Sinar matahari pertama pagi itu terlihat begitu cerah dan menyilaukan, sehingga Giana harus menaungi matanya dengan tangannya.
"Hati- hati di jalan. Kau bisa menghubungi nomor tersebut kalau kau membutuhkan bantuan," ucap Betty, dia lalu menemani Giana sampai ke pintu gerbang dan memberikan pelukan terakhir untuk wanita paruh baya tersebut.
Giana mengangguk, walaupun dia tidak yakin kalau dirinya akan menghubungi nomor tersebut atau tidak, tapi untuk saat ini, mungkin akan lebih baik baginya kalau dia mengetahui ada seseorang yang bisa membantunya ketika dia membutuhkan hal tersebut.
"Baiklah," ucap Giana dengan suara pelan dan serak.
Dan kemudian dia melangkah keluar dari dalam gedung penjara, menjejakkan langkah pertamanya pada kebebasan dan menghirup udara segar untuk pertama kalinya setelah dua puluh lima tahun.
Udara yang berbau kebebasan, tapi tetap bercampur dengan rasa takut dan kecemasan.