Chereads / TAKDIR ALLAH / Chapter 21 - bab 19

Chapter 21 - bab 19

Semua masalah tidak ada jalan keluarnya jika diselesaikan dengan amarah.

***

Adit saat ini memutuskan untuk kembali ke markas tongkrongan nya saat ini ia benar-benar ingin sendiri dan tidak ingin diganggu. Namun sebelum kesana dia memutuskan untuk mencari Indomar** untuk membeli makanan dan minuman untuk dia disana karna dia tau disana tidak ada makanan. Setelah menemukan Indomar** Adit pun memutuskan untuk memarkirkan sepedanya dan masuk kedalam lalu mengambil keranjang dan mengambil makanan serta minuman yang dia butuhkan kan. Setelah mengambil beberapa makanan dan minuman Adit memutuskan untuk membayar nya.

"Totalnya semua jadi 100 ribu kak" seru pelayan kasir. Adit pun lalu memberikan 2 lembar uang 50 ribuan sembari mengambil belanjaannya.

"Terimakasih kasih kak atas kunjungan nya" ujar pelayan kasir. Adit pun lalu keluar dari Indomar**. Namun sebelum memutuskan untuk kembali ke markasnya Adit memilih untuk makan dan minum sebagian belanjaannya tadi. Adit pun lalu menuju ke kursi kosong yang disediakan oleh Indomar** didepannya.

***

Saat ini Nisa tengah berada didapur tadi Abinya meminta dia untuk dibuatkan kopi. Namun ketika dia hendak mengambil gulanya ternyata gulanya habis dia pun segera menemui Abi nya untuk memberi tahunya.

"Bi maaf gula yang ada didapur ternyata udah habis dan Nisa lupa membelinya" ujar Nisa pada Abinya yang sedang menonton televisi.

"Yaudah kalau begitu kamu beli dulu gulanya ini uang nya" seru Abi Ahmad lalu memberikan selembar uang 50 ribuan.

"Baik Bi kalau gitu Nisa pergi dulu assalamualaikum" balas Nisa lalu menerima uangnya setelah itu pergi.

Nisa saat ini tengah Menuju Indomaret yang dekat dengan rumahnya untuk membeli gula. Sebenarnya ada warung namun jarak nya lebih jauh dari Indomaret mangkanya Nisa lebih sering belanja disana. Untuk menuju ke Indomaret Nisa memutuskan untuk berjalan kaki selain karena jaraknya yang lumayan dekat juga karna sekalian olahraga malam. Ketika sudah sampi di Indomaret Nisa pun tanpa sengaja melihat sosok Adit yang tengah melamun sembari memegang minuman. Awalnya dia heran namun dia memutuskan untuk tidak terlalu menanggapi karena itu bukan urusan dia. Nisa pun langsung masuk kedalam Indomaret lalu segera membeli gula karena mungkin Abi nya telah menunggu dia. Setelah selesai dia pun bergegas untuk pulang namun ketika dia baru saja keluar dari pintu Indomaret ada seseorang yang memanggil namanya dan suara itu tidak familiar lagi Nisa pun mengetahui jika pemilik suara itu pasti Adit.

"Sa sini" panggil Adit pada Nisa namun masih dengan tatapan kosong.

"Iya gimana ya dit?" Tanya Nisa lalu mendekat kearah Adit.

"Gak papa cuman mau ngobrol sama kamu aja bolehkan?" Seru Adit.

"Maaf dit tapi saya harus segera pulang" balas Nisa. Adit yang mendengar nya pun sontak menjadi sedih entah kenapa tapi dia tiba-tiba ingin bersama Nisa dan mencurahkan semua yang sedang ia pendam kepada Nisa.

"Yaudah kalau begitu" balas Adit tak semangat. Nisa yang melihat kesedihan Adit menjadi kasihan ditambah lagi dengan kondisi mata Adit yang merah serta hidungnya ada bekas luka semakin membuat Nisa kasihan. Dan memutuskan untuk mengiyakan tawaran Adit untuk mengobrol dengan nya.

"Yaudah kamu mau ngobrol apa? Tapi aku tidak bisa lama-lama" seru Nisa. Adit yang mendengar ucapan Nisa menjadi bersemangat.

"Beneran? Oke-oke gak lama-lama kok kamu mau aku ajak ngobrol aja aku udah seneng" balas Adit tersenyum.

"Kok dia jadi baik gini perasaan kalau disekolah dia orangnya dingin dan juga agak nakal apa dia mempunyai 2 kepribadian? Tapi apa mungkin sih, eh astaghfirullah kok aku jadi suudzon sama dia sih yaallah ampunilah hamba mu ini" batin Nisa.

"Mau ngobrol apa dit?" Tanya Nisa memastikan.

"Duduk dulu Sa kasian kalau kamu harus berdiri terus" seru Adit. Lalu Nisa pun duduk dibangku kosong sebelahnya Adit.

"Jadi gue mau minta saran sama Lo gue gak tau harus gimana lagi soalnya,, jadi gini gue itu ada problem sama orang tua gue dari dulu sampai sekarang itu bermula saat orang tua gue terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan nya hingga dia menelantarkan gue dan tidak memperdulikan gue hingga gue cuman hidup sama pembantu gue yang ada diotak mereka itu hanya uang dan uang mereka selalu bilang kalau mereka bekerja itu untuk memenuhi kebutuhan gue tapi sebenarnya gue gak membutuhkan itu semua yang gue butuhkan hanya waktu mereka buat gue dan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Dulu gue pernah bilang berkali-kali sama mereka kalau gue gak butuh semua itu namun mereka justru marah dan mengunci gue dikamar. Dan semenjak kejadian itu gue menjadi benci sama mereka hingga saat ini. Gue melampiaskan kebencian gue itu dengan minum-minuman keras ngrokok dan balap liar gue tau semua itu dosa namun hanya dengan cara itu gue bisa tenang dan melupakan masalah gue. Pembantu rumah gue tadi menghubungi gue bilang kalau nyokap gue saat ini sedang sakit dan dirawat dirumah sakit dan dia meminta gue untuk menjenguknya namun gue masih enggan untuk bertemu mereka apalagi sama bokap gue yang udah bilang gue anak gak tau diri serta mengusir gue dari rumah kalaupun gue kesana gue pasti akan ribut sama dia" jelas Adit mengeluarkan semuanya. Nisa yang mendengar itu awalnya sedikit kaget ternyata dia seperti itu disekolahan karna masalah yang ada di keluarganya dan banyak beban yang dia pikirkan.

"Kalau menurut aku kamu gak salah kalau mau marah sama kedua orang tua kamu tapi ada baiknya kalau tidak lama-lama karna menurut aku itu gak baik walau bagaimanapun mereka adalah orang tua kamu. Apalagi sama mama kamu walaupun beliau tak banyak waktu buat kamu tapi percayalah sebenarnya beliau sangat sayang sama kamu gak ada seorang ibu yang tidak menyayangi darah dagingnya sendiri beliau juga rela mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan kamu. Jadi saran aku lebih baik kamu temui beliau siapa tau dengan kehadiran nya kamu pasti bisa membuat dia membaik" balas Nisa.

"Tapi bokap gue bilang kalau dia menyesal punya anak seperti gue" kesal Adit saat mengingat kejadian itu.

"Mungkin beliau bilang itu saat dalam keadaan marah bukannya orang saat marah akan hilang kendali dan tidak sadar apa yang dikatakan?" Balas Nisa. Lalu Adit pun hanya diam.

"Udah kalau kamu memang belum memaafkan papa kamu soal itu setidaknya kamu tetap mau menemui mama kamu sebelum semuanya terlambat karna jika Mama kamu sudah meninggal kamu baru akan merasakan kehilangan dan kamu akan menyesalinya. Manfaatkan waktumu sebaik mungkin selama kamu masih bisa memeluk dan mencium beliau. Karna kamu masih beruntung dibandingkan dengan aku yang sudah tidak dapat memeluk ibuku" seru Nisa yang sedikit sedih karena mengingat almarhum umminya lalu Adit pun sontak sedikit kaget karna tau maksud kalimat terakhir yang diucapkan oleh nisa diapun menjadi merasa bersalah karna secara tak sengaja mengingatkan Nisa kepada ibunya.

"Maafin gue kalau udah buat Lo sedih karena mengingat almarhum ibu Lo" ujar Adit.

"Hmm udah gak papa lagian ummi juga udah tenang disana dan tidak merasa sakit lagi" balas Nisa mencoba tersenyum.

"Jadi gimana? Lo mau kan menemui mama kamu?" Tanya Nisa memastikan.

"Tapi gimana dengan bokap gue,, gue malas jika harus beradu mulut sama dia" seru Adit yang masih marah sama bokap nya.

"Emm kamu bisa menemui mama kamu saat papa kamu sedang bekerja jadinya kan kamu gak akan ketemu sama papa kamu" saran Nisa.

"Iya sih gue coba besok btw thanks ya Lo udah mau dengerin keluh kesah gue,, gue juga gak tau kenapa bisa tiba-tiba secepat itu percaya sama seseorang untuk gue curhati apalagi sama orang baru kayak Lo biasanya juga gue anti sama beginian" seru Adit lalu meminum minumannya.

"Masalah nya udah selesai kan? kalau begitu aku pulang dulu ya udah malam soalnya" seru Nisa lalu beranjak dari duduk nya.

"Gue antar ya" tawar Adit lalu berdiri

"Gak usah terimakasih rumah aku cuman dekat kok oh iya tadi pagi kamu gak berangkat kenapa? Dicariin sama Bu Mila" seru Nisa.

"Gak papa mungkin besok gue udah berangkat kok oh iya soal tadi jangan bilang sama siapa-siapa ya terutama sama teman Lo itu gue gak mau Sampai orang lain tau masalah gue dan yang tau hanya lo" balas Adit.

"Iya-iya Yaudah kalau begitu aku pergi dulu assalamualaikum" pamit Nisa lalu pergi. Adit pun hanya tersenyum lalu kembali duduk.