Angga memberhentikan langkahnya menarik kedua bahu Runa untuk ikut berhenti dan menatap kearahnya "Una pokoknya kalo lo jalan diluar kelas harus bareng gue atau Tika ya, jangan pernah jalan sendiri"
"Iya Angga, Una masih bisa jaga diri Una sendiri ko"
Angga mengangguk paham lalu ia melanjutkan langkah kakinya kearah kelas Runa untuk mengantar gadis itu.
"Belajar yang baik ya Na, ingat pesan gue tadi. Kalo ada apa-apa langsung chat gue oke" Angga kembali mengingatkan gadis itu agar tidak ceroboh.
Runa hanya berguman kemudian masuk kedalan kelas yang sangat gaduh, ia sudah bisa menebak bahwa di jam pertama ada tugas yang harus dikumpul dan Ia belum mengerjakannya.
"Tika tugas matematika ya?"
"pake nanya lagi lo, buruan salin. Hari ini juga ada kuis matemtika" Tika sibuk menyalin jawaban dari buku bersampul batik dimana sumber jawaban yang selalu benar ada di buku sampul batik itu.
"mampus dong, Una gak ada belajar lagi Tik" tanpa pikir panjang Runa segera ikut menyalin jawaban matematika yang Ia lihat ada 2 halaman kertas berisi angka.
"sejak kapan lo belajar, ulangan aja gak pernah nyentuh buku"
Runa yang kesal menyenggol tangan tika sengaja "iss lo mah"
"Astaga Runaa, kecoret geblek" Teriak Tika, lalu sibuk mencari tipe-x kemeja sebelah.
"hahaha maaf Tika, Una gak sengaja" Runa menggerakan tangannya secepat mungkin untuk menyalin, karna jam pertama akan dimuli 15 menit lagi dan Ia baru menulis setengah halaman.
....
"Angga"
Angga hanya berguman tanpa menoleh, Eve memanggilnya dari bangku sebelah kanannya.
"Angga, boleh minjem pulpen gak?, gue lupa bawa tempat pensil"
Eve menatap Angga panik karena Ia belum menulis sama sekali dilembar kertasnya sata guru itu mendiktekan materi.
Angga melihat pulpen ditangannya, pulpen satu-satunya yang Ia bawa. Karena setiap ia kesekolah hanya membawa satu pulpen dan satu buku tulis didalam tasnya.
"Nih pake" Angga memberikan pulpennya kepada Eve, gadis itu menerimanya tanpa memikirkan Angga tidak ada pulpen cadangan lagi.
Bu Lis yang mendikte sekaligus mengawasi muridnya mendapati Angga yang menelungkupkan kepalanya diatas meja.
"sshh" Angga meringis ketika penghapus papan tulis mengenai kepalanya, Ia melihat Bu Lis menatapnya tajam.
"Kenapa kamu gak nyatat, otak kamu kapasitasnya gede bisa nyimpan semua materi pelajaran?"
"Gak punya pulpen Bu" Angga menjawab dengan santai, toh memang Ia hanya membawa satu pulpen dan pulpennya berada ditangan Eve.
Eve menatap pulpen ditangannya, Ia menepuk jidatnya pelan karena asal meminjam tanpa memikirkan Angga yang tidak ada pulpen cadangan.
Bu Lis memberikan buku ditangannya kepada Angga "Sekarang catat materi Ibu dipapan tulis pake spidol, yang rapi biar teman-teman kamu bisa nyalin. Ibu mau duduk aja diam, kalian belajar sendiri saja"
Bu Lis salah satu guru yang tidak banyak marah ketika murudnya melakukan kesalahan. Ia hanya cukup diam dan tidak mengajar beberapa minggu dikelas sampai anak muridnya membujuk dan meminta maaf. Guru seperti ini sebenarnya yang lebih ditakuti mereka, diam-diam tapi nilai mereka semua terancam.
Angga maju kedepan dan mengambil spidol papan tulis, dari 6 spidol yang tersedia tidak ada yang bisa Ia gunakan.
"Ini siapasih yang piket, spidol pada kosong semua isinya" Angga menatap seisi kelas.
"Kan ada nama lo dijadwal, lo nya aja datang telat" Rivan menyahut dari kursi sebelah Angga.
Angga tersenyum kikuk, Ia lupa hari ini jadwalnya piket karena memang Ia tidak pernah melaksanakan jadwal piketnya. Selalu datang terlambat dan pulang lebih awal untuk menjemput gadisnya dikelas 11 IPA 3.
Angga menoleh kearah Bu Lis yang tidak peduli sama sekali "Bu ijin ke TU buat isi spidol"
"Ya, cepat kembali" Bu Lis menaikan kacamatanya dan lanjut membaca buku ditangannya tanpa menatap Angga.
"Angga gue temanin ya"
Angga berhenti dipintu tanpa menoleh, Eve beranjak dari kursinya dan berjalan kearahnya.
....
"hehe maaf ya Ngga gue tadi panik banget takut ketahuan Bu Lis kalo gue gak nyatat, eh malah lo yang jadi dimarahin. Sorry ya Ngga" ucap Eve saat mereka berjalan dikoridor sekolah.
"santai, udah biasa"
Angga segera mengisi 6 spidolnya ketika sampai diruang TU. Saat akan kembali kekelas Angga melewati kelas 11 IPA 3 Angga mendapati gadisnya berdiri didepan papan tulis bersama 4 anak lainnya dengan satu kaki diangat dan kedua tangan memegang telinga.
"ssttt"
Runa menoleh kearah luar pintu merasa dirinya dipanggil. Angga mengangkat dagunya seolah bertanya apa yang dilakukan gadis itu.
Runa menyengir "telat kumpul tugas" Runa membuka mulutnya tanpa bersuara.
Angga menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis itu. Runa melihat Eve yang bersama Angga "cie" Ia mengolok Angga dan tangannya menunjuk Eve dan Angga secara gantian.
Angga tidak merespon, Ia lanjut berjalan menuju kelasnya. Runa melambaikan tangannya sebelum ditegur oleh Bu Rahma yang memberikannya hukuman.