Seorang pria bernama Adam Necron tampak sedang menyambut calon besan sekaligus mitra perusahaannya yakni David Larson. Dia datang bersama istrinya Serena dan putra pertama mereka Zico. Adam dan David bermaksud memperat hubungan kerjasama bisnis dengan menjodohkan anak-anak mereka. Setelah basa-basi Adam menyuruh pelayan untuk segera memanggilkan putrinya.
Setelah beberapa saat, sang pelayan datang dengan seorang gadis bermata biru gelap layaknya laut dalam dengan bulu mata yang lentik, berkulit putih, memakai dress selutut berwarna hitam. Bibirnya yang merah merekah, serta rambut hitam panjangnya yang terurai membuat dia terlihat sangat cantik meski tanpa polesan make up. Dia bernama Chisa Necron, putri satu-satunya Adam Necron pemilik perusahaan Necron Grup. Untuk sesaat semua yang berada di ruangan tertegun melihat kecantikan Chisa yang natural.
"Ada apa ayah memanggilku?" tanya Chisa memecah keheningan.
"Kemarilah!! Aku ingin mengenalkan seseorang padamu," titahnya. Chisa pun mendekat, kemudian duduk di sampingnya.
"Dengar!! ini adalah keluarga calon suamimu, bersikaplah dengan baik dan jangan membuatku malu," bisiknya pelan dengan nada penekanan.
Chisa yang mendengar hanya diam dengan wajah datar. Dia memang sangat jarang mengekspresikan wajahnya. Ditambah hubungannya dengan sang ayah yang sangat buruk membuatnya sangat jarang tersenyum.
"Perkenalkan, ini putriku satu-satunya. Chisa Necron. Dan Chisa, ini adalah Tuan David pemilik perusahaan Larson Grup. Beserta istri dan putranya," Chisa mengangguk kemudian tersenyum tipis.
"Wah.. Putrimu benar-benar sangat cantik, Adam," puji Tuan David.
"Iya, aku tidak menyangka akan mendapatkan menantu secantik ini," timpal istrinya.
Sementara itu, putranya Zico menatap Chisa dari atas sampai bawah. Secara pria normal dia sangat tertarik dengan Chisa, tapi pria angkuh dan dingin itu tidak akan mengakuinya begitu saja. Lagipula dia sudah memiliki Carissa, kekasihnya. Zico sendiri adalah pria tampan dengan mata hazel dan badan atletis, sehingga banyak wanita yang mengejarnya.
"Untuk memperat kerjasama bisnis antara Necron Grup dan Larson Grup. Kami sepakat untuk menjodohkan mu dengan Zico, dia adalah calon penerus Larson Grup." Tuan David Menjelaskan tujuannya pada Chisa.
Mereka berdua saling bertatapan. Zico menatap Chisa tajam, Chisa bukannya takut, malah balik menatap Zico tajam dan menusuk dengan ekspresi yang sulit diartikan. Zico merasa seperti dia mangsa yang sedang di tatap oleh sang predator yang siap menerkamnya, sehingga dia memalingkan wajah. Melihat hal itu Chisa tersenyum sinis.
'Apa-apaan wanita ini? Tidak ada yang pernah berani menatap mataku secara langsung, tapi wanita ini malah menatapku dengan tatapan pembunuh. Dan apa maksud dari ekspresinya itu?' Batin Zico keheranan.
"Jadi apa kau setuju Chisa?" Tuan David bertanya.
"Ya, aku setuju Tuan," jawab Chisa santai tanpa penolakan sedikitpun.
"Kau yakin?" tanya Tuan David memastikan.
"Tentu saja," jawab Chisa singkat tanpa ekspresi.
"Baguslah, kalau begitu kalian akan bertunangan besok dan melangsungkan pernikahan minggu depan," jelas Tuan David.
"Ya, lebih cepat lebih baik," sambung ayah Chisa.
"Kalau begitu, apa saya boleh berbicara berdua saja dengan Chisa?" Zico yg dari tadi diam akhirnya berbicara.
"Tentu saja, silahkan," izin Adam. Chisa mengangguk.
"Baik, kami permisi dulu."
Chisa beranjak dari kursinya. Berjalan menuju taman belakang diikuti Zico. Sementara para orangtua mendiskusikan pernikahan mereka.
Sesampainya disana Chisa tidak berkata apapun. Dia duduk di kursi taman lalu menatap Zico yang masih berdiri.
"Dengar! Aku mau melakukan perjodohan ini hanya demi perusahaan. Dan aku juga sudah memiliki kekasih yang aku cintai. Jadi ku harap kau tidak mengharapkan cinta dan perlakuan baik dariku setelah menikah." Zico berbicara langsung pada intinya.
"Tenang saja, aku tidak mengharapkan semua itu, aku juga tidak peduli bagaimana perlakuan mu nanti," jawab Chisa datar.
"Kau yakin? Jangan sampai kau mengemis semua itu dariku kelak," hardik Zico. Sedikit tidak percaya dengan jawaban Chisa, dalam hati dia yakin bahwa Chisa juga seperti wanita lain yang mengejarnya. Yang menginginkan cinta dan kasih sayang, juga harta yang dia miliki.
"Itu tidak akan pernah terjadi," jawab Chisa tegas.
"Lalu mengapa kau menerima perjodohan ini tanpa penolakan sedikitpun?" Zico penasaran.
"Aku malas berdebat dengan orangtua, lagipula pernikahan demi bisnis bukan hal yang buruk," jawab Chisa asal.
"Baiklah, kalau begitu kita urus, urusan masing-masing dan jangan ada yg ikut campur," ucap Zico.
"Setuju!! Apa kau sudah selesai bicara?" tanya Chisa. Zico mengangguk.
"Baiklah, sampai jumpa." Chisa melambaikan tangan seraya berjalan pergi.
Zico termenung menatap kepergian Chisa, dia tidak pernah diacuhkan seperti ini oleh wanita.
Chisa kembali ke ruang dimana para orangtua berada. Dia pamit duluan untuk pergi ke suatu tempat. Chisa bilang bahwa Zico sedang menikmati keindahan taman sehingga tidak kembali bersama.
🌺Bersambung🌺