Tidak banyak orang yang mengetahui berita ini kalau Hailee tengah mengandung karena Ramon memang sengaja tidak mengumumkannya dan cenderung merahasiakannya.
Tapi, karena Diego mengatakan ucapan selamatnya untuk kehamilan Hailee dengan suara yang cukup keras, maka beberapa dari tamu undangan dapat mendengar itu.
Beruntungnya para tamu undangan pada saat itu adalah keluarga dekat dari kedua mempelai, jadi bisa dikatakan tidak ada orang luar di sana kecuali Giana, dan kebanyakan dari mereka memang sudah mengenal Hailee sebelumnya sebagai tunangan Theodore.
Langsung saja, ketika beberapa orang mendengar bahwa Hailee tengah mengandung, mereka segera mengerumuni Hailee, berlomba- lomba untuk mengucapkan selamat padanya, seolah acara hari itu bukanlah pernikahan Ailee, karena untuk sesaat sang pengantin terlupakan.
"Hamil?" Giana mendesis. Matanya menatap nanar ke arah Hailee yang tengah menanggapi ucapan selamat yang dilayangkan padanya dengan senyum di bibirnya. "Dia tengah hamil?"
"Oh, aku baru tahu berita ini…" Aileen bergumam ketika dia melihat ke arah yang sama dengan Giana. Lalu matanya menangkap sosok Theodore, yang tengah berdiri terpaku. Pria itu juga mendengar apa yang dibicarakan orang- orang tersebut, fakta bahwa Hailee tengah hamil.
Bukan hanya itu saja, bahkan Mr. dan Mrs. Gevano tampak berusaha untuk menutupi keterkejutan mereka dan bersikap seolah- olah mereka bahagia mendengar kabar tersebut.
Karena tidak bisa dipungkiri, kalau pernikahan Hailee dan Ramon menimbulkan opini skeptis di antara banyak orang yang mengatakan kalau pernikahan itu hanyalah sebuah convenience marriage, tapi dengan berita mengenai kehamilan Hailee yang terbilang cukup cepat, tentu saja hal itu membuat mereka terkejut.
"Aku tidak tahu berita ini…" Aileen kembali bergumam, dahinya mengernyit karena tidak suka atas perhatian berlebihan yang orang- orang ini berikan pada Hailee. Kenapa dia selalu saja menjadi pusat perhatian?
Di sisi lain, Giana tidak mengatakan apa- apa, tapi tatapan matanya kini menatap tajam ke arah Ramon yang tengah berjalan untuk menghampiri istrinya yang tengah dikelilingi oleh banyak orang, seolah dia khawatir kalau terjadi apa- apa pada Hailee.
Ramon berjalan begitu saja melewati Aileen dan Giana, tanpa menoleh ataupun melirik kepada mereka, seolah kedua wanita tersebut tidak ada di sana, atau mungkin memang yang menjadi fokusnya saat ini hanyalah Hailee, sehingga hal- hal lainnya terabaikan begitu saja.
Sementara Giana hanya bisa menatapnya tanpa bisa melakukan apa- apa. Tidak. Ini belum saatnya dirinya melakukan sesuatu. Ada hal lain yang harus dirinya lakukan terlebih dahulu sebelum membuat pergerakan terhadap Ramon.
"Kau baru tahu mengenai berita ini?" Giana bertanya pada Aileen, setelah usahanya yang keras untuk mengalihkan perhatiannya dari Ramon dan Hailee. "Kupikir kalian cukup dekat untuk berbagi informasi."
Aileen melirik Giana, seolah wanita ini baru saja mengatakan hal yang tidak masuk akal. "Dekat?" Aileen mencibir. "Ini adalah kesalahpahaman yang menyebalkan."
Giana mengangkat alisnya ketika dia mendengar hal itu. "Kurasa asumsiku salah kalau begitu."
Aileen tidak menjawabnya, tapi kemudian dia berbalik dan menenggak segelas wine lagi dengan frustasi.
Ini adalah hari pernikahannya, tapi dia tidak mendapatkan perhatian yang dia inginkan, bahkan tidak dari suaminya sekarang, Theodore Gevano. Seharusnya hari ini secara resmi Aileen telah menjadi Aileen Gevano, tapi dia tidak merasakan kebahagiaan yang seharusnya dia rasakan.
Aileen tidak merasa sesenang yang dia bayangkan untuk menyandang nama Gevano di belakang namanya. Mungkin karena tujuan utamanya telah berubah, kalau dirinya tidak lagi mengincar Theodore untuk membantunya mendapatkan perusahaan Tatum, karena sekarang Aileen sadar kalau dia bisa meraih semua itu seorang diri.
"Aku tidak menyangka kalau kau tidak sangat tidak menyukai adikmu sendiri," Giana berkata dengan pelan, mengambil segelas wine dari meja terdekat dan menyesapnya.
"Dia bukan adikku," jawab Aileen singkat. Tapi, kemudian dia menyadari sesuatu yang janggal. Bisa dibilang ini adalah sebuah intuisi wanita. "Kenapa aku merasa kalau kau mempunyai suatu urusan dengan Hailee? Atau ini hanya perasaanku saja?"
Giana tersenyum penuh arti. "Kau benar. Aku memiliki urusan yang rumit dengan adikmu."
Aileen cukup terkejut ketika dia mendengar hal ini, "Oh." Dia mengibaskan rambutnya dari bahunya lalu bertanya dengan hati- hati, bersikap seakan dia tidak tertarik dengan hal ini. "Urusan apa yang kau miliki dengannya?"
Tapi, tentu saja Giana dapat melihat kepura- puraan itu dengan cukup baik. "Aku akan memberitahumu kalau aku membutuhkanmu." Dia kembali menyesap minumannya. "Hingga saat itu, urusan kita hanya sebatas masalah affair yang dilakukan Aidan."
Aileen mendengus ketika mendengar penolakan halus tersebut. Giana berusaha memainkan kartunya dengan baik dan memanfaatkannya. "Kurasa itu cukup adil."
"Tapi, sebelum itu." Giana menelengkan kepalanya, melirik ke arah Aileen dengan tatapan yang sinis. "Apa yang Zia katakan benar?" tanyanya.
"Yang mana? Dia terlalu banyak bicara tadi dan kalian berbicara dengan berbisik, jadi bisa dikatakan aku tidak mendengar separuh dari percakapan kalian," Aileen berkata dengan acuh tak acuh.
"Ucapan Zia yang mengatakan kalau kau pun pernah tidur dengan Aidan. Apakah itu benar?" Giana bertanya dengan suara yang tenang, berita tersebut tidak berarti apapun baginya, tapi dia harus tahu dengan siapa dirinya membuat kesepakatan, terutama dengan orang yang baru dia kenal.
Nafas Aileen sedikit tersentak ketika dia mendengar itu, terkejut karena Zia memberitahu Giana mengenai rahasia tersebut dan kini Aileen harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya atau menyangkal pernyataan tersebut.
"Ya, benar," Aileen menjawab, pada akhirnya dia memilih untuk megatakan yang sebenarnya, karena Giana bukan seperti orang yang mudah untuk dikelabui. "Aku pernah tidur dengan suamimu."
Satu- satunya respon yang Giana berikan hanyalah menaikkan alisnya, seolah berucap; oh.
"Hanya satu kali dan itu karena suamimu tengah mabuk. Lagipula kalau bukan karena kejadian itu, aku tidak akan tahu kalau Aidan memiliki affair dengan Zia. Jadi hal tersebut tidak bisa disalahkan." Dalam ketergesaannya, Aileen mencoba untuk membela diri, tapi justru terdengar seperti orang yang putus asa.
"Aku tidak mengatakan apapun," ucap Giana sambil tertawa pelan. "Tapi, aku menginginkan bukti perselingkuhan itu juga. Kau pasti memilikinya, bukan?"