Setelah pamit, Chisa mengganti pakaiannya. Kini dia memakai celana jeans dan hoddie berwarna hitam degan rambut yang diikat sembarangan berjalan menuju garasi. Dia tampak menghubungi seseorang dengan ponselnya.
"Apa kau sudah mendapatkan informasi tentangnya?" tanya Chisa pada seseorang di seberang telepon.
"Ya, aku sudah mendapatkan informasinya secara detail. Aku akan mengirimkan datanya sekarang pada Email milikmu," jawab seorang pria.
"Tidak perlu. Aku akan kesana sekarang," mematikan telepon.
Chisa bergegas menuju mobil, lalu mengendarainya ke suatu tempat.
........
Sementara dirumah, Zico datang dari taman dan mendapati Chisa tidak ada bersama para orangtua.
"Chisa kemana?" tanya Zico.
"Oh.. tadi dia pamit untuk pergi ke suatu tempat," jawab Tuan David.
"Mungkin menemui teman-temannya," sambung istrinya.
"Maaf nak Zico, dia pergi begitu saja tanpa berpamitan denganmu," lirih ayah Chisa.
Dalam hati ia geram pada Chisa karena tidak mendengarkannya untuk bersikap baik dan malah pergi tanpa memberitahu Zico.
"Tidak apa-apa, saya mengerti Tuan," Zico tersenyum.
'Wanita itu bahkan pergi tanpa memberitahuku, apa dia tidak tertarik sama sekali denganku? Tunggu, kenapa aku harus peduli tentang hal itu. Ah sudahlah lupakan,' batin Zico. Dia pun ikut berdiskusi dengan para orangtua yang sekarang sedang membahas tentang saham perusahaan.
Beberapa menit kemudian, Chisa sampai di depan sebuah Mansion dengan gerbang berlambang rubah yang megah dan luas. Mansion itu dikelilingi oleh pagar yang tinggi dan kokoh, serta sistem keamanannya yg sangat canggih. Hanya orang-orang tertentu dan sudah memiliki akses saja yg bisa masuk. Karena Mansion tersebut merupakan Markas Besar Organisasi Rahasia bernama White Fox.
White Fox adalah sebuah organisasi rahasia, yang anggotanya terdiri dari orang-orang hebat dari berbagai bidang. Penembak jitu, ahli beladiri, ahli sains, profesor, hacker, cracker, detektif, mata-mata, pembunuh bayaran, ahli politik, sampai pada orang-orang pemerintahan negara dan lainnya ada di sana. White Fox juga menjadi ladang bisnis bagi para anggotanya termasuk mafia. Karena anggotanya memiliki keahlian yang berbeda-beda mereka bisa melakukan berjanjian bisnis, atau meminta salah satu anggota lain dengan keahlian khusus untuk melakukan sesuatu dengan bayaran.
Dan pemimpin tertinggi White Fox adalah Chisa. Umurnya baru 19 Tahun, tapi dia sangat jenius dan memiliki berbagai keahlian, termasuk bela diri dan menembak. Chisa sangat kejam dan sadis pada musuhnya, tapi dia sangat tegas dan adil pada setiap anggota. Itu yang membuatnya menjadi pemimpin yang sangat dihormati, bahkan oleh anggota tertua sekalipun.
Selain itu tanpa sepengetahuan ayahnya, Chisa membangun sebuah perusahaan bernama Zhao Grup yang hampir semua karyawannya merupakan anggota White Fox, sehingga hanya dalam kurun waktu 1 tahun Zhao Grup berkembang pesat menjadi perusahaan terbesar di negara itu dan menjadi pesaing perusahaan ayahnya.
Adam Necron tidak pernah tahu bahwa pemilik perusahaan Zhao Grup adalah putrinya sendiri. Sejak sang istri meninggal, dia selalu bersikap acuh dan dingin pada Chisa. Baginya Chisa adalah beban, sekalipun Chisa celaka dia tidak peduli sama sekali. Ketidakpedulian ayahnya membuat Chisa bisa belajar banyak hal dan mencari pengalaman tanpa ada yang melarang, sehingga dia bisa menjadi seperti sekarang. Tidak menyangka bukan? Seorang gadis muda yg terlihat lemah ternyata seorang yang kuat dengan jaringan bisnis dan sosial yang sangat luas.
Chisa keluar dari mobil menggunakan masker yg menutupi sebagian wajahnya, menyisakan sepasang mata biru layaknya laut dalam penuh misteri.
"Hey, kau sudah datang? Aku menunggumu dari tadi," sapa seorang pria bernama Adrian, dia seorang pembunuh bayaran.
"Ada perlu apa?" tanya Chisa datar.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya merindukanmu," godanya sambil tersenyum.
"Dasar gila!" rutuk Chisa.
"Hey, aku serius. Harus bagaimana supaya kau percaya padaku?" tanya Adrian.
"Bunuhlah dirimu sendiri, aku akan membayarmu untuk itu," ucap Chisa dingin seraya berjalan masuk ke dalam mansion.
"Wahh.. Fox, kau benar-benar kejam sekali," ucap Adrian terkekeh. Dia memang selalu bercanda dengan berusaha menggoda Chisa. Dan Fox adalah panggilan Chisa dalam organisasi.
Chisa langsung menuju ruang utama, disana sudah ada Naomi sang penembak jitu, Mark yang seorang mata-mata, Yumma ahli beladiri, Claude yang seorang Mafia, dan Chris yang seorang hacker serta orang yg berbicara dengan Chisa ditelepon tadi. Merekalah yang paling dekat dengan Chisa. Sedangkan anggota yang lain sedang berada diruangannya masing-masing.
"Fox sayangku, akhirnya kau datang," sambut Naomi sambil memeluk Chisa.
Chisa hanya diam tak membalas pelukan itu. Sebenarnya ia tidak suka dipeluk, tapi dia sudah terbiasa dengan perlakuan Naomi yang memanjakannya. Lagipula Naomi seorang wanita jadi dia tidak terlalu mempermasalahkan hal itu.
"Apa aku boleh bergabung?" Claude, pria berambut pirang itu merentangkan kedua tangan untuk ikut memeluk Chisa. Tapi Naomi dengan cepat mengambil pistol dipinggangnya dan langsung mengarahkannya pada kepala Claude.
"Jangan coba-coba untuk menyentuhnya!" gertak Naomi sambil menatap Cloud tajam.
"Wow.. wow.. wow.. ayolah aku hanya becanda, mana berani aku menyentuhnya," ucap Claude berjalan mundur sambil terkekeh.
"Jangan macam-macam," Naomi menaruh kembali pistolnya.
"Sudah cukup, mana data yang kuminta," ucap Chisa duduk kemudian melepaskan maskernya.
Chris menunjukan sebuah data yang tertera pada layar notebooknya pada Chisa.
"Zico Larson adalah calon penerus Larson Grup, dia berusia 24 tahun. Sifatnya angkuh dan dingin. Dia memiliki kekasih bernama Carissa, seorang model terkenal. Zico sangat mencintai wanita itu, tapi aku mendapatkan informasi bahwa dia suka menjual tubuhnya pada pria-pria kaya tanpa sepengetahuan Zico. Dan yang paling menarik calon suamimu itu sangat berambisi untuk mengalahkan Zhao Grup dalam persaingan bisnis. Itu sebabnya dia mau menerima perjodohannya denganmu, agar Necron dan Larson Grup bisa bekerja sama untuk meruntuhkan Zhao Grup. Data secara lengkapnya sudah kukirimkan pada Email mu," Chris menjelaskan dengan serius.
"Wah... menarik sekali," Chisa tersenyum sinis.
Dia sebenarnya sudah tahu tentang perjodohan itu, bahkan sebelum keluarga Larson datang. Karena mata-mata yang berada di perusahaan ayahnya sudah memberitahu lebih dulu. Karena itu dia tidak kaget atau menolak sedikitpun.
"Ya, dia tidak akan menyangka bahwa istrinya nanti adalah CEO Zhao Grup itu sendiri," ucap Yumma terkekeh.
"Sepertinya kau akan segera memulai sebuah permainan, Fox," kata Mark.
"Tentu, ini akan menjadi permainan yg sangat menyenangkan," ucap Chisa menyeringai.
"Apa ada mata-mata yang ditempatkan di Larson Grup?" tanya Chisa pada Mark.
"Aku sudah menempatkan Jeremy dan Amber di sana, kau tenang saja. Aku sudah mengatur semuanya sesuai dengan keinginanmu," jawab Mark meyakinkan.
"Bagus, aku tinggal menunggu mereka memulai permainannya," Chisa tersenyum puas.
Ya.. Chisa menyuruh Mark untuk menempatkan para bawahannya hampir di semua perusahaan di kota itu termasuk perusahaan ayahnya. Tujuannya untuk memata-matai pergerakan dan rencana setiap perusahaan.
"Jadi kapan acara pernikahanmu dilangsungkan?" tanya Adrian yg baru saja datang.
"Acara pertunangannya besok, sedang acara pernikahannya akan dilangsungkan minggu depan," jelas Chisa.
"Bukankah itu terlalu cepat? Harusnya kau menikah dengan orang yang kau cintai," ucap Naomi sedih.
Dia tidak rela Chisa menikah dengan laki-laki angkuh itu. Naomi memang sangat menyayangi Chisa dan ingin dia bahagia.
"Tidak apa-apa, lagipula aku tidak pernah mencintai atau merasakan cinta jadi itu bukan masalah bagiku." Perlakuan ayahnya membuat Chisa tidak pernah merasakan cinta sama sekali, dia tumbuh menjadi gadis cantik dengan hati yg dingin.
"Apa kami boleh datang?" tanya Adrian.
"Terserah," jawab Chisa singkat.
"AKU AKAN DATANG," kata mereka semua serempak.
Mereka menoleh pada satu sama lain kemudian tertawa. Sementara Chisa hanya menggeleng pelan, lalu tersenyum tipis melihat kelakuan anggotanya itu.
Waktu sudah mulai malam, mereka sibuk membahas banyak hal, sesekali mereka becanda, tertawa dan saling melempar ejekan. Seperti biasa Chisa lebih banyak diam, di hanya sesekali menanggapi candaan mereka dengan senyuman. Namun dia sangat menikmati waktu dengan mereka, dia merasakan kehangatan. Tiba-tiba ponsel Chisa berdering. Seketika mereka semua terdiam. Chisa melihat ponselnya, ternyata ayahnya yang menelpon. Dengan malas Chisa mengangkat telepon tersebut.
"DIMANA KAU ANAK SI*LAN?! Ini sudah malam, besok hari pertunangan mu tapi kau masih saja keluyuran, DASAR ANAK TIDAK BERGUNA! Cepat pulang, jangan sampai sesuatu terjadi padamu, aku tidak ingin pertunangan itu gagal karena ketidakhadiran mu." Cacian ayahnya seketika langsung terdengar dari seberang telepon.
"Wah... ternyata kau sangat peduli pada jaminan bisnis mu ini, Tuan," jawab Chisa ketus.
"APA KAU BIL...," kata-katanya terputus karena Chisa menutup telepon.
"Aku harus pulang." Beranjak dari duduk, lalu memakai kembali maskernya.
"Berhati-hatilah," ucap Naomi.
Chisa hanya melambaikan tangan seraya berjalan pergi.
*Kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya? Simak terus ceritanya.☺️