Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

MARRIED TO MR. TORDOFF

jikanyotomare
206
Completed
--
NOT RATINGS
407.6k
Views
Synopsis
Ramon menempelkan keningnya dan memejamkan mata ketika dia mengatakan hal ini. “Aku mendapatkan beberapa potongan ingatan mengenai diriku dan Giana dan juga beberapa ingatan lama yang kupikir telah kulupakan. Tapi, aku tidak merasakan perasaan yang sama ketika aku bersamamu saat aku mengingat potongan- potongan ingatan tersebut. Aku tidak tahu apa yang kulakukan hingga memiliki hubungan semacam itu dengan Giana, tapi aku tidak yakin kalau itu melibatkan perasaan.” ============== Ramon Tordoff, pewaris dari keluarga Tordoff kehilangan empat tahun ingatannya dan kini dia menikahi seorang wanita yang baru saja dikenalnya, tapi masa lalu terus mengikutinya. ============== Baca buku pertama terlebih dahulu: Married to a Stranger.
VIEW MORE

Chapter 1 - ISTRINYA SANGAT SULIT UNTUK DIPREDIKSI

Yang benar saja, hanya karena Hailee berpakaian sangat sederhana, dia disangka adalah pelayan di restaurant ini? Sangat menyebalkan bukan, orang- orang yang selalu menilai orang lain dari apa yang mereka kenakan daripada menjaga sopan santun mereka.

Memang benar apa yang orang bijak katakan kalau money can't buy manner.

Hailee menatap galak pada mereka satu persatu. Dia benar- benar sedang tidak dalam mood untuk membuat keributan hanya karena masalah sepele yang tidak berarti seperti ini.

Ini juga salah Ramon karena mengajaknya ke sini dengan pakaian seperti ini walaupun Hailee sudah protes dan menolak. Well, intinya Hailee menyalahkan Ramon hanya karena dia ingin ada yang disalahkan saja karena dirinya sedang kesal.

"Jangan berbohong," tegur salah satu dari wanita itu dengan sinis, dia bahkan menghampiri Hailee dan menilai penampilannya dari atas sampai ke bawah. "Mana sanggup orang- orang sepertimu makan di tempat seperti ini? Memangnya siapa suamimu? Pelayan di tempat ini?"

Dan kedua wanita tersebut tertawa terbahak- bahak atas lelucon yang tidak lucu, yang mereka buat sendiri.

Ini juga salah Theodore karena datang kerumahnya tadi sore sehingga Hailee tidak bisa berhias diri dan memakai pakaian yang bagus. Gerutu Hailee dalam hati.

"Menyingkir dari hadapanku," Hailee berkata dengan suara dalam dan tenang. Kalau saja dia tidak berpikir ini akan membahayakan kandungannya, maka sudah bisa dipastikan Hailee akan mendorong mereka berdua menjauh dari pintu.

Namun, Hailee takut kalau sampai terjadi kontak fisik semacam itu, justru akan membahayakan dirinya sendiri.

Tentu saja Hailee tidak ingin ada sesuatu yang buruk yang menimpa kandungannya.

"Oh, kau mau keluar? Silahkan saja, kami akan melaporkan ketidaknyamanan ini pada pihak management restaurant," ucap salah satu dari mereka sambil menyingkir dari pintu dan membiarkan Hailee lewat.

Tentu saja Hailee tidak banyak bicara mengenai ini dan segera melangkah pergi. Memang ini lah yang dia inginkan. Segera pergi menjauh dari dua orang bodoh tersebut.

Tepat pada saat itu, ketika Hailee berjalan menyusuri koridor dengan diikuti dua wanita tadi, yang katanya mereka akan melaporkan dirinya ke pihak managaement restaurant, Hailee bertemu dengan Ramon.

Pria ini benar- benar memegang kata- katanya. Tampaknya sepuluh menit telah berlalu dan dia tidak sabar untuk menunggu istrinya kembali atau dia memang memiliki firasat kalau sesuatu terjadi pada Hailee, maka dari itu Ramon sendiri lah yang menghampiri Hailee ke toilet.

Melihat suaminya, senyum di bibir Hailee merekah, dia dengan sengaja mempercepat langkahnya dan melingkarkan lengannya di sekeliling leher Ramon.

"Kenapa mencariku? Kau khawatir?" tanyanya dengan jahil, sementara Ramon memegangi pinggang Hailee agar dia tidak terjatuh dengan posisinya yang seperti itu.

"Sudah kukatakan bukan? Kalau kau tidak kembali dalam sepuluh menit, aku akan datang untuk menyusulmu," Ramon mengingatkan Hailee akan kata- katanya tadi.

"Aku bukannya terlambat, hanya saja, ada beberapa orang yang mau melaporkanku pada pihak management restaurant karena katanya aku tidak berpakaian layak," Hailee mengeluh pada Ramon, sambil melirik ke dua wanita yang berdiri mematung tidak jauh darinya.

Dari ekspresi wajah mereka, sudah bisa dipastikan kalau mereka mengenal sosok Ramon.

Ternyata ada banyak keuntungan apabila wajahmu dikenal oleh banyak orang dan salah satunya adalah ini. Hailee tidak perlu menjelaskan siapa suaminya dan mereka berdua sudah gemetar ketakutan melihat sosok Ramon Tordoff di sana.

Di sisi lain, tentu saja lirikan Hailee pada kedua wanita tersebut tidak luput dari pengamatannya. Dahi Ramon berkerut ketika melihat dua wanita tadi dan melayangkan sorot mata tajam dan dingin pada mereka berdua, membuat keduanya serta merta menunduk karena takut.

"Berpakaian tidak layak?" Ramon berkata dengan suara pelan, tapi cukup bagi mereka untuk mendengarnya. Kemudian, Hailee menarik kerah baju Ramon dan membisikkan sesuatu ke telinganya dan ini membuat Ramon menatap istrinya dengan curiga. "Apa yang ingin kau lakukan?"

"Sudah, ikuti saja, okay?" Hailee mengerling pada Ramon, meminta suaminya untuk bekerja sama dan menyetujui rencananya tersebut. "Ikuti saja," bujuknya lagi.

Kalau sudah begini, apa lagi yang bisa Ramon lakukan kecuali mengikuti kemauan istrinya yang terkadang tidak masuk akal itu? Ramon tahu kalau ada ide- ide jahil yang melintas di kepala Hailee dan dia tidak bisa mengatakan tidak untuk itu.

Lalu, dengan menggamit lengan Ramon, Hailee melangkah dengan penuh percaya diri ke arah dua wanita tadi sambil tersenyum puas, terutama ketika mereka tidak dapat berkata arogan seperti yang mereka lakukan beberapa saat yang lalu.

"Kalian bilang apa tadi? Pakaian yang kukenakan tidak layak untuk berada di restaurant ini?" Hailee bertanya dengan nada yang lembut, seolah dia sedang menanyakan keadaan mereka. "Dan kalian bilang kalau kalian ingin melaporkanku ke management restaurant?"

"Tidak, tidak bukan begitu maksud kami," salah satu dari wanita itu langsung menyangkal, tapi dia terlalu takut untuk melihat Ramon yang berdiri di belakang istrinya tersebut.

"Maaf, kami tidak menyadari kalau kau adalah Mrs. Tordoff." Yang lainnya ikut menimpali sambil menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu panik seperti itu, aku hanya ingin mengkonfirmasi kata- kata kalian tadi saja," Hailee tersenyum sangat manis pada mereka dan lalu menggamit lengan Ramon. "Ayo kita pulang sekarang," ucapnya pada Ramon.

Ramon mengangkat alisnya, bingung dengan sikap Hailee, tapi tidak bertanya apapun ketika istrinya tersebut menariknya pergi dari tempat tersebut, meninggalkan ke dua wanita tadi yang masih meminta maaf dan ketakutan.

"Apa maksudmu melakukan semua itu?" Ramon akhirnya buka suara ketika mereka sudah berada di dalam mobil. Kalau seandainya Hailee ingin marah- marah atau membuat perhitungan dengan kedua wanita tadi, mungkin Ramon bisa mengerti, tapi Hailee tidak melakukan apapun kecuali mengkonfirmasi ucapan mereka saja.

"Tidak ada," jawab Hailee ringan sambil meringkuk mendekat ke arah Ramon, meminta untuk dipeluk. "Aku hanya senang saja melihat wajah mereka yang panik dan ketakutan dari jarak dekat." Lalu Hailee terkikik geli mengingat kejadian tadi dan ini membuat Ramon hanya bisa menggelengkan kepalanya, tidak mengerti dengan jalan pikiran Hailee.

Istrinya ini benar- benar sulit untuk ditebak.

==============

"Apa maksudmu memintaku untuk membunuh Ramon Tordoff?" Ian bertanya melalui giginya yang terkatup rapat. Ini bukan lelucon, bukan? Dia tidak pernah mendapatkan penawaran seperti ini sebelumnya. Apa yang sebenarnya tengah terjadi sekarang?