"kalo begitu jual mobil Bima."ucap Bima sehingga membuat Ardiansyah dan Sarah kaget akan hal itu.
"hah..., maksudnya jual mobil kamu gitu" tanya Sarah dengan kaget.
"iya buk..., sementara kita bayar uang yang kita pinjam dulu aja. bunganya nanti nyusul." kata Bima memberikan solusi.
"tapikan nak itu mobil kesayangan kamu." kata Ardiansyah yang membuat Bima tersenyum.
"gak papa yah. Bima lebih sayang sama ayah dan ibu. masalah mobil bisa di cari uang untuk belinya." kata Bima dengan di akhiri senyum.
"masyaallah..., makasih ya nak." kata Ardiansyah dan langsung memeluk Bima dengan erat.
"sama-sama yah." jawab Bima dan dia juga membalas pelukan ayahnya itu.
"tapi bagaimana kita bisa membayar bunganya, sedangkan kamu saja gak kerja dan kalo mengharapakan hasil dari restoran itu gak mungkin. untuk makan saja kita harus berkecukupan karena harus membayar gaji kariyawan." kata Sarah sehingga membuat pelukan ayah dan anak itu terlepas.
"masalah itu ibu sama ayah jangan khawatir. Bima akan cari kerja dan do'akan saja semoga Bima bisa mendapatkan pekerjaan dengan cepat." ucap Bima yang berusaha untuk menenangkan ayah dan ibunya.
"Makasih sayang..., makasih karena kamu sudah mau berkorban untuk menyelamatkan ekonomi keluarga kita." ucap Sarah dan langsung memeluk putranya itu.
"sama-sama buk." balas Bima.
setelah itu Bima izin masuk ke kamar, karena Bima ingin mempromosikan mobilnya agar segera terjual.
baru saja beberapa menit Bima memposting mobilnya ternyata sudah ada yang berminat, walaupun hanya dengan harga yang murah tapi mau bagaimana lagi Bima harus segera mendapatkan uang itu biar utang mereka tidak semangkin menumpuk.
saat mobilnya sudah terjual Bima tinggal mempersiapkan berkas untuk dia melamar pekerjaan hari ini.
Bima langsung keluar dari dalam kamarnya dan dia sudah menggunakan kemeja yang rapi serta celana hitam yang juga rapi dan membawa beberapa map berwarna cokelat.
"sayang...,kamu mau kemana." tanya Sarah saat melihat Bima sudah rapi seperti itu.
"Bima ingin melamar pekerjaan buk, sekalian Bima ingin ke bank untuk bayar utang-utang kita." jawab Bima.
"hah...,cepat banget mobilnya terjual sayang." kaget Sarah.
"iya buk..., ternyata keberuntungan berpihak kepada kita." ucap Bima.
"Alhamdulillah..." ucap Sarah.
"ya udah Bima mau berangkat dulu ya, bilang sama ayah kalo Bima cari kerja dan ingin membayar hutang kita ke bank." ucap Bima dan langsung di angguki oleh Sarah.
Bima pun mencium tangan ibunya.
"assalamualaikum..." salam Bima.
"waalaikumussalam..., hati-hati sayang." kata Sarah.
setelah itu Bima langsung keluar dari rumah dan langsung mengendarai mobilnya menuju tempat perjanjian orang yang akan membeli mobilnya.
Bima sangatlah bahagia bahkan dia bersenandung kecil di dalam mobil karena terlalu bahagia. tapi siapa sangka kalo kali ini keberuntungan tidaklah berpihak kepadanya.
karena terlalu bahagia tanpa sadar Bima hampir saja menabrak tukang jualan buah-buahan, karena tidak mau menabrak tukang buah-buahan itu. Bima membanting setir mobilnya ke kanan dan tanpa bisa Bima kendali lagi sehingga mobilnya menabrak tiang listrik.
brak...
mobil Bima menabrak tiang listrik itu, sehingga membuat Bima sedikit terluka di bagian jidatnya dan mobil dia rusak parah sehingga tidak memungkinkan lagi untuk di jual.
"sial...., benar-benar sial. aku harus bagaimana ini, argh...., kenapa sih hari ini sial banget." teriak Bima saat dia sudah keluar dari dalam mobil dan melihat betapa hancurnya keadaan mobilnya itu.
Bima sangatlah pusing dan dia sudah terlanjur bilang kepada orang tuanya kalo dia akan membayar hutang mereka dengan uang hasil jual mobil ini. tapi sekarang bagaimana bisa Bima membayar hutang itu kalo kondisi mobil dia sangatlah hancur sehingga tidak bisa di jual lagi,jika harus memperbaikinya makan akan menghabiskan banyak uang.
Bima langsung menelpon orang yang akan membeli mobilnya,dia menjelaskan apa yang sedang menimpanya sehingga pembeli itu mengerti kondisi Bima. walaupun mobil itu tidak bisa di jual setidaknya orang yang akan membeli mobilnya itu tidak marah dengan Bima.
"aku harus bagaimana ini sekarang." kata Bima yang prustasi.
Bima duduk di pinggiran jalan, meratapi apa yang sedang menimpanya sekarang. sampai akhirnya Bima memutuskan untuk mencari pekerjaan saja dan mobilnya dia meminta untuk di bawa ke bengkel saja,tapi jangan di perbaiki dulu.
untung saja bengkel itu milik Joni jadi dia bisa menumpang kan mobilnya di sana dulu, sampai akhirnya Bima punya uang untuk mengambil mobilnya lagi.
Bima pun mencari pekerjaan dengan jidat yang masih berdarah itu,dia sudah melamar ke berapa tempat tapi tidak satupun yang mau menerima dia bekerja.
Bima susah prustasi bahkan sekarang sudah sangatlah sore dan dia masih saja belum mendapatkan pekerjaan. rasanya Bima ingin berteriak dan memaki dengan kuat-kuat agar semua orang tau masalah yang dia hadapi. tapi itu sangatlah memalukan sehingga membuat Bima hanya bisa menerima nasibnya saja.
"oh tuhan..., kenapa sih hari ini sial banget." teriak Bima ketika dia di jalan yang sepi.
setelah itu Bima memutuskan untuk pulang saja,dia tidak mau kalo orang tuanya khawatir dengan dirinya. jadi Bima memutuskan untuk balik kerumah saja.
sampainya di rumah Bima langsung di sambut oleh malaikat tak bersayap yaitu ibunya, seorang wanita yang selalu sabar menghadapi Bima dan selalu tersenyum ramah kepada semua orang dan yang membuat Bima kagum dengan ibunya yaitu tidak pernah marah dan berkata kasar sedikitpun.
"Bima...,udah pulang kamu nak."tanya Sarah.
"iya buk..." jawab Bima.
"astaghfirullah halazim...,itu jidat kamu kenapa." tanya Sarah yang khawatir.
"gak papa,cuma kejodot dikit. oh iya,Bima mau masuk kamar dulu ya buk. Bima mau bersih-bersih karena tubuh Bima rasanya sudah sangat lengket." kata Bima dengan cepat sehingga membuat Sarah tidak ada kesempatan untuk bertanya banyak kepada anaknya.
"tapi kan..." ucapan Sarah terpotong saat Bima mencium pipinya.
"Bima gak papa...,jangan khawatir. ya udah Bima ke kamar dulu." ucap Bima dan langsung mask kedalam kamarnya.
saat sampai di dalam kamar Bima menghembuskan nafas kasarnya dan dia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur kecilnya itu,saat dia merebahkan dirinya di atas kasur tiba-tiba Bima teringat dengan wanita yang sudah memperkosa dia semalam.
"jangan-jangan aku sial hari ini karena aku ketemu sama wanita itu..." ucap Bima geram saat dia ingat wanita itu sudah mengambil keperjakaannya.
"dasar wanita gila...,gak punya malu dan gak tau diri. tanpa izin dari aku dia sudah mengambil aset berharga aku yang sudah aku jaga dari dulu..." ucap Bima dengan emosi yang menggebu-gebu karena marah dengan Naura.
Bima pun teringat dengan kemeja yang di berikan oleh Naura,dengan cepat Bima mengambilnya di keranjang baju kotor dia. Bima pun merobek-robek kemeja itu karena dia marah dan geram dengan Naura yang telah mengambil keperjakaan dia.
"aku gak akan mengampuni kamu...,kamu harus tanggung jawab atas semuanya wanita gila..." kata Bima dengan merobek-robek kemeja itu.
saat Bima lagi merobek kemeja itu ada sesuatu yang terjatuh sehingga membuat Bima penasaran itu apa,dengan cepat Bima mengambilnya. saat Bima lihat ternyata kartu nama wanita itu.
"Naura Agista Frandika. oh namanya Naura, nama yang Indah tapi tidak seindah sifatnya." ucap Bima.
setelah itu Bima membaca pekerjaan Naura dan betapa kagetnya Bima karena Naura adalah seorang CEO di perusahaan Frandika grup,dimana Frandika grup adalah perusahaan terbesar dan terkenal di Jakarta.
"HAH...,DIA CEO."
bersambung...