Chereads / ALONE WITHOUT PARENTS / Chapter 11 - Kebiasaan Aneska

Chapter 11 - Kebiasaan Aneska

"Ya Tuhan. Pertengkaran apa lagi yang harus aku dengar kali ini? Apa belum cukup Engkau sudah membuat aku muak dengan pertengkaran Mamah dan Ayah? Sekarang aku harus melihat dan mendengar pertengkaran dari keluarga kakak kandungku sendiri," ucap Aneska di dalam hatinya.

Kemudian Aneska pergi ke kamar kak Reza dan kak Vanessa. Aneska kasihan dengan anaknya yang sedang menangis terapi kedua orangtuanya justru malah bertengjar. Aneska teringat ketika dirinya masih kecil dahulu. Ketika dia menangis, tidak ada yang bisa menemaninya. Karena Ayah dan Mamahnya sibuk bertengkar, sedangkan kakaknya juga hanya mengabaikannya begitu saja. Aneska tidak mau jika semua itu terjadi pada keponakannya.

"Sini Cinta sama gua aja," ucap Aneska.

Bahkan ketika Aneska mengambil anaknya, kak Reza dan kak Vanessa masih lanjut bertengkar. Aneska tidak habis pikir dengan kakaknya itu.

"Tuh kan jadi Aneska yang ngurusin Cinta. Seharusnya kamu yang ngurusin anak kamu," bentak kak Reza.

"Kamu juga kan Ayahnya. Gimana si," jawab kak Vanessa.

Sedangkan Aneska sedang berusaha untuk membuat Cinta terduam dari tangisannya. Aneska membuatkan susu untuknya. Dan ketika Cinta di berikan susu, Cinta langsung terdiam. Justru Cinta langsung kembali tertidur. 

"Kan langsung tidur bocahnya juga. Orang cuma haus doang tapi malah di jadiin bahan pertengkaran. Ga habis pikir gua sama mereka berdua," ucap Aneska di dalam hatinya.

Tidak lama kemudian kak Reza keluar dari dalam kamarnya. Dia memutuskan untuk tidur di ruang tamu tanpa bertanya tentang Cinta. Anaknya sendiri. Kak Reza hanya melihatnya saja jika Cinta sudah tertidur, dan dia ikutan tidur juga di atas sofa yang ada di ruang tamu.

"Dasar. Bapak macam apa kak Reza. Mau bikinnya doang, tapi ga mau ngurusnya," ucap Aneska di dalam hatinya.

Akhirnya Aneska memutuskan untuk membawa Cinta ke dalam kamarnya. Karena tidak mungkin Cinta di biarkan tertidur di sofa bersama dengan kak Reza. Dan jika di bawa ke kamar bersama kak Vanessa, Aneska juga tidak yakin jika Cinta nanti yang ada akan menangis kembali. 

*******

Kini Aneska sudah menidurkan Cinta di atas kasurnya. Aneska pun tidur di samping Cinta supaya Cinta tidak jaruh dari tempat tidurnya. Namun Aneska menjadi tidak bisa tidur malam ini. Bukan karena Aneska yang harus menjaga Cinta malam ini, tetapi karena Aneska terus terngiang-ngiang dengan pertengkaran yang terjadi antara kak Reza dan kak Vanessa tadi. Membuat Aneska juga menjadi teringat dnegan pertengkaran antara Ayah dan Mamahnya dahulu. Sewaktu Aneska masih kecil.

"Cinta termasuk masih beruntung. Karena dia masih terlalu kecil sehingga dia ga akan ingat sama pertengkaran antara kedua orangtuanya. Sedangkan gua, gua dulu waktu Ayah dan Mamah sering bertengkar ketika gua umur lima tahun. Masih sangat jelas teringat Ayah dan Mamah bertengkar sampai tampar-tamparan," ucap Aneska di dalam hatinya.

Akhirnya Aneska tidak bisa tertidur malam ini. Dia hanya menjaga Cinta saja. Hingga pagi telah kembali tiba dan Aneska harus segera berangkat ke sekolah.

Kebiasaan Aneska berangkat ke sekolah adalah sangat pagi. Sekitar pukul 5 pagi pasti Aneska sudah berangkat ke sekolahnya. Alasannya sangat sederhana. Karena Aneska menghindari melihat dan mendengar pertengkaran antara kakak kandung dan kakak iparnya. Karena biasanya mereka berdua selalu bertengkar di pagi hari hanya karena kak Reza merasa jika kak Vanessa tidak mengurusinya ketika dia hendak berangkat ke kantor.

Sebelum berangkat ke sekolah, Aneska mengembalikan Cinta kepada kak Vanessa di dalam kamarnya.

Tok... Tok... Tok...

Sebelum masuk ke dalam kamar kak Vanessa, Aneska mengetuk pintu kamarnya terlebih dahulu. Karena Aneska tidak mau membuatnya marah dan justru bertengkar dengannya.

"Masuk."

"Nih, Cinta. Gua mau berangkat ke sekolah dulu."

"Pagi banget. Lu ga masak dulu?"

"Gua mau sarapan di luar aja yoi. Byr."

Kemudian Aneska pergi meninggalkan rumah untuk ke sekolah. Aneska berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Selain karena untuk mengirit uang yang dia punya, Aneska juga lebih suka berjalan kaki. Karena dengan berjalan kaki, Aneska merasa dia banyaj menemukan hal-hal baru yang bisa membuat perasaannya menjadi lebih tenang.

Di jalan biasanya Aneska bertemu dengan beberapa orang yang lebih tidak beruntungnya darinya. Misalnya orang yang tidak bisa sekolah dan harus mencari uang sendiri. Atau orang yang tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap. Membuat Aneska merasa lebih beruntung dari mereka.

******

Aneska menghabiskan waktunya selama 20 menit dengan berjalan kaki untuk sampai ke sekolahnya. Sesampainya di sekolah, Aneska langsung masuk ke dalam sekolahnya. Walaupun sepagi ini belum ada murid yang tiba di sekolah. Paling hanya ada satpam dan office boy saja.

"Pak," sapa Aneska kepada satpam yang ada di sekolahnya.

Aneska itu adalah orang yang sopan. Walaupun kebanyakan dari temannya menganggap jika dia adakah wanita yang barbar, tidak punya malu, dan yang lainnya. Namun bagi orang yang mengenal baik Aneska, pasti mereka menganggap jika Aneska adalah orang yang baik.

"Eh, Neng. Udah nyampe sekolah aja. Belum ada orang di dalam."

"Yoi. Ga apa-apa, Pak. Kalo gitu saya masuk dulu yoi Pak."

"Iya, iya. Silahkan."

Walaupun di dalam sekolahnya belum ada murid sama sekali, tetapi Aneska tetap berani untuk masuk ke dalam kelasnya. Aneska tidak takut dengan apapun. Dengan manusia saja dia tidak takut, apalagi hanya dengan makhluk yang kasat mata.

Kebiasaan Aneska ketika sudah sampai di sekolah adalah Aneska langsung mashk ke dalam kelasnya. Aneska menyusun beberapa kursi di bagian pojok kelasnya. Kemudian Aneska me dengarkan lagu dengan earphone miliknya. Aneska pun tertidur di dalam kelasnya sampai akhirnya nanti bel sekolah berbunyi. Atau ketika ada salah satu temannya yang berani membangunkannya. Biasanya yang berani membangunkan hanya Ken, Rama dan Rio. Teman kelas yang lainnya sudah pasti tidak berani membangunkan Aneska begitu saja.

Tidak lama kemudian Ken, Rama dan Rio tiba di kelasnya juga.

"Itu liat deh. Kebiasaan si Aneska. Kelas berasa punya Nenek moyangnya kali. Tidur di kelas kaya gitu. Haha," ucap Rama sambil menunjuk ke arah Aneska.

"Kita kerjain Aneska yu," ajak Ken.

"Ayo, ayo."

Ketika sahabat Aneska bersepakat untuk menjahili Aneska yang sedang tidur. Namun ketika mereka bertiga hendak menjahili Aneska, tiba-tiba saja ada seseorang yang datang ke kelasnya dan mencari keberadaan Aneska. Mengetahui sahabatnya itu sedang di cari orang, ketiga sahabatnya itu pun ingin tahu apa yang akan di lakukan oleh orang itu kepada Aneska. Karena mereka pastinya ingin menjaga Aneska.

"Permisi. Ada Aneska nya ga?" tanya seorang laki-laki yang beda kelas dengan Aneska bersama dengan beberapa temannya.

-TBC-