"Apa kamu siap, sayang?" Bisik Martin di telinga gadis malang tersebut sambil jari jemarinya membuka satu persatu kancing kemeja Liza dan menghisap dadanya sedikit demi sedikit.
"Eughhh, jangan ... please, lepaskan aku." Perempuan malang itu sudah tidak berdaya sama sekali. Suaranya pun semakin melemah tapi tidak dengan rasa panas dari dalam tubuhnya yang semakin membuatnya menggeliat hebat.
"Mulutmu berkata tidak tapi tubuhmu sangat jujur. Haruskah aku membantu meringankan rasa panas di tubuhmu sekarang?" Perlahan namun pasti, pakaian yang melekat ditubuh Liza terlepas dan berserakan di atas lantai.
Martin memberikan kecupan tipis di bibir Liza. Namun, akibat dari obat perangsang sialan, Liza justru meminta lebih dan mendekati bibir Martin untuk mendapatkan lebih banyak dan dalam lagi kecupan.