Di tengah kebingungan, akhirnya Putri memutuskan untuk tetap di sekolah menonton pertandingan samapai selesai. Keputusan Putri di sambut senang oleh teman-temannya, Nesya yang awalnya malas tapi setelah mendengar Putri akan tetap menonton dia jadi semangat lagi. Putri berpikir mungkin dia akan di marahi begitu samapai rumah nanti tapi dia masih ingin bermain bersama teman-temannya. Sambil menunggu pertandingan kelas mereka lagi di final, mereka memutuskan untuk makan siang. Tak lupa setelah makan mereka berphoto ria, dan merekam setiap kegiatan mereka. Dan yang bertugas untuk itu adalah Nesya, dia memang paling suka saat berhadapan dengan kamera. Dari kejauhan Azis melihat teman-teman perempuannya sedang berphoto, dengan langkah seribu dia mengahampiri mereka.
"Wahh....! Wahhh!! Apa ini kalian nggak ajak aku photo bareng" Azis langsung saja membuat kerusuhan
"Apaan sih, tadi posenya udah bagus jadi ancur deh. Dasar...!" Tiara kemudian memukul Azis dan Azis langsung saja lari tapi tetap di kejar oleh Tiara. Saat yang lain tertawa melihat kelakuan mereka Nesya hanya tersenyum dan wajahnya memerah
"Udah-udah ributnya kita lanjut lagi aja" Gea kemudian mengambil ponselnya dan bergaya bersama yang lain Tiara dan Azispum ikut berpose
"Tuhh kan bagus" Gea tampak senang dengan hasil photonya
"Iya udah kita ke gedung latihan taekwondo kan sekarang giliran si Eric yang tampil" Putri mengajak teman-temannya melihat pertandingan Eric
"Iya si Eric pasti butuh banget dukungan, lagian si Bayu sama si Rizal udah pada di sana. Aku juga mau kesana sekarang" Azis tampak senang mengajak para gadis kesana
"Iya udah ayo, kali aja dia menang terua masuk timnas" seru Tiara, mereka pun pergi ke gedung tempat pertandingan.
------------------
Tepat di bangku penonton paling depan terlihat dua orang siswa laki-laki melambaikan tangannya ke arah Putri dan kawan-kawan.
"Sini-sini...!! Cepet" seru salah seorang siswa. Putri dan teman-temannya pun pergi ke arah siswa yang memanggilnya tadi dan duduk disana. Dan memang kosong walau bangku di belakangnya penuh, tapi bangku depan kosong.
"Kok bisa yang depan kosong gini Zal?" Tanya Putri pada siswa yang memanggilnya tadi
"Iya kan aku udah bilang sama para penonton yang budiman aku pengen duduk di depan, terus mereka nurut deh" balas siswa itu
"Yaelah si Rizal udah kayak yang punya tempat aja" Gea langsung kesel saat mendengar penjelasan siswa tadi yang tak lain Rizal
"Udah-udah yang penting kita udah duduk di bangku, itu bentar lagi pertandingannya di mulai" Bayu berusaha melerai keduanya yang tadinya tampak akan beradu mulut. Bila di pikir Bayu dan teman-temannya tidak pernah akur kecuali pada Putri, mereka memperlakukan Putri dengan lembut. Berbeda saat mereka memperlakukan teman yang lain, Tiara dan teman-temannya juga selalu baik pada Putri berbeda pada Bayu dan teman-temannya atau teman yang lain. Tiara dan kawan-kawannya selalu kurang akur, karena Bayu dan kawan-kawankan selalu jahil. Kalau dengan teman yang lain kurang akur karena gadis cantik dan pintar bila berkumpulkan biasanya selalu di jadikan bahan gosip oleh teman sekelas. Begitu juga Bayu dan teman-temannya yang seperlunya bila dengan teman sekelas atau teman yang tidak begitu mereka kenal. Bayu dan teman-temannya sepertinya belajar dari masa lalu kalau tidak semua orang yang mengaku teman adalah temanmu bisa saja dia adalah musuh dalam selimut. Para atlit taekwondo berdatangan dan memberi salam pada penonton kemudian mereka duduk di pinggir lapangan. Dan pertandinganpun di mulai, tentu pertandingan ini berbeda dengan pertandingan lain. Karena pertandingan ini menjadi penentu siapa saja yang akan ikut berpartisipasi untuk mengikuti pertandingan atar provinsi nanti. Setelah beberapa pasang atlit tampil tibalah saatnya Eric yang menunjukan kebolehannya. Penonton langsung ramai saat Eric maju, iya selain ingin melihat pertandingan para penonton ini juga fansnya Eric. Padahal dia atlit dan bukannya seorang artis tapi fansnya memang cukup banyak, karena bisa di bilang Eric bukan hanya tampan dia juga berbakat di bidang olahraga. Terutama taekwondo dia sangat ahli di bidang ini. Kedua atlit kemudian saling memberi salam sebelum melakukan aksinya, lawan Eric sepertinya cukup kuat karena dia adalah kakak kelasnya. Tapi walau dia senior, Eric harus tetap mengalahkannya bila ingin menjadi atlit nasional. Dengan cepat lawan menyerang melayangkan tendangan untungnya Eric dapat menghindarinya. Tidak mau kalah Ericpun ikut menyerang, dia mulai melayangkan pukulan dan berhasil menjatuhkan lawan. Pertandingan Eric dan lawannya adalah yang paling menegangkan para penonton terus saja menjerit ketika mereka saling menjatuhkan. Tapi akhirnya pertandingan di menangkan oleh Eric, bukannya kesal lawan malah tersenyum. Eric kemudian meraih tangan lawan yang terjatuh di matras, yang langsung di sambut oleh lawan. Terlihat mereka saling memberi salam menandakan pertandingan berakhir. Para fans Eric semakin histeris, karena Sang Arjuna mereka menang dan akan bertanding di tingkat provinsi. Eric tampak sangat puas dengan hasil kerja kerasnya, walau dia banyak mengeluh tapi selama latihan dialah yang berlatih paling keras. Lawannya tahu betul bahwa Eric sering berlatih
"Kerja keras kamu membuahkan hasil juga, dari kemarin aku udah liat kamu latihan terus. Sampe-sampe pelatih khawatir kamu bakal cedera, semangt terus ini awal bukan akhirnya iya, jadi tetep latihan tapi jangan sampe kelewatan" lawan Eric tersenyum memberi semangat sambil menepuk-nepuk punggung Eric
"Iya bang makasih, tapi ini agak aneh. Jangan-jangan abang pura-pura kalah iya? Biar nggak ikut lomba antar provinsi. Padahal kan abang udah sering menang tiba-tiba aja kalah sama aku" Eric bertanya pada seniornya tersebut yang sebenarnya dia sudah masuk atlit tingkat provinsi
"Iya nggak lah, kamu kan tahu aku lagi masa pemulihan pasca cedera. Tapi aku kerja keras buat ngalahin kamu tahu" jawab senior itu
"Ahh aku jadi nggak pede buat pertandingan nanti" Eric menggaruk-garuk kepalanya
"Kenapa jadi nggak pede?" Tanya senior itu lagi
"Aku emang bertekad buat ngalahin abang sama Kak Jefery, sekarang aku bisa ngalahin abang tapi kan abang cedera makannya bisa aku kalahin" jawab Eric frustasi tentu dia hanya bercanda
"Ohh jadi kamu ngeremehin aku?" Senior tadi langsung saja mencengkram bahu Eric. Sedang yang bahunya di cengkram langsung cengengesan dan berhasil kabur. Melihat kelakuan Eric senior tersebut cuman bisa tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Itu si Eric kan udah beres pertandingannya, kita siap-siap aja kelapangan" Bayu bangkit dari kursi penonton, Rizal juga ikut berdiri bersiap untuk kelapangan. Azis juga berdiri tapi para gadis masih duduk membuat Azis bertanya-tanya
"Kok kalian masih duduk sih?" Tanya Azis
"Kan tadi kita udah liat pertandingan kalian, lagian yang nonton kalian pasti banyak kita nggak berpengaruh sama sekali" jawab Gea masih menonton pertandingan taekwondo yanh sedang berlangsung
"Kok gitu sih nggak setia kawan banget" Rizal mulai merajuk
"Kita pengen liat Kak Jefery tanding, kalian duluan aja. Nanti kalo kak Jefery udah tampil kita nyusul ke lapangan" jawab Tiara
"Kamu juga bakan nonoton Kak Jefery dulu Putt" tanya Bayu
"Iya, aku bakal nonton Kak Jefery dulu baru ke lapangan" Putri menganggukan kepalanya seraya tersenyum. Dengan wajah kesal Bayu pergi meninggalkan Putri dan teman-teamannya, Azis dan Rizalpun pergi meninggalkan mereka. Begitu di luar gedung Bayu mengacak-acak rambutnya
"Kenapa Bayy?" Rizal menepuk pundak temannya tersebut
"Pernah liat Putri pulang telat buat main-main kayak sekarang nggak?" Tanya Bayu dengan wajah yang kesal. Rizal dan Azis terdiam mengingat Putri tidak pernah pulang terlambat apalagi saat bebas seperti sekarang. Walau Putri pulang pertandingan akan terus berjalan dan aku juga sudah berpartisipasi, biasanya dia akan mengatakan itu.
"Kalian nggak bisa jawab kan? Lucu banget aku bahkan nggak bisa bilang ke dia kalau aku kesel. Tapi apa aku punya hak buat kesel sama dia?". Bayu tersenyum kecut lalu berjalan menuju lapangan futsal karena sebentar lagi gilirannya bermain.
*********