"Kenapa Abang harus pilih si Bela Bela itu sih buat jadi dokter Cia?" seru Kenzo marah. Kini mereka semua terduduk di ruang keluarga dengan keadaan lelah, tentu dengan kostum-kostum aneh yang masih melekat di tubuh masing-masing.
"Dia itu terlalu bebas buat Cia yang polos!" seru Kenzo lagi. Mereka hanya menggelengkan kepala, Lelaki terakhir Maxiem ini apa tidak bisa untuk diam sejenak?
"Pokoknya aku gak mau kalau Bela jadi dokter psikologi Cia!" tekan Kenzo mutlak. Daniel tak menjawab, dia beranjak dari duduknya berjalan menuju tangga kamarnya.
"Kalau begitu kamu aja yang jadi dokter, tapi Abang enggak tanggung jawab kalau terjadi apa-apa," balas Daniel.
Kenzo menganga tak percaya dia menatap Ibunya. " Mah, Mamah harus deng-"
"Diem Kenzo, Mamah cape kalau harus denger kamu protes," potong Arletta cepat dengan mengangkat sebelah tangannya menolak. Dia beralih menatap suaminya yang balas menatapnya. "Tadi dokter Mike bilang apa? Ada perkembangan dari kaki Cia?" tanya Arletta.