Chereads / TAKDIR ALLAH / Chapter 20 - bab 18

Chapter 20 - bab 18

Jangan menilai orang dari luarnya bisa jadi orang itu banyak menyembunyikan masalah dan luka

***

Jam menunjukkan pukul 20.30 wib dan papa Surya baru saja pulang dari kantor nya hari ini dia habis meninjau proyek terbaru nya.

"Bi" panggil pak Surya kepada Bi Wati.

"Iya tuan ada yang bisa saya bantu?" Tanya bi Wati.

"Nyonya dimana ya kok tumben gak kelihatan" seru papa Surya.

"Ada tuan lagi tidur kayaknya kecapean nyonya nya soalnya tadi nyonya sempat kabur dari rumah mencari den Adit eh" seru bi Wati keceplosan.

"Eh kok keceplosan sih" batin Bu Wati sembari menutup mulutnya.

"Apa Bi? Kok bisa sampai pergi gitu sih gimana ceritanya coba" tegas pak Surya yang marah.

"Maaf tuan tapi bibi juga gak tau soalnya bibi tadi lagi sibuk didapur masak buat makan malam" balas Bi Wati menundukkan kepalanya.

"Si*lan semua gak bisa diandalkan" seru papa Surya lalu pergi menuju kamarnya. Sesampainya di kamar nya dia melihat istrinya sedang tidur pulas namun sesekali bibir nya bergerak seperti memanggil nama seseorang. Papa Surya pun memutuskan untuk mendekati istrinya tersebut.

"Adit pulang" 2 kata yang terus menerus terucap dibibir mama Ela. Papa Surya menjadi kasian namun ego yang tinggi membuat dia menjadi keras kepala dan tidak mengizinkan jika istrinya itu harus bertemu dengan anak yang menurut dia tidak tau diuntung.

"Adit pulang" seru mama Ela lagi.

"Ma bangun" ujar papa Surya mencoba membangunkan mama Ela agar tidak mengigau lagi. Namun ketika tangan papa Surya menyentuh jidat mama Ela papa Surya pun menjadi terkejut karena tubuh istrinya sangat panas namun tangan nya dingin. Dia pun segera bergegas membawa istrinya itu kerumah sakit.

"Bi jaga rumah saya mau bawa nyonya kerumah sakit" teriak papa Surya kepada Bi wati.

"Baik Tuan" balas Bi wati.

"Aku harus memberi tahu den Adit kalau mamanya sakit dan sekarang lagi dibawa kerumah sakit" seru Bi Wati lalu mengambil ponsel yang ada disaku nya dan mencoba menghubungi Adit.

"Hallo bi ada apa?" Tanya Adit diseberang sana.

"Aden sekarang ada dimana?" Tanya bi Wati balik.

"Lagi dirumah temen Bu gimana? Kok bibi kayak panik gitu emang ada apaan bi" tanya Adit yang kepo.

"Anu den apa itu nyonya sakit dan tadi dibawa kerumah sakit bibi mohon Aden mau menjenguk nyonya bibi kasian sama nyonya karena sedari tadi nyonya manggil-manggil nama Aden" jelas Bi Wati. Adit yang mendengar ucapan bibi seketika hanya bisa diam didalam hatinya dia sangat khawatir terhadap mama nya namun rasa kecewanya masih membekas didiri Adit alhasil dia pun bingung harus bagaimana.

"Den Aden masih bisa mendengar bibi kan" ujar Bi Wati.

"Eh iya Bi nanti Adit pikir-pikir dulu" balas Adit.

"Bibi harap Aden mau datang menjenguk nyonya walaupun bibi tau Aden membenci nyonya tapi bibi percaya bahwa Aden itu sebenarnya sangat menyayangi nyonya namun rasa kecewa Aden yang begitu mendalam membuat Aden enggan untuk mengungkapkan rasa sayang Aden, bibi juga berpesan kepada Aden untuk tidak terlalu membenci nyonya terlalu lama karna walau bagaimanapun dia itu ibu Aden yang telah melahirkan Aden, nyawa dia dipertaruhkan untuk Aden" ujar bibi menasehati.

"Iya Bi Adit tau itu" balas Adit

"Yaudah kalau begitu bibi tutup dulu telpon nya Aden disana jaga diri baik-baik jangan lupa makan" pesan Bi Wati.

"Iya Bi" balas Adit lalu mematikan telponnya.

"Siapa dit?" Tanya Doni penasaran.

"Bi Wati" balas Adit singkat.

"Tumben bi Wati nelpon lo emang ada apaan?" Tanya doni yang masih penasaran.

"Nyokap gue masuk rumah sakit" balas Adit.

"Lo kok gak kesana sih" seru Doni

"Gak lah" singkat Adit.

"Emang kenapa? Lo masih dendam sama mereka? Atau Lo masih sakit hati sama Mereka? Lo gak kasian apa lihat nyokap Lo sekarang lagi sakit dia begitu pasti karna mikirin Lo dit, gue tau ini tidak mudah buat Lo tapi gue mohon sama Lo coba maafkanlah mereka manusia itu tidak sempurna banyak salahnya jadi Lo harus maklumin itu dan gue rasa Lo juga gitu Lo juga banyak salah" ujar doni yang gak habis pikir sama sifat Adit yang keras kepala.

"Lo enak Don bisa bilang gitu karna Lo gak pernah ngalamin apa yang gue alami dan keluarga Lo juga sangat menyayangi Lo mereka selalu ada buat Lo sedangkan gue harus hidup mandiri. Dan Lo gak tau rasanya saat semua orang tua teman-teman gue pada datang waktu perpisahan sekolah sedangkan nyokap bokap gue tidak datang mereka malah memilih untuk terbang ke malang demi pekerjaan dari pada gue padahal disitu gue udah mati-matian untuk bisa mendapatkan juara kelas biar nyokap bokap gue bangga sama gue tapi apa balasan dari mereka. Lo juga gak tahu gimana gue harus berpura-pura baik-baik saja didepan semua orang padahal hati gue sangat rapuh gue iri sama semua orang yang bisa menikmati masa anak-anak sampai remaja ditemani kedua orang tuanya. Gue punya orang tua tapi kayak gak punya orang tua don. Gue juga manusia Don gue juga butuh kasih sayang seperti Lo dan yang lainnya dan mereka juga udah berulang kali membuat gue kecewa dan gue gak setangguh itu untuk terus bersikap baik-baik saja aja saatnya gue rapuh." Tegas Adit sembari mengeluarkan semua unek-unek nya. Dia bosan untuk terus bersikap baik-baik saja. Doni yang mendengar semua keluh kesah Adit yang selama ini ia pendam dia pun tak menyangka jika sahabat nya itu ternyata banyak menyembunyikan luka dan kesedihan selama ini dia hanya tau jika Adit memang tidak pernah akur sama kedua orangtuanya tapi tidak tau kalau masalah yang dihadapi begitu berat.

"Sekarang apa gue salah kalau gue marah kecewa sama mereka hah" bentak Adit lalu pergi meninggalkan Doni.

"Lo mau keman dit?" Tanya Doni menyusul Adit.

"Gue mau pergi gue harap Lo gak ngikutin gue karna gue sekarang lagi ini sendiri" balas Adit lalu pergi dengan motor kesayangan nya itu. Doni yang melihat kalau Adit sudah marah akhirnya hanya bisa pasrah dan diam karna kalau dia tetap ngikutin Adit yang ada dia malah dalam bahaya karna dia tau gimana Adit kalau sudah marah pasti dia akan menjadi singa yang lagi memangsa mangsanya.

"Untuk saat ini gue biarkan Lo sendiri dulu dit karna gue tahu Lo kalau marah gimana tapi walaupun begitu gue akan terus memantau kondisi Lo" batin Adit.