Chapter 9 - neun

Di sebuah dapur kantin terlihat seorang perempuan berambut pendek sedang mengangkat sebuah panik panas dari atas kompor dan meletakkannya di atas meja. Perempuan itu adalah bibinya. Dan suami barunya bernama Johan, laki-laki mesum yang tidak pernah Ocha suka. Tapi akan selalu bertingkah baik jika di hadapan bibinya.

Johan selalu mencuri-curi kesempatan untuk mendekati Ocha dan memperhatikannya, Ocha tahu perhatian yang di berikan Johan padanya memiliki maksud lain karena itu dia tidak pernah menyukainya, Johan juga akan membela Ocha ketika di marahi bibinya. Ocha sangat benci pada Johan. Bibinya terlalu polos tidak pernah menyadari sikap aneh Johan padanya. Entah kenapa bibinya sangat berubah dan tidak pernah curiga pada tingkah aneh suaminya.

Dapur kantin itu adalah tempat kerja bibinya dan suaminya Ocha akan datang membantu sesekali jika dia tidak sibuk dengan pekerjaannya sebagai tukang antar barang di pasar ikan.

Melihat pakaiannya yang basah bibinya memintanya untuk berganti pakaian tapi Ocha menolak. Namun bibinya masih tetap memaksa dan memintanya untuk berganti pakaian di balik dapur karena tidak ada yang akan melihatnya. Ocha pun akhirnya mengalah dan berjalan ke balik dapur untuk berganti pakaian. Tapi pantulan bayangan Ocha yang sedang berganti pakaian terlihat pada kaca di hadapan Johan, laki-laki itu menelan ludah sesekali mencuci sayur di dalam nampan sebagai alasan padahal tatapannya tidak pernah lepas dari tubuh indah milik Ocha.

Setelah berganti pakaian, Ocha di minta oleh bibinya untuk pergi ke suatu tempat mengantar ikan yang di belinya menggunakan uang hasil kerja kerasnya sebagai ganti ikan yang telah di buang oleh Kenzie sebelumnya. Jika mengingat laki-laki itu selalu membuat mood Ocha buruk.

****

Di depan sebuah rumah besar Ocha berhenti mengayuh sepedanya tepat di hadapan seorang perempuan paruh baya namun masih tetap cantik, perempuan itu menatapnya heran.

"Siapa kau?" Tanya perempuan itu pada Ocha.

Ocha dengan canggung menjawab "Permisi, saya pengantar makanan yang baru untuk kampus Mandala. Kami ingin ketua mencicipi makanan ini." Kata Ocha dengan nada lembut dan sopan.

Perempuan paruh baya itu menatap kotak berat di tangan Ocha datar. Kemudian seorang menyapanya menanyakan pejalannya yang membuat perempuan paruh baya itu menggerutu karena rekan bisnisnya hanya ingin untung besar tanpa mau di rugikan. Ocha hanya mengikutinya dari belakang sambil membawa kotak yang terlihat berat itu bersamanya. Ocha berdiri di depan pintu dengan canggung, kemudian perempuan paruh baya memintanya untuk membawa makanan itu ke dapur dan memintanya untuk memanaskannya juga.

Ketika Ocha akan berjalan ke dapur dia mendengar suara yang menyumpah serapah dari arah luar ketika dia menoleh mata Ocha melebar kaget melihat laki-laki menyebalkan itu lagi, dengan cepat Ocha berbalik dan berlari ke dapur untuk menghindar dari sumber masalahnya.

Itu adalah Kenzie yang baru pulang dari hukuman pelayanan publiknya, ketika dia masuk ke dalam rumah dia melihat ibunya yang sedang duduk di kursi sambil berkata dengan wajah sinis "Jadi urusan penting itu adalah untuk pergi bermain golf?"

Ibunya seperti tidak ingin melayani emosi Kenzie tapi dia juga tidak tahan dengan sikap anaknya yang semakin hari semakin tidak terkontrol "Aku berbicara masalah bisnis dengan ketua Hadi,"

Kenzie mendengus dan mengabaikan ibunya dengan berteriak pada pelayan tua di rumahnya meminta air " Bibi Siti! Air dingin!" teriaknya sambil melangkah ke arah dapur. Ocha yang berada di dapur pun mendengarkan teriakan itu dan segera berjalan ke arah kulkas mengambil sebotol minuman dingin dan menyerahkannya pada Kenzie. Laki-laki itu tidak sadar kalau itu adalah gadis yang terlah membuatnya menjalani hukuman publik selama tiga jam, karena dia tidak melihat wajah Ocha, gadis itu menyembunyikan wajahnya di balik pintu kulkas dan hanya tangannya yang terulur keluar. Kenzie yang sudah mendapatkan minuman dinginnya berjalan ke luar dengan langkah marah.

Ocha yang bersembunyi di balik pintu kulkas akhirnya bisa bernapas lega dan sedikit mengintip dari balik pintu kulkas melihat kepergian Kenzie. Tapi ternyata laki-laki itu hanya berdiri di balik dinding dan membalas kata-kata ibunya.

"Jika ini sangat penting, rekeningmu pasti lebih penting dari pada jumlah catatan kepolisian putramu."

Ibu Kenzie masih dengan wajah tenangnya berkata "Jika kau tidak membuat masalah maka kau tidak perlu ke kantor polisi, aku piker sejak ku besarkan kau tidak akan pernah jadi orang seperti ini. In artinya kau tidak menuruni bakat musiknya tapi kemampuannya dalam membuat masalah" kata ibunya sambil menyindir keburukan ayahnya. Kenzie terus minum sampai air di botol tinggal setengah dia berjalan mendekati ibunya dan melempar botol minuman itu ke lantai membuat Ocha yang sedang mengatur makanan di dapur terkejut. Tapi ibu Kenzie masih dengan wajah datar dan tenangnya, begitu pula Kenzie yang menatap ibunya seolah menantang ibunya.

"Terserah kau mau bicara apa tentang aku, aku tidak akan peduli tapi aku tidak mengizinkan kau bicara tentang ayahku." Bentak Kenzie marah.

Ibunya masih tenang tidak menunjukkan emosi apa pun dan bertanya pada pengacara kusuma yang sejak tadi berdiri di belakang ibunya seperti patung. Ibunya bertanya kesalahan apa lagi yang telah di lakukan Kenzie hingga masuk kantor polisi. Pengacara Kusuma menghela napas berat karena melihat pertengkaran ibu dan anak yang tidak pernah berakhir.

Pengacara kusuma menjawab "Ketua, kali ini dia tidak melakukan apa pun.."

"Bukan sesuatu yang besar." Kenzie menyela kata-kata pengacara kusuma. Laki-laki tampan itu berjalan dan duduk di depan ibunya menatap ibunya dengan pandangan sinis "Hanya menabrak bis, dan mengganggu keamanan publik di tambah tiga jam pelayanan publik tapi kau sudah terbiasa dan ini tidak akan mengganggumu sedikit pun.."

Ibu Kenzie menatap putranya datar dan berkata "Ada apa dengan putri direktur Yudi, dia berhutang apa padamu? Dia bilang kau mempermalukannya di depan umum." Kenzie yang mendengar ibunya membela gadis itu lagi membuat laki-laki merasa sangat muak, dia pun berdiri dan pergi meninggalkan ibunya yang masih bicara dan mengatakan kalau gadis itu sangat baik "Seorang gadis sebaik dia, mengapa harus tersakiti olehmu?"

Kenzie yang akan pergi menghentikan langkahnya dan berbalik menatap ibunya "Kau harusnya bertanya sendiri jangan lupa kau sendiri mengajariku cinta seorang wanita itu palsu." Kenzie pun berbalik dan pergi meninggalkan ibunya yang memandangnya dengan tatapan penuh luka. Sedangkan pengacara kusuma hanya bisa menghela napas dan ingin mengatakan sesuatu pada Kenzie namun akhirnya dia hanya diam.

Ocha yang masih di dapur segera menyembunyikan dirinya dari pandangan Kenzie yang ternyata kembali ke dapur dengan wajah galak. Ocha sedikit mengintip dan melihat Kenzie pergi ke kamar kecil dia pun mengambil kesempatan untuk membawa makanan yang tadi dia panaskan ke hadapan ibu Kenzie.