"Aku ... serius. Aku ... Ummphhh." William mencium bibir sang perempuan dengan lembut perlahan-lahan di awal namun lama kelamaan ciuman itu menjadi lebih dalam dan penuh gairah. Aubrey membalasnya dengan membuka mulutnya sehingga William lebih leluasa melesakkan lidahnya masuk menyusuri rongga mulut Aubrey yang terasa manis dan memabukkan.
Setelah beberapa lama, William melepaskan ciumannya untuk memberi kesempatan mereka berdua bernapas.
"Hah hah hah hah,"Aubrey menundukkan kepalanya dan Liam pun mengecup puncak kepala Aubrey.
"Maafkan aku, aku ... aku ..." Liam tidak tahu harus berkata apa selain meminta maaf. Keinginannya yang paling dalam membuatnya lepas kontrol.
"Jadi, apakah kamu akan melamarku? Tapi, untuk saat ini aku tidak siap jika harus mengumumkannya ke orang-orang." Aubrey berkata pada Liam dengan jarak mereka yang masih menempel satu sama lain.