"Kalau nanti Cia udah mau liat kamu lagi, walau ada sirat kekecewaan Mamah yakin lama-lama rasa kecewa itu akan hilang. Percaya sayang, hati Cia lembut dia mau memaafkan asal kita sabar. Kita harus yakin suatu saat nanti semua akan berjalan dengan baik. Percaya sama Mamah boy," tutur Arletta. Dia menggenggam erat kedua tangan Putranya menyalurkan rasa hangat dalam dinginnya malam.
Aksa tersenyum kecil seraya berkata, "Aku bakal berusaha, Mah."
"Oke sekarang masuk, ini udah larut jangan terlalu lama di balkon oke," titah Arletta.
"Mamah duluan aja, lagian besok pagi Mamah harus ke rumah sakit bukan?"
"Ya udah, Mamah duluan yah. Good night," Arletta berlalu setelah mengusap pala anaknya lembut. Meninggalkan Aksa yang masih termenung di balkon kamarnya.
Dia menatap langit malam yang memperlihatkan bulan dan satu bintang, ingatnya berputar saat masa di mana dirinya bermain bersama adik kecilnya dulu.