"Naura tunggu dulu." usaha Bima menghentikan Naura.
tapi malah Naura memberikan kejutan yang membuat Bima kaget bukan kepalang.
"ah...." desahan Bima keluar begitu saja saat Naura mengigit telinga nya.
sedangkan Naura dia sedang asik menikmati tubuh Bima,dia juga sedang menyusuri otot-otot perut Bima dengan jari lentik dan kuku panjang nya itu.
"berhenti meraba perut ku." ucap Bima.
Bima langsung menepis tangan Naura dari perutnya.
sedangkan Naura dia tidak peduli bahkan sekarang Naura lagi berusaha untuk membuat Bima terlena dengan permainannya itu,biar dia bisa merasakan kenikmatan yang terjadi malam itu.
Bima terus saja berusaha untuk lepas dari Naura,dia sudah melakukan berbagai cara. bahkan dia juga sudah mendorong Naura dari atas tubuhnya.
tapi Naura ternyata wanita yang kuat sehingga tidak semudah itu di singkirkan dari atas tubuh Bima.
sedangkan Naura dia juga sudah berusaha berbagai cara untuk membuat Bima takluk dan menikmati setiap permainan dia.
tapi pada akhirnya Bima yang pasrah karena Bima tidak bisa lagi menahan nafsu dia dan dia tidak bisa lagi melawan nafsu itu agar mereda.
sekarang Naura lah yang berkuasa dia menikmati tubuh Bima dengan penuh kegembiraan dan dia juga sangatlah puas karena Bima tidak bisa lagi berkutik untuk melawan dia kali ini.
***
setelah selesai dengan pergulatan yang panas itu, Naura langsung menelpon supirnya untuk membelikan baju kemeja untuk Bima.
sedangkan Naura memang ada satu ruangan yang khusus ternyata di dalam ruangan kerja Naura itu.
dimana itu adalah sebuah kamar kecil dengan fasilitas yang lengkap,semua pakaian gantinya Naura ada di sana bahkan di sana juga ada tempat mandi khusus.
bahkan kamar itu juga kedap suara, sehingga sering di buat Naura untuk melakukan hubungan seks di dalamnya.
tapi sayangnya tempat itu sudah tidak pernah lagi Naura gunakan untuk tidur dan bermain seks dengan laki-laki lain.
karena kamar itu khusus untuk Kelvin dan dirinya. sekarang Kelvin sudah tidak bisa di ajak main lagi sama Naura,sudah empat tahun silam Kelvin gila.
Naura merasa sangat terpukul waktu itu sampai akhirnya dia bertemu dengan Dion yang membuat dia bangkit lagi.
sampai akhirnya Naura meluapkan Kelvin, bahkan dia tidak perduli lagi dengan keadaan Kelvin sekarang.
makanya Naura selalu mencari orang untuk menjadi pengganti Kelvin,yang merupakan laki-laki sempurna menurut Naura. Kelvin juga lah yang bisa membuat dia puas walaupun terkadang Kelvin terpaksa melakukannya.
tapi Naura sangatlah puas karena Kelvin laki-laki yang dia inginkan untuk menjadi pemuas nafsunya.
"ini semua gara-gara kamu..." kata Bima.
Naura yang lagi asik melamun di temani dengan rokok itu kaget dengan kedatangan Bima.
Bima yang keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang di lilitkan di pinggang itu membuat nafsu Naura kembali membara.
"jangan memancing ku sayang." ucap Naura dengan senyum bak iblis.
Naura kembali menghisap rokoknya sehingga membuat Bima tidak suka melihatnya.
"dasar wanita gak bener." gerutu Bima.
Bima langsung memalingkan wajahnya dari Naura,Bima lagi mencari handphonenya.
saat sudah menemukannya ternyata di sana tertera nama Rani,yang sudah menelpon dua puluh kali dan tidak satu pun terjawab.
"astaga..., pasti ada hal yang penting." panik Bima.
"kenapa kamu..." tanya Naura.
Naura tau Bima lagi panik karena terlihat dari raut wajahnya,tapi dia tidak tau apa penyebab Bima panik.
"bukan urusan anda." tegas Bima dengan cepat.
"oke..." kata Naura yang tidak mau ambil pusing.
Bima langsung menggunakan celananya dan dia keluar dari kamar itu untuk mengambil jasnya. dia menggunakan jas itu tanpa kemeja sehingga membuat Naura heran.
"mau kemana kamu." tanya Naura dengan cepat.
bukannya menjawab Bima malah menelpon seseorang sehingga membuat Naura kesal dengan Bima yang tidak menanggapi pertanyaan nya barusan.
"hallo sayang...,maaf ya tadi aku ada kerjaan." kata Bima dengan cepat.
sedangkan Naura dia melototkan matanya karena dia kaget dengan apa yang dia dengarkan barusan.
saat Bima sudah selesai telponan, Naura langsung menarik tangan Bima.
Bima yang tangannya di tarik langsung menoleh kearah Naura dan dia menaikkan satu alisnya,tanda dia bertanya ada apa.
"siapa dia." tanya Naura dengan cepat.
"dia pacar aku..., emangnya kenapa." tanya Bima balik.
"PACAR..." kaget Naura.
"ck..., kenapa kalo pacar." kata Bima.
Bima juga langsung menepis tangan Naura sehingga membuat Naura semangkin kesal dengan Bima.
baru saja Naura ingin memarahi Bima,tapi Bima langsung membalikkan badannya dan dia langsung meninggalkan ruangan Naura tanpa pamit sedikit pun.
"beraninya dia." ucap Naura yang tidak habis pikir dengan Bima.
sedangkan Bima dia sudah berada di ruangannya untuk mengambil tasnya dan juga kunci mobil dia.
Bima ingin menyusul Rani yang ada di cafe terdekat dari rumah Rani, karena sepertinya Sarah lagi ada masalah.
sebab waktu Bima telpon Rani,pacarnya itu lagi menangis. jadi Bima langsung mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai di cafe tempat Rani berada.
saat sampai di cafe itu Bima langsung mencari keberadaan Rani. dia juga menanyakan kepada pelayan ciri-ciri Rani.
saat sudah menemukan Rani, Bima langsung menghampirinya. tapi saat sampai di sana ada mama dan papanya Rani sehingga membuat Bima deg-degan.
"Bima..." teriak Rani.
Rani langsung memeluk Bima dengan erat dan Bima juga membalas pelukan Rani tidak kalah eratnya.
"ck...,sudah jangan banyak drama." kata papa Rani.
papa Rani adalah Ardhi yang merupakan anak CEO perusahaan prima Frandika grup.
artinya perusahaan prima Frandika grup adalah cabang dari perusahaan Frandika grub. jadi wajar saja jika ayah Rani tidak memberikan orang yang di bawah mereka mendekati Rani.
"maaf om..." kata Bima dengan rasa bersalah.
"ayo duduk..." ajak Rani.
Rani langsung menarik tangan Bima untuk duduk di samping dirinya.
"jangan dekat-dekat dengan dia,kamu duduk di sini." kata mamanya Rani.
Mama Rani bernama Meli,yang selalu mengikuti apa yang suaminya inginkan. dia juga seleranya tinggi dan sudah pasti dia tidak akan mengizinkan Rani menikah dengan anak orang yang biasa-biasa saja.
"tapi ma.."
Rani baru saja ingin protes tapi Ardhi langsung memotong ucapan Rani.
"jangan bantah Rani." tegas Ardhi.
Rani pun langsung bangkit dari duduknya dan langsung duduk di antara mama dan papanya.
sedangkan Bima dia duduk sendirian di depan orang tua Rani dan juga Rani.
"maaf sebelumnya om. kenapa ya Rani sampai nangis begitu." tanya Bima dengan hati-hati.
"Rani akan kami nikahkan dengan laki-laki yang lebih baik dan kaya dari kamu." tegas Ardhi.
ucapan Ardhi barusan membuat Bima kaget bukan kepalang, sedangkan Rani dia hanya bisa menangis.
"Mak..,Mak.., maksudnya si jodohin om." tanya Bima dengan terbata-bata untuk memastikan.
"iya...,kami jodohkan dia dengan orang yang baik untuk masa depannya." jawab Meli mamanya Rani.
Bima hanya bisa menatap kearah Rani dan Bima juga tanpa sadar mengeluarkan air matanya.
rasanya Bima tidak akan pernah ikhlas untuk melepaskan Rani yang merupakan kebahagiaan dia dan Rani juga yang menjadi penyemangat hari-harinya.
"aku gak mau di jodohin ma,pa." tolak Rani.
Rani terus saja mengeluarkan air matanya,dia tidak mau di jodohkan dengan orang yang tidak dia cintai.
Rani tidak pernah memandang kekayaan dan dia juga tidak pernah memandang fisik. tapi Rani selalu memandang hatinya dan juga akhlaknya.
"jangan bantah Rani...,ini semua demi kamu. kamu gak akan bisa bahagia menikah dengan laki-laki miskin seperti dia ini." ujar Ardhi kepada putrinya itu.
Bima hanya bisa memandang Rani dengan pikiran yang kacau,Bima juga sudah sangat sakit mendengarkan setiap hinaan yang terlontar dari mulut orang tuanya Rani.
kata-kata laki-laki miskin itu terus saja berputar di dalam kepalanya Bima,mau marah tapi tidak bisa ,mau melawan juga tidak bisa karena itu adalah kenyataannya.
"iya sayang...,kamu gak akan bakal bahagia menikah dengan laki-laki miskin seperti dia." tambah Meli.
"saya akan membahagiakan Rani..."
bersambung....