Angga mengajak Runa masuk kekamarnya untuk membantu gadis itu mengerjakan tugas sekolahnya yang tadi Runa keluhkan karna ia tidak mengerti sama sekali.
Runa langsung berbaring diatas kasur Angga yang terlihat rapih, ia bergulung kekanan dan kekiri.
"enaknyanya" seru Runa pelan sambil memejamkan matanya.
"sebelum lo gue antar pulang beresin, rumah gue gak ada pembantu kaya dirumah lo" Angga mendekat kearah gadis itu dan mengambil tas Runa yang ia lempar disamping tempat tidur. Angga mengeluarkan buku paket Biologi dan juga buku tulis bertuliskan nama gadis itu.
"ini tugasnya?" tunjuk Angga pada lembar buku paket Biologi.
Runa hanya mengganguk tanpa membuka matanya.
Angga berdecak kesal "masa lo gak ngerti, cepetan bangun gue jelasin" Angga menarik pergelangan tangan Runa menyuruh gadis itu bangun dari tempat tidurnya.
Runa menepis tangan Angga "kalo ada Angga yang pintar dan bisa ngerjain ngapain Una harus repot-repot nyusahin otak Una agar paham materinya" jawabnya santai.
Angga malas berdebat dengan gadis itu, ia berjalan kearah meja belajarnya dan menyalakan lampu kecil yang ada dipojok meja. Kemudian mengambil earphone dan memakaikan dikedua telinganya lalu ia memutarkan sebuah musik dari ponselnya agar ia bisa konsen mengerjakan tugas Runa.
Angga menoleh kearah kasurnya dimana Runa masih terlelap dalam tidurnya, kemudian ia menutup buku gadis itu dan mebereskan meja karena ia sudah beres mengerjakan tugas sekolah gadis itu. Angga langsung memasukan kembali semua buku Runa kedalam tas agar tidak ada yang ketinggalan.
Rasa kantuk Angga rasakan, ia ikut berbaring disebelah Runa dan mengangkat sedikit kepala Runa untuk menjadikan lengannya sebagai bantal agar ia bisa mendekap gadis itu dalam pelukannya. Angga mengecup singkat bibir Runa yang terbuka sedikit sebelum ikut memejamkan matanya menyusul gadis itu untuk bermimpi.
....
jam menunjukan pukul setengah 9 malam, suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar Angga membuatnya sedikit menggeliat. Angga melihat Runa dalam pelukannya dengan mata masih setia terpejam, ia mengelus lembut rambut gadis itu dan mengecup dahi Runa sebelum beranjak dari tempat tidur.
Agustina berdiri didepan kamar Angga dengan membawakan 2 gelas susu "Runanya bangunin dulu Ngga terus susunya diminum, Ibu tunggu dibawah buat makan malam ya".
Angga menganguk lalu mengambil nampan yang berisi gelas susu itu lalu meletakannya dimeja samping tempat tidur. Angga meniup wajah Runa, menggoda gadis itu agar segera membuka matanya.
"Una bangun udah malam, lo harus gue antar balik" Angga mengelus pelan bahu Runa.
Runa menggeliat dalam tidurnya, ia membuka perlahan kedua matanya lalu menatap kesamping dan menemukan wajah Angga sangat dekat padanya. Ia tesenyum kemudia menarik leher Angga untuk mencium bibir cowo itu, Angga ikut tersenyum dan membalas ciuman Runa dengan lumatan kecil.
beberapa menit bibir mereka bertaut, Runa melepaskannya karena hampir kehabisan oksigen. Kemudian ia beranjak untuk duduk dikasur lalu sama-sama menghabiskan segelas susu mereka masing-masing.
....
"Runa ayo makan dulu sebelum kamu pulang" Agustina menatap kearah Runa yang baru turun dari anak tangga terkahir.
"Ibu runa makan dirumah aja boleh? kasian Ayah makan sendiri nanti" Runa menghampiri Agustina yang sibuk menata piring dimeja makan.
Agustina tersenyum, ia berlalu kedapur dan kembali dengan membawa tas berisi tupperwere dan memberikannya pada Runa "ini kalo gitu kamu bawa pulang makan sama Ayah ya, sudah Ibu siapkan".
"Makasi banyak ya Ibu, besok-besok kalo butuh disusahin Runa siap kesini lagi" Runa kegirangan melihat banyak tupperware dalam tas itu.
"dih Ibu ngurus gue aja sudah kesusahan, mau ditambah lo yang lebih nyusahin dari gue" Angga mengambil kunci mobilnya dan mengacak-ngacak rambut gadis itu sebelum berjalan kearah pintu luar "antar Una dulu Bu"
"Ya udah, Una pulang dulu ya Bu, besok-besok Una mau kesini lagi kalo Ibu gak sibuk" Runa melambaikan tangannya kearah Agustina dan berjalan menyusul Angga yang sudah menunggunya diluar.
....
"Angga" panggil Runa ketika mereka sedang berada didalam mobil berdua.
Angga menoleh kearah Runa tangannya mengusan kepala gadis itu "kenapa sayang".
"kalo Angga beneran udah dapat pacar, Angga nggak akan lupain Una kan" Runa mengambil tangan Angga yang mengelus pelan rambutnya, menggenggeman tangan cowo itu.
Angga tersenyum tipis, ia menepikan mobilnya dan menginjak rem. Mengalihkan posisi duduknya menghadap gadis disebelahnya, menarik gadis itu kedalam pelukannya.
"nggak sayang, kan gue udah janji bakal terus ada buat lo Na"
"janji ya Angga, Una sayang Angga" Runa melonggarkan pelukan mereka menatap dalam mata cowo itu mencari kejujuran.
Angga membelai pipi Runa sebelum menarik leher gadis itu untuk mencium bibir pink itu.