"Tika, temanin Una ketoilet yuk" Runa berbisik pelan, Pak Yudha tengah menulis materi dipapan tulis.
"ngantuk gue Na" jawab Tika malas, karena dari awal Pak Yudha masuk Ia memang sudah menengelamkan kepalanya diatas meja.
"iss Tika mah, Una takut kalo sendiri" Runa membujuk Tika, Ia menarik-narik tangan Tika agar segera bangun dan menemaninya. "lagian kata Angga, Una gak boleh jalan sendiri kalo diluar kelas Tik"
"Yaudah lo chat Angga aja minta nemanin ketoilet" usul Tika.
"ih Tika pinter" Runa segera mengambil ponsel didalam laci mejanya, Ia segera mengetikan pesan ketika sudah menemukan nama Angga diurutan kedua pin chatnya.
....
Angga merasa ponsel disakunya bergetar, Ia segera mengambil dan mengecek, benar saja ada notif masuk dari gadisnya.
"Angga jadi tadi ini gimana" Eve menunjuk kearah soal yang Ia kurang pahami cara mengerjakannya.
"Lo coba-coba aja dulu sendiri, gue ada urusan penting" Angga segera beranjak dari kursinya, berhubungan kelasnya jam kosong Ia langsung keluar tanpa ijin.
Eve menutup bukunya kesal, Ia sama sekali tidak mengerti materi ini.
....
"Pak Yudha, Una ijin ketoilet ya" Runa segera ijin ketika wajah Angga terlihat dikaca jedela kelasnnya.
"Iya Runa"
Runa segera bergegas keluar menghampiri Angga " ayo Angga buru, Una udah gak tahan lagi" Runa menarik tangan Angga dan berlari kecil kearah toilet.
"Unaa" Angga menarik tangannya dari genggaman Runa.
"Kenapa" Runa kesal, Ia begitu kebelet tetapi Angga malah menahannya.
"lo mau gue diseret ke BK masuk toilet cewe?" Angga menunjuk kearah gambar yang memberi tanda bahwa itu adalah toilet perempuan.
Runa menepuk jidatnya, Ia segera berlari kedalam toilet karena sudah tidak tahan lagi.
....
"Una" Angga menarik tangan Runa agar gadis itu mengikutinya untuk berhenti berjalan.
"Apa Angga" Runa mengikuti arah pandang Angga "Angga mau ajak Una bolos" Runa melihat pagar utama sekolah terbuka sedikit, dan tidak ada Pak Amin ditempat pos jaga.
Angga segera menarik tangan gadis itu, berlari sambil sesekali melihat kanan kiri memastikan tidak ada yang melihat mereka melewati gerbang sekolah.
....
"hahaha buat yang lebih besar Angga" Runa berputar-putar diatas rumput, Angga tidak berhenti meniup balon sabun yang Runa minta beli dari pedagang kecil tadi.
"Cape gue Na, duduk yo habis nafas gue kalo gini" Angga meninggalkan Runa yang masih memecahkan sisa balon diudara. Ia duduk diatas rumput dekat tepi danau, mengambil batu kecil disebelahnya dan melempar kedanau.
"Is Angga, belum habis ituu sabun balonnya" Runa ikut duduk disebelah Angga dengan kesal. "Angga ini kita gak balik sekolah?" Runa mencabuti rumput-rumput dekat Ia duduk.
Plak.. Runa kaget, Ia mengosok tangannya yang merah akibat dipukul Angga.
"Jangan dicabutin Una, harus dijaga"
"Iya Angga, minta maaf Una"
"Una jangan jauh-jauh dari gue ya, sama gue terus" Angga menarik pundak gadis itu, menyuruhnya bersandar pada pundaknya.
"Siap Angga" jawab Runa, Ia memperagakan gaya hormat seperti saat upacara bendera disekolahnya "Angga, Angga gak mau dekatin Eve Eve itu?"
"Nggak, buat apa" Angga tidak berhenti mengelus bahu Runa dengan lembut.
"tadi waktu kita duduk ditaman, Eve lihatin Angga terus. Padahal tadi temannya lagi asik ngobrol" Runa tidak sengaja mendapat Eve menatap kearah Angga saat mereka ditaman istirahat pertama tadi. "kayanya Eve ada rasa ke Angga deh, coba Angga ingat-ingat. Dia ada melakukan hal lebih gak waktu dikelas" tanya Runa penasaran.
"Gak ada, udah gak usah mikir aneh-aneh. Gue gak tertarik pacaran" Angga membuang mukanya.
"Kenapa gak kita aja yang pacaran sih Angga" tanya Runa, Ia memainkan ujung jaket yang Angga pakai.
"Perasaan lo ke gue emangnya gimana" Angga menatap Runa dalam.
"Angga adalah kakanya Una"
"Yaudah sama, lo ade gue"
"Tapi kita sering ciuman"
"Adek kakak apa salahnya ciuman"
"Tapi kita gak ada hubungan darah Angga"
"Ya gak papa, gue suka bibir lo soalnya"
Runa mengangguk mengerti.
....
Angga dan Runa kembali kesekolah saat mata pelajaran jam terakhir udah selesai. Sekolah sudah sepi hanya ada beberapa murid yang menunggu jemputan. Mereka hanya mengambil tas dan mengambil mobil Angga yang masih diparkiran sekolah.
"Runa" panggil Angga, pandangan cowo itu tetap fokus memperhatikan jalan.
"Apa Angga" Runa sibuk memainkan ponsel ditangannya.
"Malam ini tidur dirumah gue ya, Ibu berangkat tadi pagi ke pontianak"
"terus nanti Ayah sama siapa dong" Runa berhenti memainkan ponselnya sejenak, Ia dulu sering sekali menginap dirumah Angga dan membiarkan Alex dirumah sendiri. Sekarang Ia lebih pengen banyak waktu bersama Alex.
"tadi Ayah nelpon gue, katanya ponsel lo gak aktif"
"iya Una lupa nyalain paket data hehe"
"kalo ada yang nelpon terus lo ga sempat angkat ditelpon balik Na, kalo penting gimana" Angga mengacak rambut Runa gemas.
"maaf Angga, terus Ayah bilang apa"
"Ayah tidur di hotel platinum malam ini, karena besok ada acara kantor Ayah di ballroomnya. Jadi Ayah masih ngurus-ngurus disana, terus lo dititipin ke gue"
"Yaudah kalo gitu kita samperin Ayah kehotel aja Angga tapi kita pesan kamar lagi"
"Aduh" Runa meringis saat jidatnya disentil oleh Angga "ih sakit, Angga suka nyakitin Una ya!"
"lagian lo, sembarangan aja kalo ngomong, disana banyak teman-teman Ayah. Lo mau jadi bahan omongan mereka kalo kita sekamar berdua? kalo dirumah gue kan bebas"
"hehehe iya maaf Angga, Una kan gak tau. Yaudah Una bobo dirumah Angga aja"
Angga mengangguk "bagus"