"kemana aku harus cari uang sebanyak itu,kalo pun aku kerja gak mungkin ada gaji yang sebesar itu." kata Bima yang sebenarnya pusing bagaimana jalan keluarnya.
"apakah aku minta bantuan sama Joni aja ya..." kata Bima yang teringat dengan sahabatnya itu.
setelah itu Bima langsung bergegas menggunakan pakainya dan setelah itu dia langsung keluar kamar.
saat sampai di ruang keluarga Bima tidak menemukan ayah dan ibunya,Bima pun ke ruang tamu,tapi masih saja tidak ada sampai akhirnya Bima mendengarkan suara dari dapur.
Bima langsung menuju dapur dan ternyata di sana ada ibunya.
"buk...,ayah mana." tanya Bima.
"ada di kamar." jawab Sarah.
"oke..." kata Bima.
setelah itu Bima langsung menuju kamar orang tuanya,saat Bima sampai di depan pintu itu Bima melihat ayahnya yang lagi duduk di atas tempat tidur,Bima bisa melihat ayahnya karena pintu kamar itu tidak di tutup.
"ayah..." panggil Bima sehingga membuat Ardiansyah melihat kearah anaknya itu.
"Bima..." kata Ardiansyah yang di akhiri dengan senyum.
"ayah lagi ngapain." tanya Bima saat dia sudah berada di dekat Ardiansyah.
"lagi liat foto kamu sama kakak mu." kata Ardiansyah yang tersenyum memandang foto itu.
"ayah rindu kak Naya." tanya Bima.
"sangat...,ayah sangat rindu kakak mu Bima." kata Ardiansyah.
"bagaimana kalo kita yang jenguk kakak." kata Bima.
"udah lah...,jangan ganggu kakak mu. biar kita tunggu dia kasih kabar saja." kata Ardiansyah.
"baik lah...,oh iya yah. Bima ingin pinjam mobil ayah." kata Bima.
"oh...,kamu yakin pinjam mobil ayah." tanya Ardiansyah yang merasa ragu dengan Bima.
"emangnya mobil ayah kenapa." tanya Bima bingung.
"mobil ayah kan jelek dan kecil." ucap Ardiansyah.
"ayah...,Bima ini gak gengsian. lagian syukur masih ada mobil. banyak di luar sana ingin membeli mobil dan kita sudah memiliki itu jadi syukuri aja." ucap Bima.
"ayah memang mensyukurinya. hanya saja tadi ayah pikir kamu gengsi." kata Ardiansyah yang tertawa kecil.
"ya udah..., sekarang Bima pinjam dulu ya." kata Bima yang langsung mengambil kunci mobilnya di atas meja dekat tempat tidur ibu dan ayahnya itu.
"emangnya kamu mau kemana." tanya Ardiansyah.
"pergi ke apartemen Joni." kata Bima.
"oh ya udah, hati-hati ya." ucap Ardiansyah.
"siap ayah..." kata Bima.
setelah itu Bima kembali kedapur untuk izin kepada Sarah, selesai minta izin Bima langsung berangkat menggunakan mobil ayahnya untuk menemui Joni.
saat di perjalanan Bima teringat kalo dia lupa membawa handphone sehingga dia tidak bisa mengabari Joni kalo dia mau datang ke apartemen Joni.
"aduh..., lupa bawa handphone lagi. ya udah deh aku langsung ke apartemen nya aja." kata Bima dan langsung mengendarai mobilnya sedikit cepat.
saat sampai di apartemen Joni Bima langsung menekan belnya. karena satu kali tekan saja masih tidak ada reaksi akhirnya Bima menekan bel itu berkali-kali sehingga terdengar suara orang dari dalam.
"iya..., tunggu sebentar. sabar dikit napa." kata orang itu.
tapi suaranya bukanlah suara Joni tapi suara seorang perempuan sehingga membuat Bima heran. saat pintu itu terbuka Bima kaget karena wanita yang ada di dalam apartemennya itu adalah Rani pacarnya.
"Rani..." kaget Bima sehingga membuat Rani juga kaget.
"siapa..." tiba-tiba Joni keluar hanya menggunakan celana pendek di atas lutut tanpa menggunakan baju.
"apa yang kalian lakukan." tanya Bima dengan wajah interogasi.
"Bima...,sejak kapan kamu ada di sini" tanya Joni dengan wajah tanpa dosa.
"itu tidaklah penting, sekarang jawab aku. apa yang kalian lakukan." tanya Bima dengan serius.
"oh...,Rani cari kamu ke sini. terus tadinya dia kehujanan sehingga dia menumpang untuk mengeringkan rambut doang kok di sini." kata Joni dengan wajah polosnya.
"terus kamu kenapa gak menggunakan baju." tanya Bima dengan penuh selidik.
"kamu kan tau,kalo aku emang gak pernah menggunakan baju." kata Joni dengan santai.
"benar apa yang dikatakan Joni itu Rani..." tanya Bima dengan penuh selidik kepada Rani.
"kenapa sih selalu curiga sama aku...,aku itu dari kemarin cari kamu." kata Rani yang malah marah-marah sama Bima.
"kok kamu malah marah sih..." kata Bima yang tidak habis pikir dengan sikap Rani.
"dasar bodoh...,wanita mana yang gak marah saat pacarnya gak ada kabar dari kemarin dan saat bertemu malah di curigai." kata Rani dengan emosi yang meledak.
"ya udah aku minta maaf..." kata Bima dan langsung membawa Rani kedalam dekapannya.
"aku sangat mengkhawatirkan kamu Bima. aku sampai-sampai tidak bisa tidur nyenyak." kata Rani yang membalas pelukan Bima dengan erat.
sedangkan Bima merasa sangatlah bersalah dengan Rani,dia asik-sikan dengan wanita gila itu. bahkan malam itu dia melepaskan keperjakaan dia untuk wanita gila itu,dan di akhiri dengan tidur yang sangatlah nyenyak.
"aku minta maaf...,maaf karena aku gak kasih kabar. karena handphone aku lowbat dan aku menginap di apartemen Joni malam itu." kata Bima sehingga membuat Joni melototkan matanya karena kaget.
"iya kah...,tapi kata Joni." ucapan Sarah langsung di potong oleh Bima.
"oh itu aku meminta Joni untuk merahasiakannya,agar kamu tidak mengamuk-ngamuk kepada Joni." kata Bima berbohong.
"benarkah itu Jon." tanya Rani kepada Joni.
Rani melepaskan pelukan dia dengan Bima saat dia bertanya kepada Joni.
Joni yang tidak bisa berbohong bingung harus bersikap apa sehingga Bima merangkul pundak Joni,agar Joni menganggukkan kepalanya.
"iya..." kata Joni dengan singkat.
"kok kamu bohong sih sama aku..." kata Rani yang kesal dengan Joni.
"aku minta maaf. ini Bima yang suruh." kata Joni yang takut Rani marah.
"kamu juga..., kenapa harus bohong sih." kata Rani yang marah dengan Bima.
"ini hanyalah masalah kecil...,jadi kita sudahi saja masalah ini." kata Bima dengan seenak jidat.
"apa...,gak aku gak akan." ucapan Rani langsung di potong oleh Bima.
"sebagai gantinya kita makan malam,malam ini." kata Bima sehingga membuat Rani diam.
"kamu janji kan..." kata Rani yang langsung di angguki oleh Bima.
"iya aku janji." kata Bima dengan yakin.
"oke...,aku pegang kata-kata kamu." kata Rani.
"ya udah...,mau aku antar pulang gak." tanya Bima.
"gak usah...,aku naik taksi aja. lagian sepertinya kamu ada perlu dengan sahabat kamu itu." kata Rani.
"makasih sayang...,kamu sangatlah pengertian." kata Bima dan kembali memeluk Rani.
"ya udah...,aku pulang dulu ya. bay." ucap Rani.
setelah itu Rani langsung meninggalkan apartemen Joni, sedangkan Joni dia hanya menatap datar kearah Bima.
"kenapa menatap aku seperti itu..." kata Bima dengan tidak suka.
"sejak kapan kamu pandai berbohong." tanya Joni penuh selidik kepada Bima.
"sejak kejadian bodoh itu..." kata Bima yang penuh emosi saat teringat itu.
"kejadian itu..., kejadian apa." tanya Joni penasaran.
"ck...,aku ceritakan di dalam." jawab Bima.
bersambung....