Chereads / SHIRO THE MAGICIAN / Chapter 22 - 22. One. Petugas Pemburu Tikus!

Chapter 22 - 22. One. Petugas Pemburu Tikus!

Keesokan harinya setelah makan pagi dan bermain bersama Queen di halaman depan dan para kucing pos, aku memulai membantu pencarian kepada kucing persia abu-abu loreng. Aku pergi begitu mendapatkan izin dari Mommy tentunya.

Tempat pertama yang aku datangi adalah atap apartement. Tempat itu sangat strategis untuk melihat situasi di sekitar apartement tentunya. Di halaman depan, para kucing pos terlihat bersantai sambil tiduran dan bermain.

Sementara itu di halaman belakang, aku melihat hanya ada tiga ekor kucing liar yang melakukan aktifitas terpisah. Setelah mengetahui situasi sekitar, walau pasti akan berubah setiap waktunya aku tetap melakukan niatku untuk membantu menemukan kucing yang hilang.

Ketika sampai di depan pintu utama apartemen yang memakai sensor otomatis, awalnya aku tidak bisa keluar karena sensor otomatis pintu tidak berpengaruh kepada kucing. Aku sedikit kesal harus tergantung kepada manusia untuk membukakan pintu. Biasanya yang membukakan pintu untuk para kucing adalah petugas resepsionis dan ke dua satpam di pos depan, tapi karena sepertinya mereka tidak ada di tempat aku terpaksa menggunakan kemampuan sihirku.

Kebetulan kan tidak manusia di sekitar pintu utama apartemen, lagi pula dalam menggunakan sihir aku hanya cukup mengayunkan sebelah tangan saja tanpa merapal mantera pintu kaca itu pun terbuka.

Begitu berada di luar, aku berjalan mengendap-endap di antara bunga agar tidak ketahuan satpam yang pasti akan menghadangku lalu mengantar kembali ke apartemen mommy. Bisa gagal rencana untuk ke halaman belakang apartemen.

Akhirnya aku sampai di halaman belakang apartemen. Ada beberapa hal yang menarik aku lihat di sana. Di antaranya "HATI-HATI BANYAK KUCING!" atau sebuah himbauan yang ditulis sangat besar di atas ambang gerbang masuk parkir basement yaitu "TOLONG PASTIKAN TIDAK ADA KUCING DI BAWAH KOLONG MOBIL SEBELUM BERJALAN!" "KUCING BASEMENT ADALAH PETUGAS PENGAMAN TIKUS! TOLONG JANGAN DIGANGGU!"

Waw... perhatian pengelola apartemen ini ternyata luar biasa! Pantas saja mereka membiarkan penghuni apartemen memelihara kucing dan bebas berkeliaran di dalam apartemen asal sudah terlatih untuk tidak pup dan pip sembarangan. Tidak heran apartemen ini menjadi rebutan para pecinta hewan, terutama kucing.

Ketika aku asyik memperhatikan rambu peringatan untuk hati-hati terhadap kucing, seekor kucing jantan liar dengan tubuh sedang, berwarna oren muncul dari basement dan langsung menghampiriku. Dengan nada mengejek kucing itu berkata. 'Hei... anak rumahan manja, apa kamu tersesat?'

'Tentu saja tidak. Aku hanya mau jalan-jalan.' Sahutku santai tanpa begitu peduli ejekan seekor kucing liar.

'Tempat ini bukan taman bermain. Pulanglah sana. Kamu bisa tersesat kalau jalan-jalan terlalu jauh. Lagi pula di sini banyak kucing preman!'

'Bukankah itu kamu?'

'Tentu saja tidak. Aku ini dan lima ekor kucing basement lainnya adalah Petugas Pemburu Tikus!' ucap si kucing oren dengan bangganya sambil memperlihatkan kalung tanpa gantungan mainan, namun ada beberapa tulisannya.

Aku mendekati kucing liar itu untuk membaca tulisan yang ada di kalungnya. 'One. Petugas Pemburu Tikus!'

'Yap. One adalah nama yang diberikan manusia untukku sebagai kucing pertama yang ada di apartemen ini sejak dalam masa pembangunan lima tahun yang lalu! Dan aku sudah disteril!' ucapnya bangga sambil mengibaskan ekornya ke wajahku.  

'WAH WAH WAH...' terdengar suara kucing jantan lain dari belakangku dan One. Empat ekor kucing liar lain dengan penampilan sangat tidak bersahabat mendekat dan salah satunya yang bertubuh paling besar berbicara.

'Lihat siapa yang ada di sini? One dan seekor anak manja yang tersesat.' Cemooh kucing itu yang langsung disambut tawa kucing lainnya. Mereka benar-benar kucing  yang berbahaya sepertinya.

Aku melihat ke arah One yang ada di sampingku. 'Mereka anggotamu yang lain?'

'Tentu saja tidak! Mereka itu preman di sini! Lebih baik mundur. Ayo ikuti aku kalau kamu mau selamat!'

'Ha. Mau ke mana?'

'Tentu saja mundur. Walau kita berdua, kita tidak akan bisa menang melawan mereka yang sudah biasa bertarung!'

'Baiklah. Tapi kita mau lari ke mana?'

'Lari ke dalam basement. Mereka menghalangi jalan masuk mobil, tapi masih ada jalan keluar satu lagi untuk mobil. Ikuti aba-abaku. Mengerti!' desis One memerintah.

'Baiklah.'

'Aku akan menghitung sampai tiga. Setelah itu cepat ikuti aku! Satu, dua, tiga!' seru One segera berlari sangat cepat. Aku mengikuti pergerakan One dengan cepat.

Saat kami melarikan diri untuk menghindari perkelahian, empat kucing preman yang asyik tertawa terlambat menyadari jika kami telah melarikan diri namun mereka tetap memburu kami berdua.

Aku berlari tepat satu meter di belakang One yang lebih mengetahui jalur pelarian parkir basement. Berlari di antara mobil yang terparkir, menikung tajam sambil berlari awalnya aku meragukan kemampuanku yang baru beberapa hari menjadi kucing. Namun aku tidak menyangka kemampuan akselerasi tubuh kucing ketika berlari dengan kecepatan tinggi dan tanpa mengurangi kecepatannya mampu menikung tajam tanpa menabrak dinding atau mobil yang terparkir.

Aku sungguh terkagum dengan kemampuan tubuh kucing. Kaki-kaki mereka seperti pegas, ketika kaki depan menahan tubuh saat akan menikung lalu kaki belakang akan melontarkan tubuh kembali dengan cepat.

Suara empat kucing preman terdengar cukup jauh, namun mereka begitu keras kepala untuk membuat masalah kepadaku dan One yang menghindari keributan. Aku menoleh ke belakang saat di jalan lurus untuk melihat para kucing preman, tapi saat itu pula tanpa sengaja aku melihat dua orang manusia tengah melakukan sesuatu pada salah satu sudut parkiran.

Walau hanya sekilas, aku tahu pasti apa yang dilakukan manusia itu dari aura yang terasa. Aktivitas sihir! Aku menghentikan gerakanku seketika, mengeluarkan suara berdecit dari kakiku di lantai basement.

One menoleh ke arahku lalu ikut berhenti. 'Kenapa berhenti? Ayo cepat lari! Mereka akan menghajarmu kalau tertangkap dan aku tak bisa banyak membantumu!'

'Ada manusia yang menangkap kucing lain! Kita harus menolongnya!'

'Tolong saja dirimu dahulu!' seru One yang sudah siap akan kembali berlari ketika melihat empat kucing preman sudah di depan mata. One mendorong tubuhku lalu memaksa kembali bergerak. 'Ayo cepat!'

Aku mengabaikan One. Aku menoleh ke arah empat kucing liar yang sudah sangat dekat. Dengan mengibaskan tangan kiri, aku membuat sebuah kubah kecil berbentuk seperti gelembung sabun lalu meniupkannya ke arah empat kucing preman yang akan menyerang aku dan One.

Empat kucing preman itu terkurung seketika di dalam gelembung itu tanpa bisa berbuat banyak. Mereka hanya mampu berteriak panik ingin melepaskan diri.

One terheran melihat hal itu. 'Apa yang terjadi?!'

'Mereka tidak akan bisa keluar sebelum aku mengeluarkan dan kamu juga akan aman di dalam gelembung seperti itu!' ucapku sambil membuat gelembung lain untuk mengamankan One dari dua manusia yang tengah melakukan ritual sihir terlarang menggunakan pengorbanan seekor kucing.