa, jadi berpikir normal dan isi perut lo," ucap Hyun Gi dengan nada sarkatis nya.
Sementara Hyun Gi mengambil ponsel Sarah yang retak, dia menyalakan ponsel wanita itu dan segera menulis pesan untuk Nandra bahwa Sarah pergi dinas 3 hari. Hyun Gi tahu, Sarah sedang shock karena perlakuannya, namun dirinya tak menyesal sama sekali ketika ia mendapatkan Sarah dan hatinya bersorak kegirangan begitu bisa membuat Sarah takluk di bawahnya.
"Lo makan atau kita lakuin lagi?" ancam Hyun Gi.
Sarah segera melahap roti tersebut dengan susah payah tanpa dikunyah dan langsung telan bulat-bulat. Ia merasa terhina di hadapan Hyun Gi dan merasa khianat di hadapan Nandra. Hyun Gi mematikan ponsel Sarah.
Hyun Gi bahkan membersihkan sisa-sisa remahan yang menempel di sudut bibir Sarah, tatapan matanya bukan berbinar tapi kosong dan sayu.
"Gue tau soal pernikahan lo, dan lo enggak bahagia."
"Tau apa lo soal pernikahan," desis Sarah, merasa sensitive soal nikah.
"Gue tau, dan gue tertarik sama elo dari awal lo nabrak gue." Enteng sekali Hyun Gi berkata begitu sambil menatap Sarah.
"Malam ini gue bakal bilang, kalau gue beneran suka sama lo." Tandasnya.
"Suka? Bocah ingusan lo itu Cuma tau hasrat saja," cela Sarah, ia berang dengan ekspresi Hyun Gi yang biasa saja sementara dirinya bahkan sudah menangis bak orang gila.
"Siapa bilang? Lo enggak akan pernah tau isi hati seseorang hanya karena first impression yang dibuat, gue lakuin ini karena gue buntu buat deketin lo."
"Bullshit!" hina Sarah.
"Wanita dan sangkalannya, lo tidur, jangan pulang kalau enggak mau dapat masalah dengan cupang lo itu."
Hyun Gi malah sudah berbaring dengan menutupi tubuhnya menggunakan selimut, Sarah masih termangu dan meratapi kesialannya itu.
"Lo bisa jadiin gue cowok selingkuhan lo, gue lebih segalanya dari Nandra."
"Lo menambahkan masalah dengan tawaran itu, gue enggak sebodoh itu buat selingkuh hanya karena ajakan bocah ingusan kayak lo."