Raka terdiam mendengarkan setiap kata yang terdengar di telinganya.
"Kasihan banget dia.. selama ini dia memendam luka yang dia rasakan di dalam keluarganya sendirian.. gue gak menyangka, perempuan yang terlihat tegar kayak dia, justru menyimpan seribu luka menyayat di hatinya selama bertahun-tahun.." gumam Raka.
"Tapi, apa sebenarnya ya yang terjadi? Gue benar-benar gak ngerti deh dengan akar permasalahan di keluarga dia.. kenapa orang tuanya sampai membohongi dia selama bertahun-tahun? Dan dia dibohongi dalam hal apa ya?" Gumam Raka bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
.
.
Elzia lalu pergi ke kamarnya. Vira dan Viko pun mengikutinya.
"Zia.. papa mohon sama kamu.. tolong jangan pergi dari sini nak.. papa mohon sama kamu.." ucap Viko.
Elzia tak mengindahkan ucapan Viko. Ia terus membereskan barang-barangnya dan memasukannya ke dalam tasnya.
"Zia.. jangan pergi nak.. bunda dan papa mohon sama kamu.." ucap Vira.
Setelah mengemas semua barang-barangnya ke dalam tasnya, Elzia langsung membawa tasnya keluar dari kamarnya.
Vira dan Viko terus mengikutinya dan berusaha untuk mencegahnya.
.
.
"Gawat nih.. kalau dia tahu gue ada di sini dan mendengar pertengkaran dia dengan kedua orang tuanya tadi, dia bisa-bisa ngamuk lagi sama gue.. Duhh.. gue harus pura-pura baru datang dan antar surat tilang kendaraan dia.. Huh.." monolog Raka dengan nafas yang naik turun.
Bertepatan dengan Elzia yang baru saja akan keluar rumah, Raka muncul di depan pintu dan mengucapkan salam.
"Assalamualaikum..." ucap Raka dengan wajah tak bersalahnya.
Langkah kaki Elzia terhenti ketika mendapati Raka yang berada di sana.
"Lo?! Ngapain lo ke sini?!" Ucap Elzia marah pada Raka.
"Kamu siapa?" Ucap Viko.
Raka menghela nafasnya. Ia lalu memperkenalkan dirinya pada Viko dan juga Vira.
"Permisi om, tante.. jadi saya adalah Raka.. saya tadi pagi melakukan penilangan terhadap saudari Elzia.. jadi saya ke sini untuk mengantar surat tilangnya karena beliau tidak mau mengambilnya di kantor polisi.." ucap Raka.
"Lo tuh datang di saat yang enggak tepat ya! Kenapa sih lo tuh selalu aja cari masala sama gue?!" Ucap Elzia kesal.
Raka mengabaikan ucapan Elzia. Ia lalu merogoh sakunya dan mengambil dompetnya. Ia lalu segera mengambil STNK milik Elzia beserta surat penilangannya.
"Om, ini surat tilang dan STNK milik anak om.." ucap Raka memberikan STNK dan surat tilang tersebut pada Viko.
Elzia menghentakkan kakinya. Viko lalu menerima surat tilang tersebut.
"Saya anggap masalah ini sudah selesai karena sepertinya pembahasan kita tidak pada waktu yang tepat.. tapi saya harap setelah ini, anak om tidak lagi mengulangi kesalahannya.. kalau begitu saya permisi.." ucap Raka lalu beranjak dari sana.
"Zia.." ucap Viko pada Zia.
"Terserah papa kalau papa mau marah sama aku.. aku udah gak peduli pa.. motor ini juga sudah bukan lagi menjadi urusan aku.. aku permisi.." ucap Elzia lalu pergi dari sana.
"Zia!! Papa mohon jangan pergi nak!!" Teriak Viko.
"Biarkan dia pergi dulu, dia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya.. jika dia ingin, dia pasti akan kembali lagi ke rumah ini.. lagi pula, dia akan pergi ke mana?" Ucap Vira.
.....
Elzia berjalan dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.
'Kenapa mereka tega banget sih sama gue? Pantes aja dari dulu tuh mereka sering banget biarin gue sendirian di rumah dan ternyata karena mereka memang enggak pernah menginginkan kehadiran gue.. kehadiran gue memang tidak pernah dianggap oleh mereka sampai mereka enggak pernah peduli sama gue setelah mereka memiliki keluarga baru yang benar-benar mereka inginkan..' ucap Elzia di dalam hatinya.
.....
Raka merasa kasihan pada Elzia. Bagaimana pun ia tidak bisa membiarkan seorang perempuan yang sedang dalam perasaan kecewa pergi tanpa arah dan tujuan yang jelas di waktu petang seperti ini.
"Kasihan juga tuh bocah ya.. ini udah mau maghrib juga.. gimana kalau sampai terjadi sesuatu sama dia ketika di jalan nanti? Kan bahaya.. gue harus ikutin dia terus deh.." gumam Raka lalu mengemudikan motornya dengan pelan seraya mengikuti Elzia dari belakang.
...
Roy baru saja pulang dari urusannya dengan seseorang di seberang telepon tadi. Ia memasuki kamarnya dan menghempaskan tubuhnya di kasurnya.
"Huh.. capek banget gue.. punya abang selalu aja ngerepotin adiknya.. rese banget emang.." gerutu Roy.
Roy lalu melirik jam yang melingkar di tangannya.
"Udah mau maghrib kok si perusuh kedua belum ada menghubungi gue ya? Tumben banget.." gumam Roy.
Roy lalu bangkit dari posisinya. Ia kemudian duduk di tepi tempat tidurnya.
"Besok dia kan mau pindahan.. masa iya sih dia belum kasih kabar ke gue..?? Tumben banget tuh kutub.. gue tunggu aja deh sampai nanti malam.. ntar kalau belum ada kabar juga, ya udah gue deh yang hubungi.. dari pada ntar besok gue kena semprot sama dia.." monolog Roy.
.....
Elzia yang merasa dirinya sedang diikuti seseorang pun lantas mengusap air matanya.
'Siapa yang mengikuti gue sih? Ganggu aja..' gerutu Elzia di dalam hatinya.
Elzia lalu menghentikan langkah kakinya secara tiba-tiba dan berbalik badan.
Dep!
Sontak, Raka yang sejak tadi mengikuti dirinya pun langsung mengerem motornya secara tiba-tiba akibat reaksi Elzia.
'Mati gue ketahuan!' Umpat Raka di dalam hatinya.
Raka langsung bingung harus berbuat apa. Ia berpura-pura tidak melihat ke arah Elzia.
Elzia dengan kesa lalu melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah Raka.
"Lo ngikutin gue ya?!" Ucap Elzia kesal.
"Dihh.. siapa juga yang ngikutin lo? Gak usah kepedean deh lo.." ucap Raka mengelak.
"Gak usah bohong ya lo! Lo kira gue gak tahu apa kalau lo mengikuti gue? Jujur deh lo sama gue!" Ucap Elzia dengan tegas.
"Ngapain coba gue ngikutin cewek judes, jutek, nyinyir kayak lo? Males banget deh gue.. kayak gak ada kerjaan ajaa.." ucap Raka.
"Ya terus ngapain lo dari tadi ada di belakang gue?!" Ucap Elzia.
"Ya terserah gue lah.. ini kan jalan umum.. bukan jalan emak bapak lo.." ucap Raka.
"Lo tuh nyebelin banget ya! Dasar polisi rese!! Lo tahu?" Ucap Elzia yang belum selesai namun langsung disambar oleh Raka.
"Enggak.." ucap Raka enteng seraya menggelengkan kepalanya.
"Ihhh!! Gue tuh belum selesai ngomong!! Nyebelin banget sih lo!" Ucap Elzia kesal.
"Gak pernah belajar tentang etika berbicara ya lo sama orang yang lebih tua apalagi dengan seorang polisi kayak gue? Gak pernah?" Ucap Raka.
"Jangan sembarangan ya lo kalau ngomong! Lo gak tahu apa-apa! Lo gak kenal gue jadi gak usah sok tahu!" Ucap Elzia.
"Justru itu, karena kita gak saling kenal, seharusnya lo bisa bersikap sopan dan santun dong sama gue.. lo jaga image lo di depan orang supaya orang itu punya kesan yang baik pada saat pertama bertemu sama lo.." ucap Raka.
......
Only In Webnovel....
NKN