Suara ribut yang di buat Nesya membuat Bayu dan Rizal menoleh ke arah mereka. Senyuman jahil Bayu berubah, wajahnya menjadi datar namun terlihat matanya mengatakan dia sangat penasaran tentang hal yang Nesya ributkan.
"Ihh jangan berisik malu tahu" Putri menutup mulut Nesya dengan sebelah tangannya dan yang sebelahnya lagi mengisyaratkan Nesya agar tenang. Terlihat wajah-wajah penasaran dari Gea dan Tiara menunggu klarifikasi Putri.
"Kak Aldo cuma nyapa aja lewat chat terus aku jawab seperlunya" jawab Putri sambil menundukan wajahnya takut temannya marah dan benar saja
"Kamu jawab biasa aja? Kalo aku udah heboh dia udah males ngechat juga aku bakal teror" Nesya malah semangat menceritakan khayalannya
"Kak Aldo yang kelas 12 itu? Yang atlit bulu tangkis? Yang masuk atlet nasional?" Pertanyaan Tiara yang bertubi-tubi hanya di balas anggukan oleh Putri
"Wahh ini sih jelas dia suka sama kamu Putt" Gea yang melihat pesan chat yang dikirimkan Kak Aldo di ponsel milik Putri
"Ini dia beberapa kali nelpon terus kamu nggak angkat? Terus ini? Wahh kamu beneran deh Putt ngebales chat sampe gini ?" Nesya yang ikut melihat ponsel Putri merasa heran kenapa Putri yang membalas chat orang ganteng dan salah satu cowok paling di sukai di sekolah dengan sikap dinginnya.
"Iya emang aku harus jawab apa? Aku bales seperlunya aja" jawab Putri lalu mengambil ponselnya yang di kerubuti teman-temannya. Dengan wajah tidak puas Gea berniat memberi saran tapi belum juga bicara guru jam pelajaran pertama masuk, membuatnya harus mengurungkan niatnya.
---------------
Seperti biasa saat jam istiraha tiba para cowok pindah tempat duduk ke depan dan sebelah Putri. Yang di maksud para cowok adalah Bayu, Rizal, Eric dan Azis. Tapi saat mereka mendekat dan berniat menggantikan posisi para gadis yang selalu bersama Putri tiba-tiba saja mereka tertawa saat melihat Eric dan Rizal mendekat ke kursi mereka.
"Udah-udah jangan di bahas lagi sana cepet pergi ke kantin nanti abis makanan nya"
Dengan wajah kesal Rizal mengusir mereka agar lekas pergi ke kantin
"Iya sana cepet pergi aku laper nih, awas minggir" Eric yang kesal karena sudah di ejek sedari pagi ikut mengusir mereka sambil mengibaskan tangannya mengisyaratkan untuk pergi
"Iya kita pergi kok, kalian yang romantis makannya terus di upload di sosmed bukan di grup chat" Nesya malah semakin mengejek Rizal dan Eric. Rizal yang sudah kesal sedari tadi langsung menarik kursi yang di duduki Gea membuat Gea kaget tapi juga tak berhenti tertawa. Akhirnya Gea, Tiara, dan Nesya pergi ke kantin karena sudah puas meledeki mereka dari pagi
"Ahh ini si Bayu sama si Azis kabur lagi" Rizal menggerutu karena sedari tadi dia ingin melapiaskan rasa marahnya pada Bayu dan Azis yang sudah membuatnya malu
"Si Azis kan ada rapat kalo si Bayu masih di gangguin sama si Ajeng" jawab Eric yang juga tampak kesal. Putri yang melihat mereka berdua menggerutu karena kesal bukannya khawatir atau menenangkan malah tetap mentertawakan mereka.
"Udah kan aku bilang udah jangan ketawa terus" Rizal menghentakan meja karena merasa kesal
"Iya maaf, habisnya lucu aja liat kalian di grup chat" jawab Putri sambil menahan tawanya
"Tahu gini jam 2 pagi juga harusnya aku pulang aja jangan nginep di si Bayu" Eric ngedumel sambil mengunyah makanan yang dia bawa
"Iya bener, padahal aku tuh khawatir sama si Bayu karena di cariin si Alex" seketika Rizal menyadari perkataannya yang menyangkut nama Alex, Eric dan Rizal saling bertukar pandang. Terlihat wajah Rizal yang langsung kaget karena ucpannya sendiri
"Oh si Alex yang waktu SMP selalu bareng kalian? Pantesan aku kayak liat dia waktu itu depan gerbang sekolah" Putri yang tak tahu masalah antara Alex dan teman-temannya hanya santai menanggapi ucapan Rizal
"Iyah ...bener... kamu masih inget rupanya hahaha" Jawab Rizal gagap sambil tertawa garing
"Si Alex itu aneh tahu, dia pernah bilang kalo dia suka sama aku" jawaban Putri ini membuat Rizal dan Eric membesarkan mata nya Rizal yang baru saja menyantap makanannya sampai tersedak
"Masa ? Dia pernah nembak kamu?" Tanya Eric penasaran dan memberi Rizal minum
"Bukannya nembak, dia cuman bilang suka terus juga makasih atas bantuan nggak di sengajanya, gitu katanya"jawaban Putri yang ini membuat mereka tersadar. Mereka tahu apa maksud Alex bilang suka pada Putri. Karena secara tidak langsung Putri mengubah pola pikir mereka sehingga mereka meninggalkan markas dan juga membuang uang hasil kerja mereka pada Alex.
"Terus kamu jawab apa ?"tanya Rizal yang akhirnya tenang setelah minum sebotol air mineral
"Aku nggak jawab apa-apa, langsung pergi aja. Lagian aku tahu dia itu orang nggak bener dari pada nanti urusannya jadi panjang mendingan nggak usah di tanggapi sekalia" jawab Putri santai sambil terus memakan bekalnya. Jawaban Putri membuat tenang sekaligus heran padanya bagaimana bisa dia mengabaikan orang yang sedang mengutarakan perasaan padanya. Sehingga Eric dan Rizal cuman melongo dan memilih kembali makan lalu tidak menanyakannya lebih lanjut takutnya mereka salah ngomong lagi.
----------------
Ramainya sorak sorai di pinggir lapangan para gadis menyemangati para pemain basket yang sedang bertanding. Teriakan mereka menjadi sangat kencang ketika sang bintang lapangan mencetak angka
"Wahhh..... Aldo ....Aldo.....!!!!"
Suara mereka di pinggir lapangan sangat berisik, membuat seorang pria muda yang sedang makan di taman dekat lapangan basket kaget hingga tersedak.
"Minum ini cepet Bay..." seorang wanita muda yang sedang makan bersamanya memberikan air minum pada Bayu si pria muda. Bayu mengambil air minum tersebut dan menghebuskan nafas lega saat makanan yang tersangkut di tenggorokannya hilang
"Itu siapa sih Jeng yang lagi main ? Emang mereka nggak pada laper apa ?" Bayu sedikit kesal karena akibat pemain basket itu dia menjadi tersedak
"Itu kak Aldo yang atlit bulu tangkis tapi kayaknya lagi gabut dia, makannya main basket" gadis muda yang tak lain adalah Ajeng menjawab pertanyaan Bayu sambil tertawa kecil
"Oh kak Aldo yang terkenal itu bukannya sekarang dia kelas 12 iya? Bukannya rajin belajar malah cari perhatian" jawab Bayu sinis mengingat kak Aldo sering mengirim pesan chat pada Putri
"Iya emang kalo kelas 12 harus terus-terusan belajar ? Kan mereka juga pengen main biar nggak stress, kamu juga kan gitu makannya kamu jadi juara umum. Belajar perlu tapi main juga perlu" Ajeng menjawab Bayu yang ngedumel soal kak Aldo. Bayu yang menyadari dia sudah berbicara keterlaluan mengangguk membenarkan jawaban Ajeng. Akhirnya mereka menyelesaikan makan siang mereka, kemudian mereka mulai berbincang sambil menunggu waktu istirahat berakhir. Di tengah perbincangan Ajeng bertanya pada Bayu
"Kamu nggak apa-apa makan siang bareng aku terus ? Temen-temen kamu nggak nanyain ?" Tanya Ajeng
"Kan kamu yang ngajak ? Ya udah besok makan siangnya bareng sama temen-temen aku aja gimana ?" Ajakan Bayu tersebut di jawab agak lama oleh Ajeng dia terlihat berpikir cukup lama. Namun akhirnya dia menyetujuinya untuk makan siang bersama teman-teman Bayu. Bel masuk berbunyi perlahan lapangan tadi yang di penuhi gadis-gadis menjadi sepi karena di tinggalkan, begitu juga dengan para pemain yang terlihat meninggalkan lapangan. Bayu berjalan masuk ke kelas dan memperhatikan rivalnya yang tak lain adalah kak Aldo. Dia memperhatikan sampai-sampai kak Aldo melirik ke arahnya karena menyadari ada yang memperhatikannya dari jauh tapi Bayu sudah keburu masuk kelas jadi kak Aldo tidak tahu siapa yang memperhatikannya. Tak lama setelah Bayu masuk guru jam pelajaran ke 3 pun memasuki kelas dan memulai pelajarannya.
------------------------
Akhirnya jam pulang tiba para siswa yang mengikuti ekskul tidak langsung pulang mereka harus berlatih untuk pertandingan. Karena sekarang bulan Agustus mereka ikut memeriahkan acara dengan mengikuti pertandingan kecil-kecilan. Azis yang sudah disibukan sejak pagi dengan rapat Osis pulang sekolahpun harus rapat lagi untuk menyusun acara. Bukannya hanya Azis tapi Eric, Bayu dan Rizal pun tidak pulang mereka harus berlatih di ekskul mereka masing-masing.
"Aduh bapak-bapak keliatannya sibuk iya kita tim hore permisi pulang dulu iya" Gea meledeki temannya yang sedang bersiap-siap untuk kumpul di temapat ekskul mereka masing-masing
"Ahh sekarang aja kamu tenang, nanti pas rapat kelas bareng wali kelas tahu nya di suruh ikut lomba" jawab Rizal menjawab ledekan Gea, baru saja Gea hendak membalas Rizal tapi Putri menyela mereka
"Aku duluan iya, by the way aku juga sibuk tahu" ucap Putri menepuk bahu Rizal sambil senyum yang terlihat meledek Rizal
"Iya sana pulang aja jangan lupa makan" Rizal menjawab dengan kesal dan sedikit berteriak dan Putri hanya berlalu sambil melambaikan tangannya. Melihat Putri pulang Gea, Nesya dan Tiara juga ikut pulang tak lupa saat akan pulang mereka menepuk bahu Rizal dan Eric yang tampak kesal
"Semangat iya jangan lupa makan" begitu kata mereka menirukan Putri. Eric hanya bisa meratapi nasibnya yang belum bisa pulang. Tapi Bayu terlihat sangat bersemangat untuk latihan wajahnya penuh dengan senyuman yang cerah yang menyilaukan mata, membuat Eric dan Rizal malah semakin malas pergi berlatih
"Ayo dong semangat !!!" Bayu menepuk punggung teman-temannya terus mengepalkan tangannya memberi tanda semangat
"Wahh bener emang kamu nggak normal iya? Enggak liat apa di luar panas ?" Rizal menunjuk ke arah lapangan yang terik
"Iya nggak apa-apa itu kan lapangan basket kita kan latihan di lapangan futsal ada atapnya jadi nggak panas" jawab Bayu seraya melangkah dengan gagah meninggalkan kelas
"Kadang dia bisa bego juga iya? Lapangan futsal sekolah kita atapnya kan pake asbes jadi panasnya bakalan double, dia malah girang" Eric merasa heran dengan temannya itu
"Iya udah gimana dia aja lagian kita nggak punya pilihan" Rizal menepuk bahu Eric dan mengisyaratkan untuk segera pergi. Rizal pergi ke lapangan futsal sedang Eric pergi ke ruang latihan taekwondo. Seperti perkiraan Rizal lapangan futsal panasnya bukan main dari pada lapangan ini lebih terasa seperti di dalam oven. Berbeda dengan Rizal yang mengeluhkan keadaan Bayu malah sudah melakukan pemanasan dengan berlari-lari kecil sambil melakukan peregangan. Melihat para pemain sudah berkumpul semua Pak Saprudin selaku pelatih memerintahkan semua pemain untuk berkumpul dengan membunyikan pelutinya dan karena sudah sering berlatih para pemain langsung berkumpul mendekat ke arah Pak Saprudin. Setelah memberi salam pada para pemain Pak Saprudin memberi pengumuman yang mebuat para pemain terlihat saling bertukar pandang seperti memberikan isyarat dan hanya mereka yang tahu.
*********