Chereads / SHIRO THE MAGICIAN / Chapter 17 - 17. BERHENTI KALIAN KUCING PREMAN!!!

Chapter 17 - 17. BERHENTI KALIAN KUCING PREMAN!!!

Di lorong ruang tunggu kamar tempat Carol di rawat, Jo memperlihatkan rekaman cctv awal mula Carol terjatuh setelah mengangkat kainnya kepada Karin dan Zain dari laptopnya.

"Lihatlah, Queen tampak mengerti apa yang terjadi. Dia keluar mencari bantuan dan kalian berdua datang bersama Shiro setelah dipanggil Queen untuk meminta bantuan!"

Zain tersenyum melihat bagaimana Queen dan Shiro di dalam apartemen. Queen membimbing Shiro ke arah meja lalu Shiro mengambil rangkaian anak kunci. "Hum... jadi begitu kenapa Shiro bisa mendapatkan kunci! Queen yang memberitahu lalu Shiro memberikannya kepada kita yang ada di luar apartemen saat itu!"

"Sekarang di mana dua anak itu?" tanya Jo jadi penasaran karena tidak menemukan Queen ataupun Shiro.

"Mereka di apartemenku. Tak apa kan kalau Queen beberapa hari ini di apartemenku selama Carol di rawat? Dari pada dititipkan di pet shop. Kalau bersamaku, Queen akan mudah diawasi dan Carol tak perlu khawatir."

Jo mengangguk. "Kalau Kak Karin tak merasa keberatan merawat Queen, aku malah sangat berterimakasih! Kalau di pet shop, aku takut Queen tak mudah beradaptasi dan malah stress kepikiran Kak Carol. Kalau bersama orang yang dikenalnya dan temannya Shiro, pasti Queen akan baik-baik saja."

***

Setelah kejadian di apartemen Carol, Queen tinggal bersamaku di apartemen mami. Kami tidur di kamar, namun memakai kasur masing-masing. Hanya saja saat tengah malam Queen memilih tidur bersamaku.

[Ada apa?]

[Aku tak bisa tidur. Aku mau tidur bersamamu!]

Aku menghela nafas pelan. Maklum saja, namanya juga kucing manja dan suka tidur bersama-sama untuk saling menghangatkan tubuh. Untuk yang terakhir aku setuju, karena malam memang dingin. Tapi ternyata bukan hanya malam. Pagi, siang dan sore Queen akan selalu menempel padaku. Aku kembali menghela nafas, setelah ingat jika kami tinggal bersama sampai Carol sembuh.

Ketika Karin bekerja, aku dan Queen diizinkan bermain ke apartemen Carol asal tidak keluar dari halaman apartemen. Queen mengajakku bermain di taman apartemen karena ingin berjemur di halaman rumput.

Sesampainya di halaman apartemen yang ada rumputnya, Queen langsung berguling-guling dan tampak sangat gembira. 'Enak sekali! Sudah lama aku tidak berjemur di pagi hari seperti ini dan di rumput!'

[Apa kamu tidak takut gatal?]

[Gatal?]

[Ya. Mungkin saja ada kutu yang bisa menempel pada bulumu yang panjang!] meski aku mengatakan itu, tapi aku ikut berbaring dengan terlentang. Panas matahari pagi memang enak untuk berjemur.

[Kamu sendiri tidak takut kalau ada kutu?]

[Aku laki-laki dan buluku tidak panjang seperti kamu yang seekor anggora. Lagi pula aku hanya berjemur biasa, tanpa berguling dan berlarian.]

Queen tampak terlihat tidak senang mendengar ucapanku. [Baiklah. Aku akan berjemur dengan baik setelah itu kembali masuk!] ucapnya sambil berbaring dengan tenang dan hanya berguling ke kiri atau ke kanan sesekali.

Memang enak berjemur pagi hari menjadi kucing. Menghabiskan waktu dengan bermalasan di pagi hari seperti ini mana bisa aku nikmati saat masih menjadi manusia. Harus mandi pagi, sarapan dan bersiap untuk sekolah. Hum... anggaplah kali ini aku sedang liburan.

Sudah hampir setengah jam mungkin kami berjemur di rumput ketika Queen mengajak untuk masuk kembali ke apartemen. [Ayo pulang. Aku haus karena berjemur.]

[Yeah... baiklah nona cantik!] ucapku sambil berdiri dan bersamaan itu pula datang dua ekor kucing liar berlari dengan sangat kencang. Aku bergerak membelakangi Queen yang tampak ketakutan.

Tidak jauh dari hadapan kami ke dua kucing liar itu bergulat. Saling cakar, gigit dan menendang. Itulah kenapa Queen menjadi takut dan meringkuk. Aku tetap bersiaga andai dua kucing liar yang tengah bergulat itu mendekati kami.

[Aku takut![ Bisik Queen dari balik punggungku.

Aku melihat pada Queen dan merasa kasihan melihatnya yang anak rumahan menjadi ketakutan melihat kerasnya hidup kucing liar. [Hei berhenti kalian!] teriakku pada dua kucing liar yang tengah bergulat. Suaraku sama sekali tidak didengarkan, kucing liar itu terus bergulat.

Tidak berapa lama satpam apartemen datang dengan berlari membawa segelas air di tangan kiri dan kemoceng di tangan kanan. "BERHENTI KALIAN KUCING PREMAN!!!" teriak si satpam sambil menyiramkan air pada ke dua kucing yang tengah bergulat.

Ke dua kucing liar yang sedang bergulat disiram air segera berpisah, namun masih saling tatap dalam jarak setengah meter dan mengeong penuh amarah.

"Oh... masih belum pergi kalian, ya?!" si satpam mendekat dengan kemoceng, mengusir kucing liar dengan kemoceng. Satu kucing langsung kabur karena tidak mau berurusan dengan satpam. Sementara satu kucing lagi justru melawan ketika diusir dengan kemoceng. Kucing liar itu memukul kemoceng yang di arahkan ke wajahnya oleh satpam. "Oh... melawan kamu! Di suruh berhenti kelahi malah tambah marah!"

[WEOONGG!!!] teriak si kucing liar lebih ganas lagi, menepuk dan menarik kemoceng dari tangan si satpam.

"Waduh!" satpam itu menahan cepat kemocengnya sebelum ditarik benaran oleh kucing liar.

Seorang satpam lain datang dengan menarik selang untuk menyiram taman kemudian berkata pada rekannya. "Mundur sedikit. Preman satu ini memang keras kepala!"

Satpam pertama mundur selangkah ketika rekannya sesama satpam menyemprotkan air dari selang kepada kucing liar yang begitu marah ketika sedang bergulat sepenuh hati malah dipisahkan. Kucing liar itu akhirnya mundur dengan berlari setelah terkena sedikit semprotan air.

"Memang ganas sekali preman satu itu!" ucap satpam pertama sambil menghela nafas lega.

Rekannya segera menimpali. "Ho oh. Kucing jantan lain habis digulatnya! Yang betina pun juga digulatnya."

"Eh, serius?!"

"Benar!" ucap satpam ke dua sambil menggulung selang lalu samBungnya. "Betina bunting yang biasa makan di pos, kemarin digulatnya! Untung cepat ketahuan, kalau nggak... bisa pincang-pincang atau keguguran dibuatnya!"

"Emang dasar preman tu kucing!" satpam pertama geleng kepala beberapa kali sambil melihat padaku dan Queen yang masih ketakutan. Satpam itu menggiring kami untuk masuk ke dalam apartemen. "Eh, kalian berdua, Shiro sama Queen, ayo cepat masuk! Nanti ketemu preman lagi!"

Satpam ke dua yang sedang menggulung selang berseru. "Ayo masuk, ikut om itu. Nanti mami-mami kalian pada nangis anaknya diganggu preman!"

Aku dan Queen segera menuruti perkataan ke dua satpam yang sudah berusaha melindungi kami dari kucing liar yang sedang bergulat tadi. Kalau mereka tidak cepat bergerak, bisa saja kami jadi sasaran kemarahan kucing liar tadi.

[Kamu sudah tidak apa-apa Queen?] tanyaku saat kami masuk ke dalam apartemen.

[Aku masih sedikit takut!]

[Aku belum terbiasa dengan kehidupan para kucing, jadi aku belum tahu apa yang harus aku perbuat untuk menghindari perkelahian seperti tadi. Oh... Aku sangat bersyukur satpam apartemen ini ramah pada kucing. Lain kali akan aku usir mereka sebelum menakuti kamu!]