Aku kembali menghela nafas melihat perdebatan antara One dan Eren. [DIAM KALIAN!] seruku yang membuat perdebatan itu terhenti seketika. Aku memperhatikan wajah One dan Eren Preman yang berdiri saling berhadapan. 'Siapa maksud kalian abu-abu loreng pendatang?'
[Am... itu, anak rumahan juga sama sepertimu. Hanya saja hidungnya pesek dan bulu ekornya panjang.] Jelas One.
[Maksudmu persia?]
[Benar.] Sahut Eren.
[Kalau itu benar, bisakah kalian mencarinya untukku? Aku perlu bicara dengannya.] Pintaku dengan sopan.
[Aku akan membantu mencarinya sebagai bentuk terima kasih telah membantu Tamimi – chan.] Sahut One.
[Aku akan ikut mencari juga bersama One!] ucap Tamimi – chan mendekati One.
Dahi Eren terlihat mengerut melihat Tamimi – chan mendekati One, ia terlihat sangat tidak suka pastinya. [Aku tak akan mencari si pesek gondrong itu!]
[Baiklah. Aku tidak akan memaksamu. Tapi aku punya satu permintaan.]
[Katakanlah.] Sahut Eren cepat.