Suara detik jam di dinding terdengar begitu jelas, waktu terus berjalan malam semakin larut Bayu masih menatap ponselnya. Dia menunggu pesan chat yang dia harapkan di balas oleh seseorang yang dia buat menangis tadi siang. Tapi pesannya tak kunjung di balas, dia kemudian menyimpan ponselnya tersebut di meja sudah terlalu malam untuknya membalas pesan. Tapi baru saja ponselnya di letakan di meja suara notifikasi terdengar membuat Bayu buru-buru mengambil ponselnya tersebut
"Teh Putri udah tidur, tadi dia kayaknya terharu sama chat yang di kirimin temen-temennya mungkin salah satunya dari Mas Bayu. Teh Putri kayaknya kerja sampingan gitu karena butuh uang agak banyak deh buat keluarganya, tapi dia nggak bilang buat apa" begitu isi pesan yang di kirimkan Hanny padanya. Bayu hendak membalas pesan itu tapi kemudian dia mengurungkan niatnya tersebut, Hanny pasti sangat mengantuk sekarang, lebih baik besok saja aku tanyakan pada Putri langsung begitu pikirnya. Dia kemudian naik ke kasurnya yang super besar dan menarik selimut menutupi badannya untuk menghindari diri dari dinginnya malam. Pagi pun datang, Bayu kemudian langsung bergegas mandi dan berangkat ke sekolah. Dia bergegas bukan hanya karena ingin segera sampai ke sekolah, melainkan ingin segera bertemu dengan pujaan hatinya yang tak lain adalah Putri. Terlebih dia ingin meminta maaf kepadanya atas perbuatannya kemarin yang telah menyinggung perasaannya. Di perjalanan pergi ke sekolah dia terus mencari sosok Putri mungkin saja dia berpapasan di jalan. Benar saja dari kejauhan sosok Putri terlihat membuat Bayu kembali berlari ke arah Putri yang berada jauh tertinggal di belakang jadi dia berlari cukup jauh. Sambil tersenyum Bayu berlari menghampirinya
"Putt kamu baru berangkat juga" suara nafas Bayu terengah-engah, Putri kemudian tersenyum melihat tingkah Bayu seperti anak ayam yang menemukan induknya
"Hmmmp, sekarang kan masih pagi banget baru juga jam 6.10 pagi, kita masih punya banyak waktu kok"
"Iya juga" Bayu menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil tertawa menutupi rasa canggungnya
"Ayo kita berangkat" jawab Putri dengan senyum manisnya, melihat senyum Putri membuat Bayu senang. Baru saja Putri akan berjalan Bayu memegang tangan Putri menahannya agar jangan pergi dulu
"Kenapa ?" Tanya Putri
"Aku mau minta maaf soal kemarin, aku nggak tahu apa-apa tapi malah sok tahu. Dan juga maaf udah neriakin kamu kemarin" Bayu meminta maaf sambil menundukan kepalanya, melihat itu Putri menepuk pundak Bayu
"Nggak apa-apa aku udah maafin, lagian aku juga agak berlebihan kemarin"
"Sekali lagi aku minta maaf iya, aku nggak akan kayak gitu lagi aku janji" Bayu terlihat bersungguh-sungguh dan menatap mata Putri, yang di jawab anggukan serta senyuman oleh Putri
"kamu jangan marah iya, tapi boleh nggak aku nanya sesuatu sama kamu?" Bayu terlihat hati-hati saat bertanya pada Putri
"iya boleh emang mau nanya apa?" tanya Putri tampak sedikit penasaran karena tak biasanya Bayu bersikap hati-hati
"soal pertanyaan aku yang kemarin...., kamu kenapa kerja sampingan padahal kerja di rumah paman kamu aja udah cape kan?" walau ragu Bayu masih ingin tahu kenapa Putri harus sampai bekerja 2 kali lipat dari biasanya, Putri tersenyum mendengar pertanyaan Bayu
"emang cape Bay, tapi aku harus kerja lebih giat lagi karena aku butuh. Adik aku sakit paru-paru harus berobat jalan, orang tuaku pasti pusing dengan biaya perawatannya. Uang yang di berikan pamanku hanya cukup untuk bayar sekolah jadi aku memutuskan untuk kerja sampingan"
"Terus kamu kerjanya sama kak Jefery kenapa nggak sama aku aja ?" tanya Bayu lagi
"karena aku malu Bay, sejujurnya kadang aku ngerasa malu kalo jalan bareng sama kamu gini. Udah kayak si cowok kaya sama si cewek miskin aja. Temen sekelas kita yang sekarangkan belum banyak yang tahu kalo aku orang miskin, yang sekolahnya di biayai pamannya. Dulu waktu SMP temen sekelas kita pada tahu kalo aku miskin jadi kadang mereka ngomongin aku di belakang terus bilang kalo kamu temenan sama aku cuman karena kasian. Terus kalo aku kerja bareng kamu, aku ngerasa nggak pantes jalan bareng kamu" mendengar ucapan Putri yang seperti itu membuat Bayu kaget
"Kenapa harus malu Putt, terus kenapa juga kamu harus dengerin mereka. Aku temenan sama kamu itu tulus karena suka sama kamu bukan karena kasian?"
"Iya maaf makannya kemarin aku agak panik pas kamu teriak soal kerja sampingan tadinya aku nggak mau ada yang tahu kalo aku kerja sampingan. Tapi sekarang nggak apa-apa kok, sekarang aku sadar nggak semua orang itu mandang rendah yang miskin, kalo mereka tulus suka sama aku maka mereka nggak akan malu untuk berteman sama aku dan juga aku nggak tahu kalo ternyata barang yang aku orderin itu pemiliknya kak Jefery, kerja bareng kak Jefery cuman kebetulan aja" mendengar ucapan Putri tersebut membuat Bayu sedikit merasa lega, karena sekarang Putri sudah benar-benar menganggapnya teman dan juga kerja dengan kak Jefery hanya sebuah kebetulan.Mereka pun berangkat ke sekolah setelah berbaikan, dan mengobrol sepanjang jalan. Melihat Putri memaafkannya membuat Bayu teramat senang padahal dia sudah berpikiran negatif. Dia berpikir mungkin Putri akan marah padanya cukup lama. Baru saja hati Bayu merasa senang tepat di depan gerbang sekolah terlihat sosok yang membuatnya kesal walau sudah di bilang hanya kebetulan tapi tampaknya kak Jefery akan menjadi rivalnya
"Putri..." sapa seorang pria tampan di depan gerbang terlihat dia juga baru sampai ke depan sekolah
"Pagi Kak Jefery, masih pagi tapi udah dateng aja" Putri menyapa sosok tampan tersebut dengan senyuman
"Iya kayaknya datengnya kepagian deh" jawab kak Jefery sambil tertawa, melihat ke akraban antara kak Jefery dan Putri membuat mood Bayu menjadi jelek
"Sampai kapan kita mau berdiri depan gerbang gini nggak akan pada masuk apa?" Bayu menunjukan sikap kesalnya
"Iya bener ayo masuk. Bay kamu tetanggaan iya sama Putri pantesan bareng terus kalo ke sekolah" seru Kak Jefery
"Iya" jawab Bayu singkat, melihat sikap Bayu yang sedikit jutek membuat Putri memutar otak agar tak membuat Kak Jefery tersinggung
"Aku sama Bayu duluan iya kak soalnya kita punya tugas yang belum di kerjain, kelupaan kemarin" Putri menggandeng tangan Bayu setelah berpamitan pada Kak Jefery, sesampainya di kelas Putri melihat sekitar untuk memastikan tak ada orang di sana
"Kamu kenap sih ?, judes banget sama kak Jafery padahal kemarin-kemarin kan kamu sering banget main futsal sama dia, terus kenapa sekarang kamu judes?" Tanya Putri heran
"Iya masa kamu nggak tahu?" Bayu malah balik bertanya
"Tahu apa? "
"Ahh udah lah baru juga kita baikan masa mau marahan lagi" Bayu tampak frustasi dengan Putri yang tak peka kalau dia sedang cemburu karena kedekatan Putri dan Kak Jefery. Di tengah pertengkaran kecil itu tiba-tiba beberapa siswa datang, sebenarnya bukan tiba-tiba tapi memang sudah waktunya masuk kelas.
"Putri...!!!" Terdengar teriakan Rizal yang menggelegar dari depan kelas
"Mulai deh heboh" ketus Bayu
"Kamu udah nggak marah lagi kan ?" Tanya Rizal pada Putri
"Iya udah enggak" baru saja Putri menjawab pertanyaan Rizal datang lah teman-teman Putri yang lain membuat kelas menjadi ramai
"Putri maaf iya kalo kita salah" Nesya tampak khawatir, sebelum yang lain ikut minta maaf Putri langsung saja menyela
"Aku nggak marah kok, kenapa kalian terus-terusan minta maaf. Lagi pula kalian nggak salah apa-apa aku harusnya bilang ke kalian soal masalah aku, kita kan teman" ucap Putri sambil menggandeng tangan Tiara dan Nesya yang ada di dekatnya
"Iya kita tuh temen harus saling membantu baik saat susah maupun senang" Tiara membenarkan ucapan Putri, begitu juga dengan teman-teman yang lain setuju dengan ucapan Putri dan Tiara.
---------------
Istirahat tiba seperti biasa teman cewek Putri lebih memilih makan di kantin sedangkan teman laki-lakinya duduk merapat untuk segera memakan bekalnya. Kali ini semua datang tak ada yang absen baik karena rapat ataupun makan dengan teman yang lain. Tapi wajah Putri dan teman-temannya kecuali Bayu tampak kaget dengan kedatangan seorang gadis cantik.
"Ohh udah dateng sini cepet, aku udah laper" Bayu melambaikan tangannya ke arah gadis itu dan mengajaknya makan bersama. Sedangkan Putri dan yang lainnya masih terkejut melihat gadis itu yang langsung masuk ke kelas dan duduk di sebelah Azis.
"Kenapa ? Aku nggak boleh gabung iya?" Tanya gadis itu wajahnya tampak sedih karena orang-orang disana tampak kaget atas kedatangannya
"Oh enggak bukan gitu, cuman aneh aja gitu. Tapi nggak apa-apa kita seneng kok kamu ikut gabung Jeng" Azis yang duduk tepat di sebelahnya menjelaskan takutnya sang gadis merasa tidak enak
"Iya Ajeng kita seneng kok kamu ikut gabung istirahat bareng" Putri pun ikut menimpali ucapan Azis, lalu mereka tertawa garing. Meski canggung tapi mereka berusaha mengakrabkan diri dengan Ajeng. Wajah Eric masih belum terkontrol dengan mata yang terus melirik ke arah Ajeng, sepertinya Ajengpun menyadarinya tapi dia pura-pura tak melihat. Rizal yang biasanya berisikpun hari ini dia tampak tidak terlalu banyak bicara. Walau mereka tetap masih saling bercanda dan mengobrol tetap saja rasanya masih canggung. Dan juga terlihat pemandangan yang tak terduga, Putri dan teman-temannya kira Ajeng bakal beramah tamah kepada Bayu tapi ternyata....
********