"iya sayang...,kamu gak akan bakal bahagia menikah dengan laki-laki miskin seperti dia." tambah Meli.
"saya akan membahagiakan Rani..."
ucapan barusan bukan keluar dari mulut Bima,tapi melainkan keluar dari mulut orang lain.
orang yang berada di belakang Bima. Bima langsung melihat kebelakang untuk mengetahui siapa orang yang telah berani ingin membahagiakan Rani.
"Joni..." kaget Bima.
Bima langsung berdiri dari tempat duduknya dan dia langsung memeluk sahabatnya itu.
"ck...,kamu bercanda bukan di tempatnya bro..." kata Bima yang langsung menyenggol lengan Joni.
"gue gak bercanda Bim." kata Joni dengan tegas.
Bima langsung merubah raut wajahnya,dia bingung dan dia juga masih mencerna situasi ini.
rasanya Bima lagi berada di sebuah kelompok yang sedang menentang cintanya dengan Rani.
"nak Joni..., silahkan duduk." ucap Ardhi dengan ramah.
"nah Rani...,ini lah yang akan kami jodohkan dengan kamu. kalian juga sudah saling kenal dan Joni juga sudah sering main kerumah." jelas Meli dengan lembut.
"iya Rani, lagian papanya Joni dan papa itu sudah bersahabat dari dulu. terus Joni ini adalah pewaris tunggal keluarganya,dia orang yang terpandang tidak seperti DIA." tunjuk Ardhi kepada Bima.
"gak pa...,mana mungkin Rani menikah dengan sahabat orang yang Rani cintai." bantah Rani.
sedangkan Bima dia hanya bisa diam dan tidak menyangka dengan Joni yang merupakan sahabatnya,dia sudah menceritakan masalah hubungan dia dengan Rani kepada Joni.
tapi masih saja Joni tidak paham, bukannya membantu, malah dia menusuk dari belakang.
sahabat macam apa itu,dia bilang akan selalu mendukung hubungan Rani dengan Bima. tapi sekarang dia yang telah menjadi penyebab hubungan itu akan kandas.
"apa yang kamu harapkan dari dia Rani...,dia itu anak miskin yang gak akan mampu membiayai kehidupan kamu." kesal Meli.
Rani tidak perduli dengan ucapan mamanya,dia langsung berlari memeluk Bima dengan erat.
seolah-olah Rani takut akan kehilangan Bima,dia tidak bisa bahagia jika tidak bersama Bima.
sudah cukup selama ini Rani mengikuti kemauan orang tuanya,tapi sekarang masalah cinta dia tidak mau lagi di atur-atur.
"Bima adalah sumber kebahagiaan Rani,dia yang selalu buat Rani tersenyum. tanpa bina Rani mungkin gak pernah merasakan bahagia karena selalu di atur sama papa dan Mama." kata Rani dengan tegas.
"Rani...,hey sayang. gak boleh ngomong gitu,kamu lupa mereka adalah orang tua kamu sayang." kata Bima yang langsung menegur Rani.
Bima pun melepaskan pelukan dia dengan Rani. tapi Rani masih bergelayut di tangannya, seakan-akan tidak mau lepas lagi.
"maaf sebelumnya om, Tante. saya emang orang miskin,saya juga tau kalo saya tidak akan pernah sebanding dengan Joni." ucap Bima.
"nah itu kami tau...,jadi menyerah saja lah. relakan Rani buat gue." kata Joni dengan cepat.
"tapi sekarang semua itu akan berubah perlahan-lahan, karena saya sudah bekerja di perusahaan Frandika grup. di mana itu adalah perusahaan yang besar, sehingga perusahaan yang om pegang itu cabang dari perusahaan itu." kata Bima dengan tenang.
Ardhi langsung diam dan dia berpikir sejenak untuk menentukan langkah selanjutnya bagaimana.
"bagaimana pa...,dia sudah bekerja di perusahaan Frandika grup. di perusahaan mas Frandika itu gak gampang loh terima kariyawan laki-laki." bisik Meli kepada Ardhi.
Ardhi hanya diam,dia juga bingung harus menentukan langkah selanjutnya bagaimana,tapi kata istrinya barusan sangatlah benar.
"baik lah...,saya kasih kamu waktu dua bulan untuk membuktikan sama saya kalo kamu layak untuk Rani." kata Ardhi dengan tegas.
"serius pa." tanya Rani untuk memastikan.
"iya" jawab Ardhi.
"Makasih banyak pa, makasih udah kasih Bima waktu untuk membuktikan kalo dia pantas untuk Rani." ucap Rani dengan air mata yang menghiasi wajahnya.
Bima yang melihat air mata itu turun,dengan cepat dia menadahkan tangan untuk menahan air mata itu agar tidak jatuh sampai bawah.
Meli dan Ardhi melihat itu, langsung menatap kagum kearah Bima. karena Bima memperlakukan Rani dengan baik.
sedangkan Joni dia tidak suka dengan apa yang di lakukan oleh Bima terhadap Rani barusan.
"jangan pernah membiarkan air mata ini jatuh ke bawah. cukup sampai di wajah ini saja." ucap Bima dengan lembut.
"terimakasih...,kamu yang selalu menghargai aku dan selalu membuat aku nyaman sehingga rasa cinta ini tidak pernah pudar, bahkan semangkin membesar rasa cintanya." ucap Rani dengan tersipu malu.
Rani pun langsung memeluk Bima dengan erat untuk menyalurkan rasa bahagia yang dia rasakan kepada Bima.
sedangkan Bima dia mencium puncak kepala Rani,itu bentuk bahwa dia juga sangatlah mencintai Rani dan menyalurkan rasa yang luar biasa lewat kecupan di kepala Rani tersebut.
Joni yang semangkin panas hatinya itu langsung keluar dari tempat itu. dia juga tidak pamit terlebih dahulu kepada orang tua Rani.
Joni kesal bukan main karena dia sudah di bohongi oleh orang tuanya Rani, dia merasa kalo orang tua Rani berbohong kepadanya.
Padahal perjodohan itu saja belum di sepakati secara resmi,hanya saja Joni yang sudah berharap banyak.
"ma,pa. Rani boleh gak pergi jalan-jalan sama Bima." tanya Rani.
Ardhi mengangguk-anggukkan kepalanya sedangkan Meli dia tersenyum kepada Rani,yang berarti mereka mengizinkannya.
Bima dan Rani langsung pamit kepada orang tua Rani, setelah itu mereka langsung berangkat untuk jalan-jalan berdua.
***
sekarang mereka sudah sampai di sebuah pantai sehingga membuat Rani bahagia.
dia merasa sangat senang hari ini,dan sekarang Bima sangatlah tepat membawa dia ke tempat yang seperti ini. menggambarkan suasana hati dia yang lagi berbunga-bunga itu.
"sayang..." panggil Rani.
"ada apa." jawab Bima dengan lembut.
Bima dan Rani saling berhadapan dan Bima menggenggam erat tangan Rani,lalu dia menatap mata Rani dengan dalam.
"terimakasih atas semu ini. maaf jika keluarga aku selama ini membuat kamu sakit hati." kata Rani dengan tulus.
"lupakan itu, sebenarnya aku ingin memberikan ini." kata Bima.
Bima pun mengambil sesuatu di saku celana nya dan dia menunjukkan sebuah cincin berlian yang sangatlah indah.
walaupun harganya tidak semahal wanita-wanita lain punya,tapi itu sangatlah berharga bagi Rani.
"sayang...,kamu...,kamu membuat aku menjadi wanita istimewa." ucap Rani dengan air mata berlinang.
"maukah kamu menjadi pendamping seorang Bima Ardiansyah yang biasa-biasa saja ini." ucap Bima dengan serius.
Rani semangkin menangis sehingga dia tidak bisa lagi mengucapakan kata-kata yang dia ingin ucapkan.
Rani langsung memeluk Bima yang lagi jongkok mempersembahkan cincin itu kepada Rani.
"eh sayang...,kok malah nangis begini." tanya Bima yang cemas.
"apakah kamu sakit, atau kamu gak suka dengan yang barusan." tanya Bima dengan khawatir.
Rani langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. setelah itu Rani langsung mencium pipi Bima dengan lembut.
Bima yang mendapatkan ciuman seperti itu langsung menatap Rani dengan serius dan menghapus air mata yang terus mengalir di pipi Rani.
"berhentilah menangis, apakah kamu tidak tertarik untuk menggunakan cincin ini." tanya Bima.
"aku mau...,hiks...,aku merasa wanita yang sangat beruntung. mendapatkan laki-laki yang baik seperti kamu sayang" ucap Rani dengan isakan tangis yang masih setia.
"kalo begitu sini aku pakaikan cincinnya." ucap Bima dengan cepat.
Rani pun langsung menyerahkan tangannya untuk di pakaikan Bima cincin tersebut,dia juga tersenyum bahagia melihat Bima.
saat sudah di pakaikan Rani tersenyum lebar,cincin itu sangatlah manis di pakaikan di cincin Rani.
"sayang ayo berdiri." perintah Bima.
Rani pun langsung berdiri,dan Bima langsung mencium kening Rani.
Rani yang mendapatkan ciuman di keningnya langsung memejamkan mata untuk menikmati khidmatnya ciuman Bima di keningnya.
sehingga sebuah benda kenyal yang menempel di bibirnya, membuat Rani kaget dan langsung membukakan matanya.
ternyata benda kenyal itu adalah bibir hina sehingga membuat Rani melebarkan matanya Karena kaget.
CUP....