Hari ini adalah hari yang dinanti- nanti oleh Aileen, tapi tidak ada seulas senyumpun yang tersungging di bibirnya sejak pagi ini, karena pertengkaran hebat yang terjadi antara dirinya dan Theodore semalam.
Aileen terus menerus mengutuk Roland Dimatrio karena telah berani mengatakan rahasia yang seharusnya dia simpan. Mantan jaksa wilayah itu tidak seharusnya banyak bicara dalam posisinya yang telah terpuruk seperti itu.
Tapi, alih- alih menutup mulutnya, dia justru 'bernyanyi' di hadapan Theodore, memberitahukan pria ini hal- hal yang seharusnya tidak dia dengar.
Maka hasil dari itu semua adalah; pertengkaran semalam, yang sama sekali tidak bisa dihindarkan.
Entah berapa banyak yang Roland Dimatrio beritahukan pada Theodore, tapi yang pasti manta Jaksa wilayah bodoh itu sama sekali tidak meninggalkan detail sedikitpun mengenai kejadian yang terjadi di hotel saat bersama dengan Hailee.
Aileen sampai dapat merasakan kalau kepalanya berdenyut dengan menyakitkan ketika dia harus memeras otaknya untuk dapat menghasilkan alasan yang masuk akal kenapa dia sampai melakukan itu terhadap Hailee.
Theodore mencercanya sebagai wanita yang tidak tahu diri dan tidak tahu balas budi karena ke dua orang tua Hailee lah yang selama ini merawat dan membesarkannya.
Ya, memang Aileen tahu kalau dirinya sangatlah tidak tahu diuntung dengan berbalik menyerang keluarga yang telah menampungnya selama ini, tapi kehidupan tidak sesederhana itu.
Aileen merasa tidak adil karena di dalam dirinya pun mengalir darah Tatum. Dia bukanlah orang asing. Dia adalah anggota keluarga Tatum yang dapat dibuktikan dengan darah, tapi tentu saja hal tersebut tidak bisa Aileen lakukan.
Pertengkaran semalam benar- benar merusak momen saat ini. Aileen tidak merasa kalau dirinya akan menikah, tapi tengah bersiap untuk memasuki medan peperangan yang tidak akan ada akhirnya.
Setelah lima orang yang membantunya berpakaian dan mengenakan make- up nya telah selesai, Aileen meminta waktu untuk sendirian.
Dia ingin menyelesaikan apa yang dia mulai.
"Kita bisa bicara sekarang," Aileen berkata ketika sambungan teleponnya di angkat. Tidak ada jawaban, hanya sebuah gumaman pelan sebelum sambungan telepon terputus.
Dan tidak butuh waktu lama sebelum pintu ruang riasnya kembali dibuka oleh seseorang tanpa ada ketukan di pintu terlebih dahulu.
Saat pintu sudah terbuka, masuklah sesosok wanita yang begitu anggun, mengenakan dress biru tua dengan aksen belahan yang cukup tinggi di sisi kirinya.
"Selamat atas pernikahanmu," Giana berkata, sambil melangkah dengan anggun menyeberangi ruangan lalu duduk di sofa, yang terletak tidak begitu jauh dari tempat Aileen duduk saat ini.
Melalui cermin besar di hadapannya, Aileen dapat melihat setiap gerak- gerik yang dilakukan Giana, juga senyuman palsunya.
"Terimakasih," Aileen membalas Giana dengan senyuman palsu yang sama, lalu dia memutar tubuhnya hingga mereka bisa saling menatap. "Tapi, aku tidak memerlukan ucapan tersebut saat ini."
Sebuah senyuman sinis terukir di bibir Giana ketika dia mendengar hal tersebut. Tampaknya dia dapat membaca situasi dengan baik, dimana pernikahan ini tidaklah seindah kelihatannya. "Jadi, apa yang kau perlukan sekarang?" tanyanya. "Aku akan mengabulkan apapun itu selama kau bisa memberiku penawaran yang bagus juga."
Kedua wanita tersebut saling menatap untuk beberapa saat, mencoba untuk memahami karakter masing- masing dalam kurun waktu yang sangat sebentar setelah mereka bertemu.
"Aku menginginkan Tatum Jewelery," Aileen mengatakan hal tersebut dengan sangat gamblang. "Bisakah kau memberiku hal itu?"
Perjanjiannya dengan Aidan memang masih berlaku, tapi pria itu, seperti sebelumnya, selalu mengulur waktu dan tidak serius dalam menanggapi permintaannya, sementara Aileen membutuhkan bukti yang nyata untuk mengamankan posisinya setelah Hailee benar- benar mengambil alih perusahaan tersebut.
Atau bisa dikatakan setelah Ramon mengambil alih perusahaan tersebut.
Untuk saat ini, Aidan tampaknya masih terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, mengenai perceraian serta mengamankan nilai saham perusahaannya, belum lagi dengan rencananya untuk menjatuhkan keluarga Dawson demi untuk menyelamatkan namanya sendiri.
Maka bisa dikatakan Aidan terlalu sulit untuk diandalkan saat ini, atau mungkin itu adalah salah satu caranya untuk mengulur waktu, sementara Aileen tidak ingin menunggu lebih lama lagi.
"Tatum Jewelery?" Giana mengangkat alisnya. Perusahaan keluarganya pun bergerak di bidang yang sama dengan perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Tatum, jadi bisa dibilang dia memiliki pengalaman yang memadai untuk melihat potensi perusahaan tersebut. "Kau benar- benar wanita serakah," Giana tertawa kecil dengan nada mencibir.
"Aku tidak butuh pujian darimu," balas Aileen dengan nada yang sama.
"Aku yakin walaupun kau adalah anak angkat di keluarga ini, tidak mungkin mereka meninggalkanmu tanpa warisan, tapi kau malah menginginkan perusahaan yang menjadi hak milik anak kandung mereka," Giana mengkritik ambisi Aileen.
"Kau tidak perlu mengetahui apa alasanku." Aileen lalu melirik jam di dinding, yang menunjukkan kalau waktu untuk berbincang- bincang dengan Giana hanya tinggal sepuluh menit lagi sebelum acara pernikahan dimulai. "Yang aku ingin tahu adalah; apakah kau bisa mendapatkan apa yang kuinginkan?"
Giana memicingkan matanya. "Apa yang akan kau berikan padaku sebagai gantinya?" tanyanya langsung.
Lagipula mereka berdua tidak berada di sini untuk memulai pembicaraan dengan obrolan basa- basi, jadi mengapa mereka harus memulainya sekarang?
"Aku akan memberitahukanmu mengenai semua bukti perselingkuhan yang suamimu lakukan," jawab Aileen dengan sederhana.
Dan memang itulah yang Giana inginkan, tapi tentu saja dia tidak akan menunjukkannya di ekspresi wajahnya ketika dia mendengus dengan acuh tak acuh, seolah informasi yang Aileen berikan padanya tidak cukup untuk membuatnya memenangkan perusahaan Tatum Jewelery untuknya.
"Kau pikir, apa untungnya bagiku untuk mendapatkan bukti mengenai perselingkuhan suamiku?" tanya Giana.
Tapi, tanpa diduga sama sekali, Aileen justru tertawa cukup keras ketika mendengar pertanyaan tersebut, seolah Giana sangatlah bodoh untuk dapat melontarkan pernyataan seperti itu.
"Tidak perlu menghabiskan waktuku dengan permainan 'tidak peduli' mu itu," tukas Giana diakhir tawanya. "Kau bisa lihat bukan bagaimana berita terakhir yang kusebarkan di sosial media dapat membuat Aidan panik? Dan bagaimana reaksi public ketika mengetahui berita tersebut, walaupun kepastiannya masih belum jelas."
Giana terdiam ketika mendengar hal itu. Tentu saja dia menyadari hal tersebut.
"Bisa kau bayangkan apa yang akan terjadi pada keluarga Smith jika kau memiliki bukti yang konkret mengenai perselingkuhan suamimu?" sebuah senyum sinis tersungging di sudut bibir Aileen. "Seberapa pentingnya informasi yang kupegang, tergantung bagaimana kau mengolahnya saja. Informasi sepenting apapun tidak akan berarti di tangan orang yang bodoh, setuju?"