Baru saja Bima ingin melanjutkan perkataannya tiba-tiba Naura langsung menarik kerah kemeja Bima dan.
cup....
satu kecupan mendatar dengan sempurna di bibir Bima. Bima yang kaget hanya bisa diam dan melototkan matanya, karena kaget bibirnya di kecup secara tiba-tiba.
"berhentilah berteriak seperti itu." kata Naura dengan lembut.
jarak di antara mereka hanya tinggal satu centi saja, sehingga kembali membuat Bima diam membeku tanpa pergerakan sedikit pun.
sedangkan Naura dia suka dan nyaman dekat-dekat dengan Bima seperti ini, tapi karena Bima mematung dan menahan napasnya juga,jadi Naura memilih untuk menjauhkan dirinya dari Bima.
setelah Naura menjauh dari Bima, Bima pun langsung membuang napasnya dengan kasar.
"sekarang kita ke kantor." perintah Naura.
Bima melihat ke arah Naura,tapi tidak ada niatan untuk Bima melajukan mobil itu.
"Bima...,kamu dengerin gak sih apa yang saya katakan." kesal Naura.
Bima kembali melihat kearah Naura. baru saja Naura ingin mengatakan sesuatu,Bima langsung keluar dari dalam mobil.
"heh...,ngapain sih." teriak Naura.
Bima tidak menghiraukan teriakan Naura. Bima terus saja berjalan ke depan untuk mencari taksi.
"sial itu anak maunya apa sih." marah Naura.
Naura pun langsung mengambil alih kemudi untuk bisa menyusul Bima. saat sudah sampai di samping Bima, Naura langsung turun dari mobil.
" kamu mau kemana." tanya Naura dengan lembut.
Bima tidak menjawab,dia menghiraukan Naura yang sedang memegang tangannya itu.
"Bim...,kita harus balik kantor." kata Naura.
Bima masih saja diam,dia melepaskan genggaman tangan Naura terhadap tangannya.
"Bima..." panggil Naura.
Bima langsung memberhentikan taksi,dia pun langsung menaiki taksi itu tanpa menghiraukan Naura yang terus saja memanggilnya.
sedangkan Naura dia sudah sangatlah kesal dengan Bima yang terang-terangan menolaknya.
"kamu tunggu pembalasan ku,akan aku pastikan kamu tidak akan pernah berani lagi untuk menolak apa yang aku inginkan." ucap Naura dengan amarah yang membara.
Bima tidak langsung pulang, karena jam kerja dia belum habis dan ini adalah hari pertama dia kerja. jadi tidak mungkin Bima akan mengecewakan atasan dia.
walaupun kenyataannya dia membuat atasannya marah besar.
"maaf pak..., tujuannya kemana." tanya supir taksi itu.
"perusahaan Frandika grup." jawab Bima.
supir taksi itu menganggukkan kepalanya, lalu langsung membawa Bima ketempat yang dia tuju.
sedangkan Naura,dia langsung mengendarai mobilnya dengan cepat ke kantor. untuk melampiaskan amarahnya kepada salah satu kariyawan laki-laki yang dia inginkan.
sampainya di kantor, Naura kaget karena dia melihat Bima yang baru saja turun dari taksi, sehingga membuat Naura tersenyum penuh arti.
"tidak perlu kariyawan lain,yang di tuju ternyata masih balik." kata Naura dengan senyum bak iblis.
Naura pun langsung menghampiri Bima dan dia langsung menarik tangan Bima.
Bima yang kaget langsung menepis tangan Naura sehingga membuat semua kariyawan yang melihat itu langsung melototkan matanya.
"berani sekali dia." ujar salah satu kariyawan yang melihat itu.
"pergi semua..." perintah Naura.
semua kariyawan yang melihat itu langsung bubar dari sana.
"ada apa..." tanya Bima dengan dingin.
"ikut saya..." tegas Naura.
Bima diam,tapi Naura tidak perduli akan hal itu. dia terus saja menyeret tangan Bima ke dalam ruangannya.
saat sudah sampai di dalam ruangan Naura. Naura langsung mengunci ruangannya sehingga membuat Bima melototkan matanya.
"apa-apaan kamu." kata Bima yang kaget dengan Naura lakukan.
"kamu membuat aku murka bodoh..." jujur Naura.
Naura langsung mendorong tubuh Bima sampai terbentur dengan dinding.
"brengsek..." ujar Bima.
PLAK...
satu tamparan mendarat di pipi kanan Bima sehingga mengeluarkan darah. Bima kaget bukan main,tapi Naura tidak membiarkan Bima untuk mengoceh.
karena Naura langsung mencium dan menghisap sudut bibir Bima yang mengeluarkan darah itu.
perih tapi nikmat, itulah yang di rasakan oleh Bima. walaupun perih tapi ciuman Naura bisa membuat Bima merasakan kenikmatan tersendiri.
sedangkan Naura dia sudah tidak bisa lagi menahannya,dia sudah menginginkan Bima sekarang juga.
rasanya terlalu lama jika harus menunggu malam ini,jadi lebih baik Naura lakukan saja di dalam ruangannya.
Bima berusaha mendorong Naura,tapi bukan Naura namanya jika tidak bisa mendapat apa yang dia inginkan.
Naura mengalungkan tangannya di leher Bima dengan kuat, bahkan dia berusaha untuk bergantung di tubuh Bima.
dengan meletakkan kakinya di pinggang Bima,mau tidak mau Bima harus menggendong Naura karena takut Naura jatuh.
sedangkan Naura tersenyum dengan penuh kebahagiaan. tidak cukup dengan bibir Bima, Naura langsung mengalihkan ciumannya ke leher Bima sehingga membuat Bima mengerang kenikmatan.
"argh..." satu erangan nikmat keluar dari bibir Bima.
"good sayang." kata Naura di sela-sela kegiatannya.
Bima tidak bisa mengendalikan nafsunya sehingga membuat dia menikmati setiap apa yang di lakukan oleh Naura,Bima juga membalas setiap sentuhan Naura kepada dirinya.
sedangkan Naura dia sudah tidak sabar lagi untuk mengulang kejadian waktu malam itu.
Naura langsung membuka jas dan kemeja Bima sehingga membuat Bima melepaskan ciuman mereka secara paksa.
"kenapa..." tanya Naura dengan ngos-ngosan.
"jangan pernah sentuh aku lagi." kata Bima dengan tegas.
Bima juga sudah ngos-ngosan napasnya,apa lagi sekarang nafsu dia masih membara sehingga sulit sekali untuk berbicara tergas seperti barusan.
"gak bisa...,aku sudah bernafsu banget." tolak Naura.
"aku gak perduli." kata Bima dengan cepat.
setelah itu Bima langsung mengancing kembali kemejanya,dan merapikan kemejanya yang sudah begitu kusut itu.
tapi saat Bima lagi jongkok mengambilkan jasnya,tiba Naura langsung membuka bajunya sehingga mengeluarkan buah dada mulus miliknya itu.
ketika Bima berdiri dan berbalik arah betapa kagetnya Bima saat melihat buah dada Naura yang sudah keluar sempurna dari dalam bajunya itu.
"astaga...,tahan Bim." kata Bima dalam hatinya.
"kenapa...,kamu tergoda kan." kata Naura tanpa malu.
setelah itu Naura menggenggam tangan Bima untuk menyalurkan kehangatan agar Bima yakin untuk menyentuhnya.
tapi Bima berusaha untuk tidak tergoda,dia memalingkan wajahnya agar tidak melihat kearah Naura.
Naura kesal karena Bima malah tidak bereaksi apapun, Naura pun langsung meletakkan tangan Bima di buah dadanya dan sedikit menekan tangan Bima sehingga membuat dirinya sendiri mendesah.
"ah...,remas dong Bim." kata Naura di sertai dengan desahan.
Bima masih berusaha untuk tidak tergoda dan dia tetap kekeh untuk melepaskan tangannya dari buah dada Naura itu.
tapi bukan Naura namanya jika membiarkan apa yang dia inginkan lepas begitu saja.
apa lagi sekarang nafsunya sudah sangat besar sehingga membuat dia seperti orang gila yang sudah haus akan seks.
"sial sentuh aku bodoh." bentak Naura.
Bima yang kaget mendengarkan bentakan Naura langsung melihat kearah Naura.
saat Bima melihat Naura, ternyata Naura meneteskan air mata. sepertinya Naura kesakitan sehingga membuat Bima kaget.
"Naura kamu kenapa." tanya Bima dengan cepat.
"sentuh aku bodoh..." kata Naura dengan suara seraknya.
"gak...,aku gak mau." tolak Bima dengan tegas.
"aku udah kesakitan brengsek, sentuh aku." ucap Naura dengan suara pelan.
Naura sudah lemas dia tidak bisa menegaskan kata-kata yang dia ucapkan, bahkan Naura juga sekarang sudah terduduk di lantai.
"apakah kamu sakit..." tanya Bima dengan ragu-ragu.
"iya aku sakit...,aku sakit karena kamu gak sentuh aku tolol." kata Naura dengan cepat.
"apakah sesakit itu." tanya Bima dengan polos.
"apa sih susah sentuh aku hah..." tanya Naura dengan cepat.
belum sempat Bima menjawab, Naura langsung mencium bibir Bima dengan ganas dan dia juga langsung merobek kemeja Bima dengan cepat.
Naura tidak membiarkan Bima protes apa lagi melawan. Naura langsung mendorong tubuh Bima sehingga terbaring di lantai.
"kamu gak mau sentuh aku duluan, maka aku yang akan memulainya." ucap Naura.
Naura sudah begitu bernafsu,dari matanya saja sudah terlihat jelas kalo nafsu Naura sudah sangatlah besar.
"Naura tunggu dulu." usaha Bima menghentikan Naura.
tapi malah Naura memberikan kejutan yang membuat Bima kaget bukan kepalang.
"ah...."