Queen sedang tidur bermalasan di kasurnya yang diletakkan di bawah jendela ketika ia mendengar suara anak kunci diputar dari arah pintu keluar. Queen segera berdiri dan berlari dengan ceria menyambut pemiliknya, Carol yang baru saja pulang kerja tentunya.
Queen berdiri di pintu yang begitu pintu terbuka terlihat Carol langsung memeluknya.
"Oh... sayang! Kasihan ya, kamu main sendirian tak ada teman!" serunya memeluk Queen yang tampak menikmati setiap sentuhan Carol. Pintu kecil yang ada di bawa segera dibuka oleh Carol yang sengaja menguncinya agar Queen tidak pergi berkeliaran tanpa pengawasannya saat sedang bekerja. Pintu itu hanya dibuka saat ia ada di rumah.
Queen bermanja pada Carol yang dengan senang hati mengusap kepalanya ketika Carol berjalan di dalam apartemennya, memeriksa dispenser makanan dan minuman Queen yang diletakkan tidak jauh dari kasur Queen yang ada di bawah jendela ruang keluarga.
Carol memperhatikan garis batas dispenser makanan Queen untuk melihat apakah Queen makan lahap seperti biasanya atau tidak makan, akan terlihat berkurangnya dari garis yang ada pada dispenser makanan. "Sayang mommy makan lahap seperti biasanya, ya? Pintunya sudah mommy buka, Queen sudah boleh pergi keluar kalau mau main ke tempat Shiro!"
Queen melompat turun dari gendongan Carol da berjalan menuju lemari es. Mengeong di sana yang sudah tentu tahu Carol mengetahui maksudnya.
"Oke. Mommy tahu, Queen cantik mau minum susukan? Hehehe..." ucap Carol berjalan mendekati lemari es, membuka pintunya, mengeluarkan kotak susu ukuran satu liter. Lalu masih dengan membuka pintu lemari es itu, Carol menjangkau mangkuk kecil plastik di atas lemari es dan menuangkan susu ke dalam mangkuk itu. Setelah terisi penuh langsung memberikannya pada Queen yang sudah tidak sabar menunggu dengan mengibaskan ekornya saat duduk di samping lemari es. "Nah... silahkan Queen cantik. Mommy mau mengangkat jemuran di balkon dulu, ya? Kamu di sini saja, tapi kalau mau ke tempat Shiro boleh saja." Ucap Carol setelah menyimpan kembali kotak susu ke dalam lemari es.
Carol mengusap kepala Queen sebelum berjalan menuju balkon. Ketika ia membuka kunci pintu balkon, Carol berhenti sesaat, meraba dadanya yang terasa sedikit sesak. Carol melanjutkan niatnya untuk mengangkat pakaiannya yang dijemur di balkon sebelum pergi kerja.
Ketika mengangkat pakaiannya Carol merasa dadanya terasa semakin sesak. Ia mempercepat gerakannya. Begitu masuk dan mengunci pintu balkon lalu meletakkan rangkaian kunci di meja tv ia merasa dadanya semakin sakit. Beberapa pakaiannya terjatuh ketika ia akan ke kamar untuk mengambil ponsel dan obatnya agar ia bisa menelpon seseorang untuk meminta bantuan, namun Carol terlanjur tidak dapat bertahan. Ia terjatuh bersama pakaiannya di ruang tengah apartemennya.
Queen yang sedang meminum susunya jadi mematung melihat Carol terjatuh. Queen mendekati Carol, menjilat jemari tangan kanan Carol dan mengeong.
"Queen... pergilah ke rumah Shiro..." ucap Carol dengan meringis menahan sakit pada dadanya. Setelah mengucapkan itu Carol tidak sadarkan diri lagi.
Queen terlihat panik walau tidak memahami apa yang terjadi, namun ia melihat dengan pasti Carol pemiliknya sedang sakit. Queen bereaksi karena teringat nama Shiro yang sempat disebut, Queen berjalan dengan cepat ke arah pintu yang dibuatkan khusus untuknya dan telah dibuka kuncinya oleh Carol ketika baru pulang.
Setelah berada di luar, Queen segera berlari ke arah lift. Queen biasa naik lift bersama Carol, jadi itulah kenapa Queen menuju lift, namun lift tidak terbuka karena tidak ada manusia di sekitar lift. Queen mondar mandir beberapa menit menunggu datangnya manusia, tapi tidak juga ada manusia yang muncul.
Queen menoleh ke arah tangga, Shiro biasa muncul dari sana. Queen pun mengikuti kebiasaan Shiro dan untungnya Queen sudah tahu lokasi apartemen Shiro ada di lantai empat, karena sering bermain bersama Shiro menjelajahi apartemen melalui tangga.
Akhirnya Queen sampai di apartemen tempat tinggal Shiro. Queen mengeong di depan pintu apartemen itu hampir sepuluh menit lamanya. Tetangga yang lewat mengahampiri Queen karena mengenal baik Queen adalah kucing Persia milik Carol dan memang sering terlihat bermain di lantai empat bersama Shiro.
"Queen cantik, sepertinya pacarmu Shiro sedang keluar sama maminya. Ayo pulang, nanti mommy mencari. Hari sudah mau maghrib ini, sayang!" ucap tetangga sebelah apartemen Shiro tinggal sambil mengusap kepala Queen.
Queen mengeong menolak yang dipahami oleh tetangga itu.
"Ya, sudah. Silahkan kalau mau menunggu Shiro pulang di luar. Tapi hati-hati! Kalau ada yang mau niat jahat, gigit saja tangannya, ya sayang?!"
Queen mengeong lagi. Kali ini ngeongnya terdengar berbeda dari sebelumnya, membuat tetangga sebelah apartemen Shiro itu tersenyum. Mengusap kembali kepala Queen lalu berdiri dan berjalan ke arah pintu apartemenya. Sebelum masuk, dia melambaikan tangganya pada Queen.
Kembali Queen mondar mandir di depan pintu menunggu Shiro dan maminya pulang. Lima menit kemudian, Shiro dan maminya menampakan diri bersama seorang laki-laki bertubuh tinggi. Queen segera berlari mengejar Shiro yang juga menghampirinya.
***
Polisi telah memeriksa apartemen Carol begitu ia dibawa ke rumah sakit dengan ambulance yang telah ditelpon oleh Zain. Tidak ditemukan tanda-tanda adanya penyusup memasuki apartemen Carol. Jo, adik Carol telah ditelpon dan juga diperiksa di apartemen kakaknya itu.
"Saya sekolah asrama dan hanya pulang dua kali dalam seminggu! Jika tidak percaya cobalah lihat cctv yang ada di tempat ini! Bukankah kalian telah memeriksa apartemen ini?!" suara Jo sedikit meninggi karena dirinya dicurigai.
Dua polisi yang duduk bersamanya di ruang keluarga saling pandang. Mereka tidak tahu tentang itu. Untuk menghindarkan rasa malu karena tidak tahu tentang cctv, ke dua polisi justru mencari alibi.
"Kami hanya mengetes kejujuranmu!"
Jo tertawa mengejek. Tahu jika polisi tidak mengetahui tentang cctv yang dipasangnya untuk mengawasi kakaknya yang sakit selama ia di asrama, namun ketika memasangnya Jo memberi alasan pada Carol agar bisa melihat kegiatan Queen ketika harus bekerja. Sehingga Carol tidak menyadari jika Jo, adiknya sangat mengkhawatirkannya. Hanya saja kejadian itu terjadi ketika Jo baru pulang sekolah dan langsung mandi di kamar mandi asrama, jadi belum sempat memeriksa rekaman cctv hari itu sehingga ia tidak tahu apa yang terjadi pada kakaknya di sore hari itu. "Saya selalu memeriksa rekaman cctv di tempat ini empat kali, pagi begitu bangun untuk melihat keadaan kakak saya, siang saat istirahat lalu sore setelah mandi dan malam sebelum tidur! Kejadian hari ini saya terlambat tahu karena sedang mandi! Asal bapak berdua tahu, saya ditelepon ketika saya dalam perjalanan ke apartemen ini secepat mungkin begitu melihat rekaman cctv! Tapi saya tidak mengira malah dicurigai yang macam-macam melakukan sesuatu pada kakak saya sendiri!"
Dua Polisi itu berdehem, karena telah salah tidak memeriksa setiap inchi apartemen dan mencurigai Jo sebagai tersangka. Salah satu Polisi itu pergi dengan alasan yang sangat bagus, namun justru berakhir mempermalukan diri.
"Saya akan memeriksa ulang rekaman cctv itu. Siapa tahu ada yang terlewatkan!"
"Saya sudah memeriksa semuanya! Dan kalian tidak menemukan cctv!"
Polisi itu berhenti berjalan, membalik tubuhnya ke arah Jo. "Baiklah. Polisi bukan superhero. Kami hanya manusia biasa yang pasti bisa melakukan kesalahan!"
"Ya, saya tahu. Kalau begitu kenapa tidak membiarkan saya pergi dan justru menambah kesalahan dengan berbohong?!"
Poilsi yang duduk menghela nafas. "Pergilah! Lakukan apa maumu!"
Jo tersenyum. "Baiklah. Saya akan mengambil beberapa baju ganti untuk kakak saya dan akan langsung pergi ke rumah sakit. Tolong kunci dengan baik apartemen ini!" ucap Jo yang terkesan memerintah.