Chereads / TRIGONOMETRI / Chapter 3 - Part 1

Chapter 3 - Part 1

Suasana di Bimasakti International High School (BIHS) saat ini sudah di padati oleh banyak murid. Bahkan gerbang untuk masuk ke dalam sekolah juga terlihat padat. Tidak heran karena banyak dari siswa/siswi disana yang orang tuanya memiliki banyak uang. Mengingat uang sekolah di Bimasakti International High School yang selangit dan pembayarannya pun menggunakan mata uang dollar.

Parkiran sekolah yang luas memamerkan jejeran mobil-mobil mewah dan motor-motor mahal. Parkiran sekolah di BIHS jadi terlihat seperti pameran mobil dan motor di sebuah festival, bukannya area parkir di sekolahan.

"Buku?"

"Udah."

"Laptop?"

"Udah."

"Kotak pensil?"

"Udah."

"Tas?"

"Astaga! Gue mau sekolah enggak mungkin kelupaan sama tas."

"Siapa tahu, kan? Lo tuh anaknya kalau sekolah kayak mau ke mall. Cuman dompet yang di bawa!"

"Iya deh iya. Udah bisa turun sekarang?" Tanya seorang siswa yang duduk di belakang kemudi.

"Tunggu! Penampilan gue gimana?" Tanyanya sambil merapikan rambut indahnya yang panjang.

"Jelek!"

"Vertur! Kualat lo sama kakak sendiri!" Ketus Caramel yang dibuat kesal.

"Iya, cantik. Udahkan? Gue mau ke kelas ini." Jawabnya cepat.

"Ih tunggu! Inikan hari pertama kita sekolah disini. Entar kalau gue di gangguin gimana?" Tanyanya takut.

Vertur menghelakan napasnya kasar. "Ada gue. Enggak usah takut."

"Terus kalau gue di bully gimana?"

"Yang ada elo yang ngebully orang kak!" Celetuk Vertur terdengar kesal.

Sepertinya Caramel mulai menguji kesabaran Vertur.

"Terus-terus, kalau gue enggak suka sekolah disini gimana?"

Vertur melayangkan tatapan tidak sukanya. "Enggak ada ya. Cukup gue pindah sekolah karena lo yang putus cinta di sekolah lama. Kalau lo minta pindah lagi, jangan panggil gue adek lo kak!" Tegas Vertur yang mulai tidak sabaran.

"Tapi--"

"Ayo keluar!" Ajak Vertur yang langsung dituruti Caramel.

Jepret!

Caramel tersentak terkejut kala banyak kamera dan pasang mata yang memotretnya. Mungkin kabar adanya murid baru sudah tersebar ke seluruh penjuru sekolah. Ditambah lagi Caramel merupakan cucu dari teman dekat pemilik sekolah ini dan bahkan orang tuanya Caramel merupakan donatur terbesar di BIHS, jadi tidak heran lagi jika banyak yang ingin mengetahui wajah-wajah baru dari sekolahan mereka sekarang.

Melihat keterdiaman Caramel, Vertur langsung menghampiri kakaknya yang manja itu dan langsung menariknya ke dalam dekapannya. Melihat hal itu, banyak siswi perempuan yang menjerit histeris. Iri melihat kedekatan keduanya dan akan dipastikan kabar bahwa siswi baru dan siswa baru di BIHS akan menyebar dengan sangat cepat. Apalagi mereka langsung di nobatkan menjadi goals friendship oleh seluruh penghuni sekolah.

"Kita dikira pacaran!" Bisik Caramel sambil sedikit berjinjit.

"Emang benar, kan?"

"Gue enggak mau punya pacar kayak lo!" Tolak Caramel.

"Lo pikir gue mau?!" Balas Vertur tak mau kalah.

"Eh, Tur lihat!" Tunjuk Caramel pada segerombolan murid lainnya.

Kini di tengah-tengah koridor terdapat dua gerombolan murid yang berbeda. Yang satunya terdapat 3 siswa ganteng yang mendominasi murid lainnya dan yang satunya lagi terdapat dua pasang murid yang mendominasi.

"Gila ganteng banget Tur!" Pekik Caramel tak sadar.

Vertur menggelengkan kepalanya melihat tingkah kakaknya itu.

"Jadi kalian yang buat heboh sekolahan?" Tanya salah satu ketiganya.

"Biasa aja enggak sih Lak?" Senggol Cakrawala yang berada di sebelah Galaksi.

"Menurut lo?" Tanya Cakrawala kembali menyenggol Antariksa, tapi menggunakan kakinya.

Galaksi menatap manik mata Caramel dalam. Caramel yang ditatap seperti itu menjadi salah tingkah. Ia semakin mengeratkan dekapan Vertur padanya. Vertur menyadari perubahan sikap Caramel. Dengan kepekaan setinggi langit, Vertur membalas tatapan tajam Galaksi dan menempatkan Caramel di balik punggungnya.

"Ada masalah?" Tanyanya tak suka.

Galaksi tersenyum sinis.

"Lo pikir lo seganteng itu?" Kata Vertur meremehkan.

"Abang gue memang ganteng ya!" Bela Cakrawala.

"Ganteng boleh, pengecut jangan." Sarkas Vertur membuat ego Galaksi tergores.

"Gue diam ya." Geramnya tertahan.

Vertur tertawa sinis. "Tatapan lo itu seakan lo mau mempermainkan Caramel, gue tahu." Kata Vertur.

"Lo pikir abang gue level sama pacar lo?!" Cakrawala memajukan langkahnya, merasa tidak senang ada yang mengganggu abangnya.

Sedangkan Antariksa lebih memilih untuk diam. Memperhatikan seorang gadis yang disembunyikan di balik punggung siswa baru itu.

"Lo pikir Caramel mau sama dia?!"

Saat Cakrawala hendak kembali melangkah, Galaksi langsung menariknya mundur. Menggantikan posisi Cakrawala. Kini Galaksi berada tepat di hadapan Vertur.

"Gue diam bukan karena takut."

Vertur menggeram. "Gue banyak bicara bukan karena bacot."

"Woi Anta! Bantuin abang kita!" Teriak Cakrawala yang mulai tersulut emosi.

Antariksa sedikit tersentak, lalu mengikuti langkah Galaksi.

Antariksa mendesah kasar melihat tatapan keduanya yang seakan mengeluarkan leser panas yang akan bisa membolongi tubuh mereka, ingin membunuh satu sama yang lainnya.

"Udah siap kenalannya?" Kata Antariksa yang mengejutkan semua murid yang ada disana.

Vertur tersenyum lebar, sedangkan Galaksi tetap dengan ekspresi datarnya.

"Masih ingat juga ternyata lo sama gue!" Katanya dengan nada ramah.

Cakrawala mengernyitkan dahinya heran. "Tunggu dulu, ini maksudnya apa?" Tanyanya heran.

Antariksa tersenyum ramah dan langsung emberikan sebuah pelukan akrab pada Vertur. "Lama enggak jumpa lo makin sangar aja." Celetuk Antariksa.

"Bodyguard harus gitu."

Galaksi melakukan hal yang baru saja di lakukan Antariksa dan Vertur.

"Lain kali harus lebih mendalami." Katanya yang dibalas tawaan oleh Vertur.

"Jadi penjiwaan gue kurang nih?"

Cakrawala mendorong Galaksi mundur beberapa langkah. "Ada yang bisa jelasin ke gue?"

Galaksi menendang bokong Cakrawala. Tidak terima mendapat dorongan dari anak bontot itu.

"Gue abang lo!"

"Maaf bang, gue masih enggak ngerti ini sebenarnya ada apa."

"Lo lupa sama gue?" Tanya Vertur.

"Enggak usah sok ngartis!"

"Dia Vertur cucunya teman dekat opa yang dulu suka lo jahilin." Jawab Antariksa yang membuat Cakrawala beroh-ria.

"Ohh, lo cucunya teman opa gue?"

Wait.

"Tunggu! Jangan bilang lo yang dulu suka pake topeng kolor?!" Pekiknya antusias yang langsung mendapat hadiah dari Vertur yang menyentil dahi lebar Cakrawala.

"Lo yang pakein bego!" Katanya tak terima dituduh.

Cakrawala meringis kesakitan. "Sakit anjir!"

"Dia Caramel?" Suara Antariksa membuat keduanya terdiam.

Vertur membawa Caramel ke hadapan Antariksa. Caramel mengulurkan tangannya yang langsung di sambar Cakrawala.

"Gue Cakrawala. Panggil sayang aja enggak apa."

"Jangan macam-macam lo!"

"Kok gue enggak tahu mereka?" Bisik Caramel.

Vertur tertawa pelan. "Lo masih di perut mama." Jawabnya.

"Gue kakak lo ya!"

"Lo enggak ikut waktu main ke Amrik sama opa." Jawab Vertur akhirnya.

"Masa sih?"

"Udah lupain aja."

Cakrawala menggeser keberadaan Antariksa, lalu menarik Galaksi mendekat. "Kenalin ini abang gue yang paling ganteng sealam semesta!"

Galaksi terpaksa mengulurkan tangannya. "Galaksi."

Caramel tersenyum penuh. "Caramel."

"Gue doain jodoh lo berdua!" Kata Cakrawala heboh.

"Gak sudi gue!" Sarkas Vertur.

Antariksa yang sama sekali tidak dikenalkan oleh adiknya itu berinisiatif untuk memperkenalkan dirinya sendiri, tapi ketika ia akan memperkenalkan diri Vertur lebih dulu menarik Caramel menjauh.

"Udah dulu perkenalannya. Gue mau ngantar dia ke kelas." Pamit Vertur yang langsung di cegah oleh Cakrawala.

"Yaelah, bang Galak aja yang antar."

"Enggak!" Jawab Galaksi cepat.

"Gue juga enggak mau!" Kata Vertur tidak mau kalah.

"Biarin aja diantar bang Galak. Gue masih ada perlu sama lo."

"Perlu apa?"

"Biar gue aja." Sambar Antariksa yang langsung menarik Caramel mendekat.

Ketiganya terdiam membisu, hingga suara deheman Galaksi membuat mereka tersadar.

"Cara gue yang antar." Tegas Galaksi yang langsung merebut Caramel dari Antariksa, lalu membawanya tanpa berpamitan lagi.

Galaksi banget emang.

"Abang gue tuh!" Kekeh Cakrawala melihat perilaku Galaksi yang dingin, tapi diam-diam perhatian.

Sedangkan Vertur menatap Antariksa penuh selidik.

"Weish, selo Tur. Anta enggak suka kok sama Cara. Cara tuh cocoknya sama bang Galak. Ya enggak?" Goda Cakrawala melihat ketidaksukaan Vertur.

Vertur menghelakan napas kasar. "Awas aja lo pada. Mati lo kalau deketin kakak gue!" Ancam Vertur.

"Siap!"

Setelah pembicaraan yang cukup akrab antara teman lama. Mereka memutuskan untuk membubarkan diri menuju ke kelas masing-masing. Karena disini Vertur merupakan adik kelas dan Trigonometri kakak angkatannya.

"Lo sebenarnya siapa Cara?"

***